Categories: Trending

Nasib Mantan Pengasuh Barrack Obama, Tinggal di Pemukiman Kumuh Jakarta

Seperti kita ketahui bersama, Presiden Amerika Serikat Barrack Obama, pernah tinggal di Indonesia. Barry, demikian orang nomor satu di Amerika tersebut disapa, pernah menghabiskan masa kecilnya di Ibukota Jakarta. Pada tahun 1967 hingga 1971, Barry tinggal di kawasan Menteng dengan kedua orang tuanya.

Kala itu, Ann Dunham, ibu dari Barrack Obama menyewa seorang pengasuh untuk menjaga Barry kecil dan saudara-saudaranya. Sang pengasuh itu bernama Evie. Hingga kini, Evie masih tinggal di Jakarta namun dengan nasib yang sama sekali berbeda dan memprihatinkan. Berikut, Boombastis akan membahas sekilas tentang si pengasuh presiden fenomenal tersebut.

1. Tinggal di Rumah Kontrakan Kumuh di Jakarta

Evie tidak menyangka bahwa anak yang dulu diasuhnya akan menjadi presiden dari sebuah negara adidaya. Dulu, Evie dibayar oleh orangtua Obama untuk membantu pekerjaan rumah tangga. Karena pekerjaannya dinilai cukup baik, dia kemudian diberi kepercayaan untuk mengasuh anak-anak di keluarga itu.

Evie di Rumah Kontrakannya (via)Buzzfeed

Ketika lahir, Evie memanglah terlahir sebagai laki-laki. Namun, dia selalu merasa bahwa dirinya adalah perempuan yang terjebak di tubuh yang “kekar”. Siapa sangka, di balik wajahnya yang keibuan, Evie ternyata adalah seorang pria yang menjalani hidup sebagai seorang waria. Kini, setelah berpuluh tahun berlalu dan anak asuhnya menjadi presiden, Evie tinggal di sebuah pemukiman kumuh di Jakarta.

2. Bernama Asli Turdi

Ketika dilahirkan, Evie diberi nama Turdi. Namun, semenjak merasa dirinya adalah perempuan, dia memakai nama Evie. Ketika masih muda, Evie memang cenderung cantik dan mengikuti banyak perlombaan fashion show dan sering memenangkan kompetisi serupa.

Memiliki Nama Asli Turdi (via) Buzzfeed

Namun ini tidak berlangsung lama. Seiring berjalannya waktu, dia semakin dikucilkan karena statusnya sebagai waria yang sudah uzur. Evie juga tidak memiliki sanak saudara yang lain. Evie hanya bisa menerima takdirnya dan hidup secara sederhana.

3. Menjadi Primadona Ketika Muda

Seperti yang ditulis dalam sebuah artikel di situs berbahasa Inggris Buzzfeed, Evie mengalami masa yang cukup gemilang ketika muda. Dia menujukkan fotonya ketika dia muda dulu dan mengikuti sebuah lomba busana.

Menjadi Primadona Ketika Muda (via)Buzzfeed

Dia juga sempat memiliki grup vokal bernama The Fantastic Doll yang diisi oleh tiga waria lainnya. Salah satu personil dari grup vokal tersebut adalah artis Dorce Gamalama, yang ketika itu masih belum melakukan operasi kelamin menjadi wanita.

4. Mengalami Diksriminasi Seperti Waria Lainnya

Seperti waria lainnya, Evie mengalami banyak sekali diskriminasi. Dia dipandang sebelah mata dan dikucilkan oleh warga. Statusnya sebagai mantan Pekerja Seks Komersial juga membuat dia semakin terpojok, seolah dia bukan manusia yang bisa bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.

Mengalami Diskriminasi, Seperti Para Waria Lainnya (via)Buzzfeed

Memang, pada tahun 1978, setelah tidak bekerja lagi untuk keluarga Obama, Evie sempat hidup di jalanan dan menjadi PSK. Menurutnya, menjadi PSK waria tidaklah seperti yang dikira orang-orang. Dunia tersebut penuh dengan persaingan dan bahaya yang senantiasa mengintai nyawa mereka.

5. Hidup Pas-pasan di Pemukiman Padat

Kini, setelah Obama memimpin negara Amerika, Evie harus semakin tersudut dan hidup dalam keadaan yang memprihatinkan. Dia tinggal di sebuah kos-kosan padat di kawasan Jakarta Timur. Evie yang telah merawat Obama selama delapan tahun ini mengaku sudah pasrah akan takdirnya.

Hidup Pas Pasan di Lingkungan Padat (via) Buzzfeed

Dia juga tinggal dengan beberapa waria lainnya yang menyambung hidup dengan cara mengamen. Sementara Evie sendiri mengaku ingin meneruskan hidup dengan cara yang “lurus”. Dia ingin hidup tenang sebagai seorang laki-laki dan dipanggil dengan nama aslinya, “Turdi”.

Tidak ada yang bisa menebak jalan takdir. Siapa sangka, seorang anak kurus yang dulu diasuh oleh Evie ternyata menjadi orang yang dielu-elukan jutaan warganya. Sementara nasib Evie tidak berubah ke arah yang lebih baik.

Semoga kisah Evie menjadi pelajaran kita semua, bahwa kita tidak boleh mendiskriminasi seseorang, betapa kelampun masa lalunya. Seseorang bisa berubah dan kita harus memberi mereka kesempatan. (HLH)

Share
Published by
Centralismo

Recent Posts

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 days ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

4 days ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

7 days ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

1 week ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

2 weeks ago

Mau Blokir Cloudflare dan Larang Thrifting di Medsos, Komdigi Tuai Kritik

Sedang ramai rakyat lawan penguasa dimana salah satunya terjadi di Indonesia. Entah siapa yang salah,…

2 weeks ago