Liverpool's Steven Gerrard and manager Rafael Benitez celebrate with the UEFA Champions League trophy
Bahagia, itulah kata yang tepat untuk mengabarkan perasaan para pencinta atau pemain klub asal Inggris tersebut. Kepastian lolos Final setelah puasa bertahun-tahun menjadi penyebab rasa itu muncul. Sebagai kesebelasan yang layak berada di partai puncak, Liverpool tunjukkan permainan memikat di babak semifinal kamis dini hari waktu Indonesia. Lewat trio penyerang andalannya dan kerjasama kolektif tim, mereka sukses meredam Roma yang bermain di kandang.
Kesuksesan ini mengulangi kembali pencapaian hebat di tahun 2005 dan 2007. Namun dari deretan partai puncak Liga Champions jelas Final di Istambul adalah yang terhebat untuk kesebelasan berksotum merah itu. Bahkan lewat hal tersebut, Liverpool bisa mengubah dunia lewat kegigihan menolak menyerah yang kini banyak meginspirasi kesebelasan lain. Seperti apakah kisahnya simak ulasan berikut.
Kisah heroik tim identik kostum merah ini jelas bukan cerita biasa. Ada harapan dan perjuangan tanpa mengenal lelah untuk menirukannya. Dari sini kita juga bisa belajar apabila tidak ada kemenangan sebelum pertandingan itu berakhir dan hanya kerja keraslah nasib orang dapat dirubah.
Kontroversi tambang nikel di kawasan Raja Ampat kini menemui titik terang. Usai jadi perdebatan di…
Konflik Palestina-Israel menemui babak baru. Aktivis lingkungan kondang, Greta Thunberg, memutuskan turun gunung untuk membantu…
Kebiasaan netizen Indonesia, selalu ingin mencoba sesuatu yang viral, termasuk saat menyerbu Dusun Garung untuk…
Hari Raya Kurban atau Idul Adha tahun ini sudah di depan mata. Momen yang sangat…
Presiden RI Prabowo Subianto bikin kaget rakyat Indonesia. Hal ini berhubungan dengan pernyataannya, yaitu bahwa…
Belum apa-apa, Danantara sudah kena gosip miring. Salah satu orang yang diharapkan segera bergabung dengannya…