Categories: Trending

Siapa Sangka, 5 Novel Klasik Ini Bisa Mengantarmu Jadi Pemimpin Top Masa Depan

Kalau membicarakan soal buku panduan untuk menjadi pemimpin, umumnya yang tergambar di pikiran kita adalah buku-buku non fiksi atau buku how-to dan self-help. Seperti buku Talent is Overrated, High Output Management, How to win Friends and Influence People, dan semacamnya. Tapi ternyata kita juga bisa belajar soal kepemimpinan dari novel-novel klasik.

Scotty McLennan, dosen ekonomi politik di Stanford Graduate School of Business, mengatakan jika pandangan yang paling penting tentang inti dari kepemimpinan justru berasal dari karya sastra klasik.  Ia memaparkan kalau kita membatasi diri hanya pada buku panduan, biografi, dan studi kasus maka kita akan kehilangan sesuatu yang sangat penting dan besar.

Berbeda dengan buku-buku sastra yang justru akan membantu kita untuk mengakses kehidupan pribadi dan terdalam dari setiap karakter. Sastra dapat menunjukkan realitas yang selama ini tak terjangkau oleh studi kasus dan biografi. Sehingga sangat membantu kita untuk membawa peran kita di lingkungan dengan baik, khususnya dalam soal menjadi pemimpin. Berikut ini ada sejumlah judul novel klasik yang penting banget untuk dibaca jika kamu berniat ingin jadi seorang pemimpin atau pimpinan besar di masa depan.

1. The Great Gatsby oleh F. Scott Fitzgerald

The Great Gatsby yang oleh McLennan disebut buku “Mimpi Amerika” ini menceritakan kisah Jay Gatsby, pemuda yang lahir dari keluarga miskin dan kemudian berjuang untuk meraih kesuksesan serta status sosial yang jauh lebih tinggi. Novel ini mendapat sebutan sebagai salah satu novel terbaik sepanjang masa. Dalam pelajaran literatur Amerika, Novel The Great Gatsby sering jadi bacaan wajib.

The Great Gatsby oleh F. Scott Fitzgerald [ Image Source ]
Menurut McLennan, yang membuat Gatsby jadi sosok luar biasa dan panutan adalah karena idealismenya, mimpi-mimpinya, dan perjuangan hidupnya. Dari sosok Gatsby, kita bisa belajar betapa hidup ini bisa diubah dan bertransformasi. Tentu saja untuk mencapai sebuah kesuksesan besar dan menjadi sosok terpandang itu tak mudah. Novel yang mengangkat latar era tahun 20an ini menampilkan situasi sosial masyarakat saat itu. Meski latarnya sudah berbeda jauh dari zaman sekarang tapi nilai-nilai sosial dan moralnya masih sangat relevan dengan situasi saat ini.

2. Siddhartha oleh Hermann Hesse

Novel karangan Hermann Hesse, peraih nobel sastra tahun 1946 ini mengkisahkan pergulatan batin serta perjalanan Siddhartha dalam memuaskan hasrat spiritualnya. Namun, sosok Siddhartha dalam novel ini bukanlah Siddharta Gautama sang Buddha. Novel ini ditulis sekitar tahun 20an saat hampir seluruh bagian Eropa sedang dilanda kehausan religius. Menurut McLennan, novel ini banyak mengangkat soal cara menjaga keseimbangan hidup dan pekerjaan dengan menjalani hidup yang bermakna.

Siddhartha oleh Hermann Hesse [ Image Source ]
“Dia menjadi pedagang kaya raya yang tadinya tak mengejar kesuksesan secara material semata, selalu fokus untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya terlebih dahulu dan selalu bersikap ramah pada para pemangku kepentingan. Namun, kemudian ia jadi tamak, tak berdaya pada penyakit ingin jadi kaya, dan tak hanya jadi orang buruk tapi juga suka merusak diri sendiri,” ungkap McLennan menggambarkan sosok Siddhartha dalam novel ini.

Sampai akhirnya Siddhartha bisa menemukan pencerahannya. Melalui seorang pengayuh sampan, Siddhartha belajar tentang perenungan melalui air sungai. Pergolakan batin, setiap orang pasti pernah mengalaminya. Dan setiap pemimpin sukses adalah mereka yang berhasil menemukan jawaban dari setiap pergolakan batin yang dirasa.

