Kamu yang berkutat di dunia stand up comedy atau setidaknya penikmat setia guyonan para komika, pasti tahu bocah bernama Fatih Unru. Yap, si anak umur 11 tahun ini adalah komik paling muda dan sudah punya jam terbang tinggi untuk anak seusianya. Punchline dan bit–bit-nya sederhana, tapi tak semua orang memahami estetika bercandanya yang unik. Meskipun cuma bocah yang jago berkelit, kamu harus benar-benar cerdas untuk bisa memahami guyonannya.
Nah, berhubungan dengan Hari Kemerdekaan bangsa Indonesia, Fatih bakal membeberkan makna 17 Agustus versinya sendiri yang bisa dianggap mewakili anak-anak di negeri ini. Salah besar kalau kamu mengira ia bakal memberikan penjabaran yang biasa atau seperti yang sudah-sudah. Jadi, apa sih makna 17 Agustus bagi bocah ajaib ini? Temukan jawabannya video unik agak nylekit berikut.
“Indonesia adalah hari keramat, hari lahirnya bangsa ini. Masa kalah sama ulang tahun anak kecil?” Ya, mungkin celotehan Fatih soal HUT RI ini memang ada benarnya. Mana pernah sih kita melakukan perayaan khusus untuk hari spesial itu? Berbeda banget kan ketika kita sendiri atau keluarga yang berulang tahun. Padahal kalau dipikir, kita bisa hidup nyaman menginjak tanah Indonesia karena bangsa ini sudah merdeka. Bangsa ini sudah lahir di 17 Agustus 1945.
“Kalau nggak ada bambu runcing, mau pakai apa untuk mengusir penjajah? Emangnya kita bisa pakai gagang sapu?” Kalimat ini sederhana tapi memang mengena lho. Diakui atau tidak, bambu runcing adalah alat yang hebat dan sangat berjasa. Tapi, sekarang bagaimana nasib bambu-bambu yang berjasa itu. Kita menjadikannya alat pikul sampai tusuk sate.
Sebelumnya mana pernah sih kita dengar wacana untuk memberikan penghormatan khusus terhadap orangtua para pahlawan? Tapi, ide unik ini mengalir begitu saja lewat ulasan Fatih yang tidak biasa tersebut. Memang benar lho, bagaimana mungkin kita merdeka jika mereka tidak melahirkan para pahlawan yang kemudian berjuang merebut tanah ini dari penjajah?
Cukup menohok ya, namun harus diakui memang beginilah realita yang ada sekarang. Namun tidak ada kata terlambat untuk memulai perubahan ke arah yang baik. Mulai sekarang, biasakan untuk merayakan ulang tahun negara kita semeriah perayaan pribadi, hormati bambu-bambu dan jangan lupa selalu sematkan nama orangtua pahlawan ketika kita menyebutkannya.
Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, Kwik Kian Gie, yang tutup usia di hari Senin…
Misteri kematian seorang diplomat muda yang bekerja di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) masih meninggalkan tanda…
Jepang kembali diterpa tsunami. Kali ini terjadi gara-gara pusat gempa yang jauhnya ribuan kilometer dari…
Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…
Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…
Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…