Categories: Trending

Menengok Nuansa Lebaran di Jepang yang Mungkin Tak Pernah Kamu Ketahui

Idul Fitri merupakan momen yang ditunggu oleh seluruh muslim di dunia. Di hari raya tersebut, biasanya kita mengisi waktu dengan berkumpul bersama para kerabat, makan sajian enak hingga jalan-jalan dalam rangka liburan. Di negara mayoritas Islam hal ini memang sudah jadi kebiasaan, apalagi di Indonesia.

Nah, jika di Indonesia nuansa lebaran alias idul fitri begitu semarak, kira-kira bagaimana ya dengan negara minoritas muslim. Tentu sangat berbeda walaupun nuansanya tetap terasa. Misalnya di Jepang, di sini kita akan mendapati idul fitri dengan pemandangan yang agak beda. Lalu seperti apa potretnya? Simak ulasannya berikut.

Nggak ada suasana takbiran, petasan dan keriuhan anak-anak dalam menyambut hari raya

Beda negara, beda budaya. Begitu juga perbedaan dalam menyambut idul fitri. Kalau di Indonesia, sehari jelang hari raya, tentu terdengar suara takbir dari penjuru arah. Terlebih, tambahan suara petasan yang dinyalakan oleh anak-anak kecil. Di Jepang? Wah, sama sekali berbeda tentu saja. Salah satu alasannya karena negara tersebut menjunjung tinggi kesunyian.

Muslim di Jepang [image source]
Sesuatu yang menimbulkan suara keras, pasti dilarang. Suara adzan di Jepang juga tak menggunakan toa. Alhasil, suara takbir juga tidak pernah menggema di Negeri Sakura. Cukup di hati saja, ya. Tapi, bagi bagi orang Indonesia yang sedang di Jepang, kemeriahan takbir dari menara-menara pasti jadi hal yang sangat dirindukan.

Nggak bisa dibandingkan dengan di Indonesia

Kalau kamu ingin menikmati idul fitri yang semarak, mudik, dan juga kenikmatan hari libur, ya Indonesia merupakan tempat paling cocok. Sebab, kalau di Jepang kalian nggak bakal menemukan hal itu.

Shalat idul fitri di salah satu masjid Jepang, sampai di teras [image source]
Menurut Widya Sumi, seorang muslim dari Indonesia yang sudah 12 tahun di Hokkaido menjelaskan bahwa Idul Fitri di Jepang tidak bertepatan dengan tanggal merah atau hari libur. So, setiap warga muslim tetap harus menjalankan kegiatan sehari-hari seperti kuliah, bekerja dan sebagainya.

Shalat Id dan maaf-maafan secara sederhana di masjid

Meski hari raya muslim tidak meriah di sana, tapi bukan berarti tidak dirayakan lho. Jadi, muslim di Jepang tetap menjalankan shalat id berjamaah. Setelah shalat id, biasanya masyarakat juga saling bersalam-salaman, saling memaafkan.

Para umat muslim asal berbagai negara yang ada di Jepang maaf-maafannya di masjid [image source]
Namun, waktu yang dilakukan untuk itu tidak begitu lama. Maklum, mereka juga harus memenuhi kewajiban lain seperti kerja dan aktivitas lainnya. Meski demikian, menurut Ahmad Hidayat Setiawan, seorang mahasiswa pascasarjana Forest Engineering di Universitas Kochi, meski perayaan idul fitri di Jepang sangat sepi, namun nuansa kekeluargaan sesama muslim begitu terasa.

Enaknya itu, nggak merasakan kemacetan arus mudik dan arus balik

Selain ketupat dan opor ayam, kemacetan arus mudi dan arus balik merupakan santapan rutin masyarakat Indonesia. Mungkin itu sih dukanya hari raya. Nah, kalau momen nggak enak ini justru nggak bakal dirasakan para muslim di Jepang.

Nggak ada macet arus mudik dan arus balik [image source]
Ya, karena nggak ada tradisi mudik juga sih. Secara hari raya nggak bertepatan dengan hari libur. Beriktikaf di masjid itu cara paling baik untuk merayakan idul fitri. Kalau orang nonmuslim, tentu nggak bakal tahu sedang dirayakan idul fitri, karena rutinitas tetap dilakukan seperti biasa.

Itulah cara Jepang merayakan idul fitri. Ya, meski perayaan hari raya nggak semarak seperti di Indonesia, semoga kebahagiaan juga meliputi hari para saudara sesama muslim di Negeri Sakura ya. Akhir kata, selamat idul fitri buat semua yang merayakan.

 

Share
Published by
Nikmatus Solikha

Recent Posts

Akun IG Cabinet Couture, Soroti Barang Mahal Pejabat

Kekuatan rakyat dunia maya memang sangat luar biasa. Seperti angin yang berhembus di celah-celah sempit,…

2 weeks ago

Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kritik pada Patwal Arogan di Jalan

Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…

2 weeks ago

Musala di Ponpes Ambruk, Timpa Santri yang Habis Salat Asar

Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…

2 weeks ago

Habis Dikritik, BPMI Kembalikan ID Pers Istana Jurnalis CNN yang Tanya Soal MBG

Sedang ramai di media sosial dan media massa tentang aksi nekat Biro Pers, Media, dan…

2 weeks ago

Ribuan Murid Keracunan, MBG Didesak Evaluasi

Sudah sembilan bulan berjalan, program Makan Bergizi Gratis (MBG)  menjadi mega proyek yang penuh tanda…

2 weeks ago

Sosok Glory Lamria, Diaspora yang Disorot Pasca Sambut Prabowo dan Berenang di Hotel Mahal

Nama Glory Lamria kini menjadi sorotan warganet. Paras cantik diaspora yang tinggal di Amerika Serikat…

2 weeks ago