Trending

4 Kisah Menggetarkan Hati dari Para Korban Banjir Bandang di Sulawesi Selatan

Banjir Bandang melanda hamper 53 kecamatan di Sulawesi Selatan sejak Selasa (22/1/2019) lalu. Bencana banjir ini juga disertai dengan longsor dan angin kencang di sejumlah tempat. Tak heran jika kemudian ribuan warga diungsikan menuju daerah yang lebih aman.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memberikan informasi jika bencana ini diakibatkan oleh curah hujan yang sangat tinggi, angina kencang dan gelombang pasang, sehingga air laut meluap dan banjir. Hingga saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sekitar 23 orang meninggal dunia. Mari kita lihat bagaimana cerita warga yang turut menjadi korban dalam peristiwa ini.

Nenek Nur yang viral itu akhirnya meninggal dunia

Salah satu foto yang menyita banyak perhatian netizen ketika banjir bandang adalah seorang nenek yang berpegangan di sebatang pohon demi menyelamatkan cucunya. Orang yang ada di dalam foto tersebut adalah Nur Janna Djalil. Foto tersebut diambil oleh anak perempuannya untuk kemudian dikirim kepada kakaknya yang menanyakan keberadaan mereka. Yang harunya lagi, nenek Nur Janna dikabarkan meninggal dunia setelah menyelamatkan cucunya.

Nenek Nur Janna yang sempat viral [Sumber gambar]
Namun, agar tidak ada spekulasi macam-macam, akun @anandadina mengunggah potret ibunya tersebut di Instagram. Ia mengatakan bahwa memang ia yang mengambil foto itu dan ibunya tidak meninggal karena menyelamatkan Wali (si cucu). Ibunya meninggal dunia karena serangan jantung sore harinya. Adapun Wali selamat dan sudah bisa bermain seperti sediakala. Semoga penjelasan ini menjawab berbagai pertanyaan netizen yang penasaran ya.

Gunakan jeriken dan ban bekas untuk bertahan hidup di tengah dalamnya air

Ketika bencana ini melanda, banyak sekali orang yang bertahan hidup dengan mengandalkan benda-benda yang ada di sekitar mereka. Salah satunya adalah beberapa warga yang berdomisili di Blok 8 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, Makassar. Tingginya air membuat mereka hanya mengandalkan jeriken dan ban bekas untuk kemudian dijadikan pelampung, yang penting bisa selamat terlebih dahulu.

Selamatkan diri dengan ban dan jeriken [Sumber gambar]
Salah satu yang bercerita adalah Samsul. Ia harus merelakan semua barang dan rumahnya terendam air. “Hanya mengapung dengan bermodal baju yang dipakai saja” ucapnya seperti dilansir dari Liputan6.com. untungnya, beberapa korban juga sudah dievakuasi oleh Basarnas dan diungsikan ke tempat yang aman.

Warga yang kelaparan karena berada di atap rumah

Salah satu sungai yang meluap adalah Sungai Jeneberang. Sungai tersebut merendam pemukiman warga di Perumahan Nusa Mappala Gowa di Kampung Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Gowa. Tinggi air mencapai 3 meter membuat banyak warga terjebak dan naik ke atas atap rumah. Air yang tak kunjung surut membuat serba salah, kalau turun mereka akan kedinginan dan mungkin bisa meninggal dunia, tetap di atap pun warga ini mengalami kehausan dan kelaparan.

Korban banjir yang terjebak dan kelaparan [Sumber gambar]
Kebanyakan mereka adalah anak kecil dan orangtua. Salah satu yang bercerita adalah Eni (46), ia mengatakan sempat berkomunikasi dengan saudaranya yang berada di lokasi banjir. Beruntung, pihak basarnas berhasil mengevakuasi mereka, meskipun sudah terlihat sangat lemah dan tak berdaya.

Cerita Kanit Turjawali Satlantas Polres Pangkep saat melakukan evakuasi korban

Salah satu sosok yang patut kita teladani adalah Ipda Syarif yang bertugas di Polres Pangkep. Dirinya merupakan salah satu dari banyak orang di Maros yang rumahnya juga tergenang oleh banjir. Namun, apa yang dilakukan oleh Ipda Syarif? Dirinya tetap menunaikan tugas sebagai abdi negara. Ia berkeliling dari satu daerah ke daerah lain untuk memastikan apakah masih ada warga yang terjebak banjir atau tidak.

Pengorbanan Ipda Syarif [Sumber gambar]
Malam harinya, Ipda Syarif tetap bekerja menjaga rumah warga, mengantisipasi jika ada orang yang berniat jahat dan ingin mencuri. Tak hanya itu, dirinya juga tetap disibukkan dengan aktivitas mengevakuasi arus lalu lintas di Pangkep. Hmmm, semangat terus Ipda, jerih payahmu pasti tak akan berakhir sia-sia.

BACA JUGA: Potret dan Kondisi Terkini Sulawesi Selatan Setelah Dilanda Bencana Banjir Bandang

Indonesia terus menerus digempur bencana. Setiap hari di daerah yang berbeda pasti ada pemberitaan bencana. Namun, hal tersebut tidak seharusnya membuat kita murung, Sahabat. Kita bisa membantu saudara kita dengan berbagai hal yang bisa kita lakukan, tak bisa turun ke lapangan, bisa memberi sumbangan atau materi. Jika masih tak bisa, doakan mereka agar diberi kekuatan dan tegar hatinya menghadapi setiap bencana ini. #TetapTegarIndonesia.

Share
Published by
Ayu

Recent Posts

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 days ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

4 days ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

7 days ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

1 week ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

2 weeks ago

Mau Blokir Cloudflare dan Larang Thrifting di Medsos, Komdigi Tuai Kritik

Sedang ramai rakyat lawan penguasa dimana salah satunya terjadi di Indonesia. Entah siapa yang salah,…

2 weeks ago