3. The Stranger (atau The Plague, atau The Fall), oleh Albert Camus

Novel ini mengangkat sebuah topik yang paling mendasar, apa makna hidup kita yang sesungguhnya? Tokoh utama dalam novel ini, Meursault digambarkan sebagai sosok yang terasing dari lingkungannya. Ia juga seseorang yang digambarkan tak punya emosi dan menganggap wajar segala sesuatu yang sudah terjadi. Kisah diawali dengan kabar kematian ibu Meursault yang berada di panti wreda. Kematian sang ibu tak membuat Meursault terlihat sedih atau terpuruk. Ia tetap terlihat tabah dan tenang. Cerita pun bergulir yang kemudian membawa Meursault berada pada situasi di mana hal-hal yang tak berhubungan dengan kasusnya justru memberatkan kasusnya dan mengantarnya pada hukuman mati.

The Stranger (atau The Plague, atau The Fall), oleh Albert Camus [ Image Source ]
The Stranger bisa disebut sebagai novel filsafat yang mengusung tema eksistensi. Ada banyak narasi dan ungkapan yang mendalam yang bisa dijadikan renungan tentang kehidupan dan eksistensi diri. Hanya saja memang kita harus benar-benar bisa merenungi kisahnya dengan tetap berpikiran jernih dan terbuka. Kalau tidak, kita akan kesulitan untuk menangkap makna dan hal-hal tersirat di dalamnya.

4. The Remains of the Day oleh Kazuo Ishiguro

McLennan menyebut novel ini sebagai panduan yang sangat membantu sekalia dalam membedakan budaya barat dan timur. Novel ini menceritakan tentang seorang kepala pelayan bernama Stevens. Ia bekerja di Darlington Hall dengan dedikasi yang sangat tinggi. Namun, dedikasinya yang tinggi pada pekerjaannya membuatnya kehilangan sejumlah hal. Salah satunya adalah mengorbankan seorang wanita bernama Miss Kenton. Sekilas mungkin kisah ini bertema cinta. Tapi lebih dari itu, ada perenungan dalam novel ini.

The Remains of the Day oleh Kazuo Ishiguro [ Image Source ]
Novel ini juga mengangkat topik penting seperti kepemimpinan dan juga etika. Cukup menarik melihat penggambara Stevens perbedaan orang Inggris dan masyarakat Eropa lainnya. Stevens menggambarkan tempatnya bekerja juga cara pandangnya dalam menilai setiap orang yang ditemuinya. Agaknya dari tokoh inilah, kita bisa belajar banyak hal tentang etika dunia kerja yang bisa kita aplikasikan pada situasi dan keadaan kita masing-masing.

5. Death of A Salesman oleh Arthur Miller

Apa istimewanya novel ini? Novel ini disebut sebagai novel pertama yang berhasil memaparkan tragedi besar di Amerika. Mengkisahkan sebuah tragedi sosial yang digambarkan dalam tokoh utamanya, Willy. Willy adalah salah satu kelompok kelas menengah neurotic yang terjebak di sebuah kota besar dengan semua mimpi-mimpi besarnya. Novel ini mengajarkan tentang rasa percaya pada diri sendiri juga lingkungan sekitar.

Death of A Salesman oleh Arthur Miller [ Image Source ]
Cerita dalam novel ini dikemas sangat oke dan berimbang. Alhasil, ketika membacanya kita akan larut dalam cerita yang sangat dramatis, dan tanpa sadar pula bisa menarik pelajaran-pelajaran penting di dalamnya. Novel yang sangat bagus bagi kamu yang ingin menjadi pemimpin yang penuh kepercayaan diri.

Tertarik untuk membaca novel-novel klasik tersebut? Atau mungkin kamu punya referensi novel lain yang pas dibaca untuk jadi bahan penting sebagai seorang pemimpin top masa depan?

Share
Published by
Endah Boom

Recent Posts

Dubai Dihantam Hujan Badai Sebabkan Banjir, Puluhan Nyawa Melayang

Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…

9 hours ago

Seorang Ibu Harus Kehilangan Bayinya karena Dipijat Nenek Buyut Sejak Baru Lahir

Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…

2 days ago

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Usai Pesta Ganja Pakai Modus Baru Rokok Elektrik

Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…

3 days ago

Wah Ratusan KK Warga Desa Wunut Klaten Mendapat THR 400 Ribu dari Pendapatan Desa!

Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…

6 days ago

Idap Anemia Aplastik Sejak Tahun Lalu, Babe Cabita Hembuskan Napas Terakhirnya

Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…

2 weeks ago

Kecelakaan Maut KM 58 Tol Cikampek Sebabkan 12 Orang Meninggal Dunia Seketika

Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…

3 weeks ago