Inspirasi

Kisah Haru Prajurit Belanda yang Desersi dan Berjuang Membantu Kemerdekaan Indonesia

Tak semua serdadu kolonial Belanda setuju dengan negaranya selama menjajah Indonesia di masa lalu. Tercatat, ada beberapa dari mereka yang justru menaruh simpati pada perjuangan kaum republik dan memilih desersi dari kesatuannya. Seperti yang dilakukan oleh sosok bernama Piet van Straveren, prajurit Belanda yang pada akhirnya membantu perjuangan kemerdekaan RI.

Dilansir dari tirto.id, ia sejatinya begitu benci pada tindakan Belanda mengirimkan pemuda-pemuda seperti dirinya untuk berperang dengan Hindia Belanda yang diduduki oleh negaranya. Berawal dari sikap ketidaksukaannya inilah, dirinya menjelma sebagai sosok yang menentang negerinya sendiri demi merdekanya sebuah negara baru yang kelak bernama Indonesia.

Datang ke Indonesia dengan niatan bukan sebagai tentara musuh

Foto Pitojo alis Piet van Staveren dan kartu pos propaganda yang gambarkan dirinya [sumber gambar]
Sedari awal, Piet tidak setuju dengan ambisi Kerajaan Belanda untuk tetap mempertahankan keberadaannya menduduki Indonesia. Hal inilah yang kemudian membuat dirinya menyembunyikan diri waktu ada panggilan wajib militer. Dilansir dari tirto.id, Piet mau ikut ke Hindia Belanda yang sudah dinamai Indonesia itu setelah dirinya diampuni dan sedikit omong kosong bahwa dirinya dikirim untuk misi perdamaian. Ia bahkan menulisi helmnya dengan kata “Kami datang sebagai teman, tidak sebagai musuh”. Setibanya di Indonesia, Piet kelak bergabung dengan orang-orang sayap kiri dalam organisasi organisasi BKPRI (Badan Kongres Pemuda Republik Indonesia), di Madiun, Jawa Timur.

Membelot dan memilih bergabung dengan perjuangan kemerdekaan RI

Foto masa tua Piet van Staveren yang didokumentasikan pada 2014 oleh Aboeprijadi Santoso [sumber gambar]
Sesampainya di sana, Piet baru menyadari propaganda pemerintah Belanda yang ternyata adalah omong kosong belaka. Sama seperti layaknya tentara pendudukan, ia harus mengerjakan tugasnya sebagai prajurit yang memiliki kepentingan atas tanah jajahan, dengan cara menembaki para pejuang republik. Hal inilah yang membuatnya kemudian memilih untuk desersi alias membelot dari kesatuannya. Tercatat, Piet berpindah ke pihak Republik pada pertengahan 1947.

Berganti nama dan sempat terlibat peristiwa berdarah di Madiun 1948

Piet van Staveren saat diwawancarai di Amsterdam pada 1954 [sumber gambar]
Piet yang merasa dirinya telah berpihak pada kaum republik, kemudian mengganti identitasnya agar lebih memantapkan pilihannya tersebut. Laman historia.id menulis, ia lantas memakai nama Indonesia dengan citarasa Jawa, yakni Pitojo Koesoemo Widjojo. Di Indonesia, Piet alias Pitjo tergabung dengan orang-orang kiri dalam organisasi BKPRI (Badan Kongres Pemuda Republik Indonesia). Sayang, peristiwa pemberontakan kaum kiri di Madiun pada 18 September 1948 turut menyeret dirinya. Ia pun harus rela naik turun gunung dan ikut bergerilya. Baik menghindari kejaran tentara pemerintah yang anti-kiri dan sergapan tentara Belanda.

Kembali dipenjara oleh Belanda hingga dibebaskan kemudian

Pembebasan Piet alias Pitojo yang disambut meriah pendukungnya [sumber gambar]
Sayang, Pitojo kemudian tertangkap oleh Polisi Militer Belanda setelah adanya gencatan senjata pada 24 September 1949. Hingga pada Januri 1950, ia dikirim pulang ke Belanda. Bukan sebagai serdadu, melainkan pengkhianat bangsa yang pantas untuk diadili. Pitojo alias Piet pun dengan hukuman kurung selama 8 tahun. Kabar penahanan dirinya, mendapat protes keras dari kalangan masyarakat Indonesia, Belanda dan dunia internasional. Karena desakan yang bertubi-tubi, pemerintah Belanda akhirnya membebaskan Pitojo dari penjara pada 3 Agustus 1954. Di mana pada hari itu ia disambut para pendukungnya, baik dari Indonesia dan Belanda, dengan perasaan gembira.

BACA JUGA: Cerita Pemuda Asal Madura yang Sempat Mengebom Pasukan Nazi Jerman di Front Eropa

Kisah perjuangan Indonesia dalam upayanya meraih kemerdekaan dari Belanda memang penuh dengan warna. Tak hanya dilakukan oleh kaum pejuang Republik, tapi juga dari mereka yang notabene serdadu Belanda yang akhirnya lebih memilih membelot dari kesatuannya. Meski tak banyak dikenal, sosok Piet van Straveren yang telah berganti nama menjadi Pitojo Koesoemo Widjojo, sedikit banyak telah mewarnai perjalanan sejarah kemerdekaan tanah air.

Share
Published by
Dany

Recent Posts

Seorang Ibu Harus Kehilangan Bayinya karena Dipijat Nenek Buyut Sejak Baru Lahir

Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…

17 hours ago

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Usai Pesta Ganja Pakai Modus Baru Rokok Elektrik

Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…

3 days ago

Wah Ratusan KK Warga Desa Wunut Klaten Mendapat THR 400 Ribu dari Pendapatan Desa!

Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…

5 days ago

Idap Anemia Aplastik Sejak Tahun Lalu, Babe Cabita Hembuskan Napas Terakhirnya

Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…

2 weeks ago

Kecelakaan Maut KM 58 Tol Cikampek Sebabkan 12 Orang Meninggal Dunia Seketika

Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…

3 weeks ago

Misteri Kematian Ibu Muda di Gresik, Uang Raib hingga Saksi Ditemukan Meninggal

Misteri masih menyelimuti kematian seorang ibu muda di Gresik bernama Wardatun Toyyibah. Perempuan berusia 28…

4 weeks ago