Semakin meningkatnya aktivitas di Laut Cina Selatan (LCS) di tengah pandemi Covid-19, membuat perhatian dunia sedikit teralihkan untuk menyoroti wilayah tersebut. Negara-negara besar macam Amerika Serikat dan Cina merasa punya hak dan kewenangan versi masing-masing di kawasan Laut Cina Selatan.
Menurut analisis Robert Farley, Profesor Tamu di United States Army War College, yang dikutip dari The National Interest (28/12/2019), ada beberapa lokasi yang berpotensi menjadi lahan konflik dan memicu terjadinya Perang Dunia III. Termasuk Laut Cina Selatan, simak wilayah ‘panas’ lainnya berikut ini.
Tensi panas di Semenanjung Korea bukanlah suatu peristiwa yang baru. Sebagai konflik ‘warisan’ dari Perang Dunia II, seteru antara Korea Selatan (didukung oleh Amerika Serikat) dengan Korea Utara (Didukung Uni Soviet yang kini menjadi Rusia), telah terjadi sejak lama.
Kashmir sejatinya ingin menjadi wilayah independen dan berdiri sendiri. Seperti yang diketahui negara ini terimpit oleh tiga bangsa besar yakni Cina, India, dan Pakistan yang dikatakan berusaha merebutnya. Hanya saja, persaingan sengit lebih intens dilakukan oleh India dan Pakistan. Kedua negara tercatat sempat terlibat peperangan pada 1 Januari 1949, 5 Agustus 1965, dan Mei 1999.
Konflik Teluk Persia yang melibatkan negara Timur Tengah, Eropa hingga Amerika Serikat, menciptakan sebuah krisis yang seolah abadi dan tak kunjung selesai. Dimulai dari Perang antara Yaman dan Arab Saudi, Perang sipil di Suriah, pergerakan militan Kurdi, hingga perang proksi antara Amerika Serikat dan Rusia yang punya agenda masing-masing.
Bagi pemerintah Cina, Laut Cina Selatan adalah segalanya. Tak heran jika militer negeri Bambu itu sangat agresif melakukan ekspansi tanpa memperdulikan negara-negara lain di kawasan tersebut. Sikap tersebut, kerap memicu gesekan dengan beberapa negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Malaysia.
BACA JUGA: Cina Keruk SDA hingga ‘Lawan’ Malaysia, Inilah Ketegangan di Laut Cina Selatan di Saat Covid-19
Sumber daya dan kekuasaan adalah alasan utama kenapa peperangan terjadi. Selagi semua negara berambisi dengan itu, sepertinya perang takkan segera berakhir. Tentang laut Cina Selatan, Indonesia sebaiknya juga mengambil peran. Tentu bukan melibatkan diri, tapi bagaimana memposisikan status karena laut yang satu ini kita juga memilikinya.
Kontroversi tambang nikel di kawasan Raja Ampat kini menemui titik terang. Usai jadi perdebatan di…
Konflik Palestina-Israel menemui babak baru. Aktivis lingkungan kondang, Greta Thunberg, memutuskan turun gunung untuk membantu…
Kebiasaan netizen Indonesia, selalu ingin mencoba sesuatu yang viral, termasuk saat menyerbu Dusun Garung untuk…
Hari Raya Kurban atau Idul Adha tahun ini sudah di depan mata. Momen yang sangat…
Presiden RI Prabowo Subianto bikin kaget rakyat Indonesia. Hal ini berhubungan dengan pernyataannya, yaitu bahwa…
Belum apa-apa, Danantara sudah kena gosip miring. Salah satu orang yang diharapkan segera bergabung dengannya…