kejawen di Pulau Jawa [image source]
Sadar atau pun tidak sebenarnya anda yang berada di Jawa telah menerapkan apa yang namanya Kejawen. Sejak kecil, apa yang diajarkan orang tua mau pun guru, sedikit banyak juga mengadopsi ajaran dari Kejawen. Lantas Kejawen itu sendiri apa? Apakah semacam agama atau kepercayaan yang ada hubungannya dengan klenik dan perdukunan?
Well, mari kita coba kulik satu per satu apa itu Kejawen, dan seperti apa sistemnya. Semoga setelah membaca ini kita semua bisa paham tentang falsafah-falsafah hidup yang menjadi dasar kehidupan di Jawa. Mari kita bahas bersama-sama!
Kejawen bukanlah sebuah agama. Hal ini perlu kita pahami terlebih dahulu sebelum membahasnya lebih jauh. Kejawen hanyalah sebuah ajaran yang ada jauh sebelum agama monotheis masuk ke Indonesia. Ajaran ini menekankan pada tata krama yang menjadi dasar hubungan antar manusia.
Pengikut Kejawen memiliki misi dalam hidupnya. Misi ini bukanlah sesuatu yang diwajibkan hingga terkesan memberatkan. Misi ini sejatinya bisa dilakukan selaras dengan kehidupan sehari-harinya. Misi itu bertumpu pada menyatukannya manusia pada Tuhan dalam dirinya. Setelah penyatuan ini manusia akan melakukan misi yang salah satunya adalah menjadi rahmat bagi dirinya sendiri. Manusia tidak akan membuat dirinya menjadi hancur karena kelakuannya yang buruk.
Meski menganut Kejawen, semua pengikut dari ajaran ini masih meyakini Tuhan Yang Esa. Artinya tidak ada perubahan dengan keyakinan seseorang. Jika ia seorang Muslim maka ia tetap melakukan ibadahnya sesuai dengan tuntunan yang diajarkan.
Kejawen selalu diidentikkan dengan seni budaya, ritual, dan juga tradisi yang telah mengakar di Indonesia. Seperti seni budaya wayang yang sangat kental dengan unsur Jawa. Selain itu juga ada beberapa ritual seperti ruwatan, dan suran. Tradisi-tradisi seperti slametan, dan bersih desa juga ada hingga sekarang.
Kejawen juga memiliki beberapa hari yang dianggap sakral dan juga penting. Hal ini sama halnya hari besar dalam agama monotheis yang dianut hampir sebagian besar orang Jawa. Hari-hari itu meliputi Suran, Sepasaran, Mantenan, Mangkat, Unggahan (Puasa dan Syawal), dan Hari Raya Kupat. Karena di Jawa telah ada asimilasi dengan Islam maka hari besar seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan Mauludan juga dimasukkan ke daftar hari penting.
Apakah ada hubungannya antara Kejawen dan Klenik? Well, sebenarnya dalam ajaran Kejawen tidak ada yang namanya klenik, mistik, dan perdukunan. Memang dalam beberapa prosesi ada yang namanya keris, mantra, dan bunga. Namun hal itu hanya digunakan sebagai simbol saja. Selebihnya tidak ada.
Itulah beberapa hal yang harus kita ketahui tentang Kejawen. Semoga setelah mengetahuinya kita jadi semakin paham jika ajaran ini bukan untuk keburukan. Bahkan tidak untuk menjerumuskan manusia beragama ke jalan yang sesat. Kejawen justru mengajarkan keselarasan hubungan manusia dengan Tuhan, dan lingkungan sekitarnya.
Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, Kwik Kian Gie, yang tutup usia di hari Senin…
Misteri kematian seorang diplomat muda yang bekerja di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) masih meninggalkan tanda…
Jepang kembali diterpa tsunami. Kali ini terjadi gara-gara pusat gempa yang jauhnya ribuan kilometer dari…
Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…
Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…
Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…