Trending

KH Maimun Zubair Wafat Saat Menunaikan Ibadah Haji di Mekkah

Kabar duka kembali menyelimuti Indonesia. Kiai kharismatik kelahiran 28 Oktober 1928 di Rembang, Jawa Tengah, Hindia Belanda (sekarang Indonesia) itu, wafat pada 6 Agustus 2019 pada usia 90 tahun di Mekkah, Arab Saudi. Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang tersebut, tutup usia saat menunaikan ibadah haji. Kabar duka ini juga banyak dikonfirmasi oleh tokoh penting Nahdlatul Ulama (NU) dan sejumlah pihak.

Salah satunya adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2008-2013, Mahfud MD yang mengunggah postingan tersebut di akun Twitter pribadinya. “Inna lillah wa innaa ilaihi raji’un. Kyai Maimoen Zubeir (Mbah Moen) wafat di tanah suci Makkah jam 8.17 WIB tadi. Beliau wafat di tempat yang dicintainya. Saya mendapat kabar langsung berita ini dari Pak Supri, salah seorang terdekat Mbah Moen. Jadi, insyaallah, ini bukan hoax“. tulisnya.

Mbah Maimoen Zubair saat memberikan ceramah [sumber gambar]
Lebih lanjut, Mahfud MD juga mengatakan bawah tanah suci Makkah merupakan tempat yang dicintai Mbah Moen (Maimun Zubair), yang meninggal dunia sekitar pukul 08.17 WIB. Tak hanya Mahfud MD, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo juga turut mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. “Atas nama Polri mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Kiai Haji Maimun Zubair. Kami mendoakan semoga arwah beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT,” yang dikutip dari News.detik.com.

Semasa hidup, Mbah Moen dikenal sebagai tokoh Islam yang senantiasa menyerukan perdamaian di Indonesia. lahir dan besar di Rembang, Jawa Tengah pada masa kolonial, pendidikan agama yang diperoleh oleh Mbah Moen sangatlah kuat. Terlebih, sosoknya merupakan putra dari Kiai Zubair, Sarang, seorang ulama alim dan faqih di zamannya. Pondasi keilmuan inilah yang kelak membuat dirinya menjadi ulama yang kharismatik di Indonesia.

Mbah Maimoen Zubair saat berada di sebuah acara [sumber gambar]
Salah satu pesan yang paling dikenang dari Mbah Moen adalah, bahwa dakwah selayaknya dilakukan secara damai, tak perlu keras dan galak. ia berpesan, agar para alim ulama perlu memilah dalil untuk memberikan motivasi dalam dakwah terhadap seseorang, sehingga apa yang disampaikan menjadi lentur, lembut dan tidak dilakukan dengan emosi atau marah-marah.

BACA JUGA: KH Maimun Zubair, Ulama Asal Jawa Tengah yang Disegani di Dunia Politik dan Keagamaan

“Kalau dakwah jangan galak-galak,” kata Mbah Moen dalam acara silaturahmi Forum Alumni Santri Sarang (FASS) Jabodetabek di Kalibata, Jakarta Selatan, yang dikutip dari Islami.co. Selamat jalan Mbah Moen, semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala.

Share
Published by
Dany

Recent Posts

Akun IG Cabinet Couture, Soroti Barang Mahal Pejabat

Kekuatan rakyat dunia maya memang sangat luar biasa. Seperti angin yang berhembus di celah-celah sempit,…

1 week ago

Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kritik pada Patwal Arogan di Jalan

Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…

2 weeks ago

Musala di Ponpes Ambruk, Timpa Santri yang Habis Salat Asar

Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…

2 weeks ago

Habis Dikritik, BPMI Kembalikan ID Pers Istana Jurnalis CNN yang Tanya Soal MBG

Sedang ramai di media sosial dan media massa tentang aksi nekat Biro Pers, Media, dan…

2 weeks ago

Ribuan Murid Keracunan, MBG Didesak Evaluasi

Sudah sembilan bulan berjalan, program Makan Bergizi Gratis (MBG)  menjadi mega proyek yang penuh tanda…

2 weeks ago

Sosok Glory Lamria, Diaspora yang Disorot Pasca Sambut Prabowo dan Berenang di Hotel Mahal

Nama Glory Lamria kini menjadi sorotan warganet. Paras cantik diaspora yang tinggal di Amerika Serikat…

2 weeks ago