Inspirasi

Belajar Arti Syukur Dari Seorang Bakul Ikan yang Berkaki Lumpuh

Bagi sebagaian besar orang, kondisi tubuh yang tidak normal bisa menjadi alasan yang masuk akal untuk mengeluh. Namun, hal tersebut tak berlaku bagi sosok pria bernama Beni Hiola ini. Meski kakinya menderita kelumphan total, ia tetap menghidupkan semangatnya dengan gigih berusaha.

Menggunakan becak yang dirakit khusus, ia kerap menyusuri hampir empat kecamatan, masing-masing Kecamatan Telaga, Telaga Jaya, Telaga Biru, dan Tilango, Gorontalo untuk menjajakan ikan. Pria berusia 58 tahun itu, pantang menghinakan diri untuk mengemis meski dirinya hidup dengan kekurangan fisik.

Beni berjualan ikan dengan sepeda khusus [sumber gambar]
Sebelum berjualan ikan, Beni pernah menggeluti profesi tukang ojek perahu dan nelayan. Karena kerap terpapar udara di danau saat bekerja, ia terpaksa berhenti dan beralih profesi sejak 2013 silam. Berjualan ikan pun dipilihnya sebagai profesi utama. Setiap pukul 7 pagi, ia telah siap mengunjungi pelanggan setia yang menunggu dagangannya.

Modal sekitar lima ratus ribu rupiah beli ikan dari nelayan. Setiap ada yang beli, saya pergunakan juga untuk istirahat sejenak,” ujarnya yang dilansir dari liputan6.com”

Perjuangannya saat berjualan bukannya tanpa kendala. Seringkali, tangannya yang muai menua dan keriput, terasa sakit saat digunakan untuk mengayuh sepeda. Tak hanya itu, ia juga harus bersabar saat hasil penjualannya tidak bagus. Pulang ke rumah, tanpa membawa hasil apa-apa. Pasrah dan tetap bersyukur, menjadi andalan Beni untuk tetap menikmati dinamika kehidupan.

Beni tak putus asa meski hidup kekurangan [sumber gambar]
Kalau sakit, saya biasa suruh urut saja. Habis itu sembuh kok. Selama masih mampu, yah lanjut,hehe,” candanya yang dilansir dari liputan6.com

Bagi dirinya, penghasilan dalam jumlah tertentu bukanlah sebuah patokan pasti. Yang penting pulang membawa hasil, berapapun nilainya, Beni tetap bersabar. Sa’a, sang istri yang kini berusia 56 tahun, tak pernah menuntut lebih pada suaminya. Bisa dibilang, ia merupakan refleksi dari sebuah ungkapan klasik. Di balik sosok pria yang tangguh, ada seorang perempuan yang sabar di belakangnya.

Terkadang, keterbatasan dalam hidup sering mengalahkan akal sehat kita untuk berbuat di luar batas. Jika kita memiliki kesempatan berupa kebaikan untuk mengubah takdir, kenapa tidak? Contohlah kisah pria di atas. Meski kekurangan dalam hidup, ia tetap berusaha memilih nasib terbaiknya dengan menjadi pedagang. Karena sebuah kesuksesan, hanya datang kepada mereka yang jarang mengeluh dan senantiasa bersyukur.

Share
Published by
Dany

Recent Posts

Kontroversi Tambang Nikel Raja Ampat, Presiden Akhirnya Cabut Izin Tambang

Kontroversi tambang nikel di kawasan Raja Ampat kini menemui titik terang. Usai jadi perdebatan di…

2 days ago

Perjalanan Kapal Madleen Bawa Bantuan ke Gaza Hingga Dirampas Israel

Konflik Palestina-Israel menemui babak baru. Aktivis lingkungan kondang, Greta Thunberg, memutuskan turun gunung untuk membantu…

4 days ago

Demi Salat Ied Berlatar Gunung Sumbing dan Sindoro, Jamaah Rusak Kebun Tembakau

Kebiasaan netizen Indonesia, selalu ingin mencoba sesuatu yang viral, termasuk saat menyerbu Dusun Garung untuk…

7 days ago

Tips Cegah Kolesterol Naik Saat Konsumsi Daging di Momen Idul Adha

Hari Raya Kurban atau Idul Adha tahun ini sudah di depan mata. Momen yang sangat…

2 weeks ago

Pernyataan Two-State Solution oleh Prabowo tentang Palestina, Masuk atau Nggak?

Presiden RI Prabowo Subianto bikin kaget rakyat Indonesia. Hal ini berhubungan dengan pernyataannya, yaitu bahwa…

2 weeks ago

Profil Ray Dalio yang Diisukan Mundur sebagai Penasehat Danantara

Belum apa-apa, Danantara sudah kena gosip miring. Salah satu orang yang diharapkan segera bergabung dengannya…

2 weeks ago