Kasus insiden di Asrama Mahasiswa Papua (AMP) berupa ujaran bernada rasial memang mengejutkan banyak pihak. Bak bola panas yang bergulir, kejadian tersebut dinilai sangat menyinggung masyarakat dari bumi Cendrawasih tersebut. Ya, rasisme memang begitu menakutkan bagi Indonesia yang penduduknya sangat beragam. Di masa lalu, Jenderal Oerip Soemohardjo adalah orang yang tegas dengan masalah tersebut.
Dikenal sebagai pendiri TNI di sekitar tahun 1945, ia juga dikenal sebagai sosok dengan caranya sendiri, melawan politik rasial yang dilakukan oleh kolonialis Belanda. Saat itu, bangsa kulit putih yang menjajah Indonesia memang terlihat sangat superior di banding penduduk lokal yang notabene adalah bumiputera. Praktik berbau rasisme pun seolah dipandang sebagai sesuatu yang sangat biasa untuk dilakukan.
Sebagai Letnan muda di Tentara Kerajaan Hindia Belanda alias Koninklijk Nederlandsch Indische Leger (KNIL), sejak 1914, Oerip Soemohardjo melihat sendiri bagaimana sikap rasis yang ada saat dirinya berdinas di Balikpapan. Di kota tersebut, terdapat kereta api khusus untuk mengangkut pegawai perusahaan minyak dari kota ke pedalaman. Jelas, penumpangnya adalah orang-orang Belanda dari kalangan kulit putih.
Perlawanan lain yang ditunjukkan oleh Letnan Oerip muda juga terjadi di Banjarmasin. Sesuai tradisi, hari kelahiran Ratu Wilhelmina selalu diperingati pada tanggal 31 Agustus harus diperingati oleh pegawai dan tentara Hindia Belanda itu. Tak terkecuali Oerip yang merupakan perwira KNIL. Saat itu, acara kerap dilaksanakan di di tempat ekslusif yang disebut Kamar Bola (disebut juga Societeit), yang hanya bisa dimasuki orang-orang Eropa saja.
BACA JUGA: Mengenang Urip Sumoharjo, Sesepuh Tentara Indonesia yang Mulai Dilupakan
Baik di masa lalu hingga saat ini, rasisme telah menjadi salah satu bentuk diskriminasi yang sering terjadi di Indonesia. Kisah di atas, menjadi bukti bahwa tindakan rasis adalah sebuah bentuk penghinaan terhadap harga diri yang harus dilawan. Terlebih di era Indonesia modern, hal tersebut juga bisa mengancam keutuhan bangsa yang telah susah payah dibangun dengan keragaman etnis dan budayanya.
Kekuatan rakyat dunia maya memang sangat luar biasa. Seperti angin yang berhembus di celah-celah sempit,…
Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…
Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…
Sedang ramai di media sosial dan media massa tentang aksi nekat Biro Pers, Media, dan…
Sudah sembilan bulan berjalan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi mega proyek yang penuh tanda…
Nama Glory Lamria kini menjadi sorotan warganet. Paras cantik diaspora yang tinggal di Amerika Serikat…