Dahulu kala jauh sebelum negeri ini merdeka dari penjajah dan berubah jadi NKRI, Nusantara dipenuhi banyak kerajaan atau kesultanan. Setiap daerah memiliki raja dan penguasanya sendiri yang mengatur semua kegiatan pemerintahan secara terstruktur. Sayangnya, saat penjajah tiba di negeri ini, banyak kerajaan-kerajaan itu yang hancur lebur tanpa menyisakan apa-apa.
Saat Indonesia akhirnya merdeka dan menjadi negara yang berdaulat, beberapa kerajaan itu masih ada dan memiliki raja. Meski mereka tidak memiliki kekuasaan seperti di masa lalu, keberadaan mereka menjadi simbol bahwa di masa lalu negeri ini memiliki banyak kerajaan yang sama-sama berjuang untuk merdeka. Berikut kerajaan atau kesultanan di Nusantara yang masih eksis di Indonesia sampai sekarang.
Setelah Perjanjian Giyanti selesai, Mataram Islam akhirnya terpecah menjadi dua bagian menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Dua kerajaan ini akhirnya menjalankan pemerintahannya sendiri dan bertahan hingga sekarang. Kesultanan Yogyakarta saat ini dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwana X yang memperoleh tahtanya mulai tahun 1998.
Setelah Indonesia merdeka, Kesultanan Yogyakarta menyatakan diri ikut masuk menjadi bagian NKRI. Meski demikian, mereka memiliki sistem pemerintahannya sendiri di dalam keraton dan tidak bisa diintervensi. Sebagai salah satu kerajaan Jawa yang bertahan hingga sekarang, Kesultanan Yogyakarta menjaga tradisi budaya Jawa dengan kuat sehingga kerap menyelenggarakan festival adat Jawa yang sangat kental.
Pecahan kedua dari Mataram Islam adalah Kasunanan Surakarta yang juga masih bertahan hingga sekarang. Kerajaan ini berada di Kota Surakarta atau Solo dengan Pakubuwana XIII sebagai rajanya. Seperti halnya Kesultanan Yogykarata, Kasunanan Surakarta juga memerintah kerajaannya sendiri dan menjaga kebudayaan Jawa dengan sangat kuat di zaman modern seperti sekarang.
Sepeninggal Pakubuwana XII, ketenteraman kerajaan ini sempat terusik. Perebutan tahta pengganti raja sebelumnya sempat mencuat antara kubu Pangeran Hangabehi dan Pangeran Tejowulan. Kedua pangeran ini mengklaim sebagai raja yang syah dan berhak menjadi Pakubuwana XIII. Konflik ini akhirnya mereda setelah setelah terjadi rekonsiliasi resmi Pemerintah Kota Surakarta dan DPR RI. Rekonsiliasi ini menetapkan Pangeran Hangabehi menjadi raja dan Pangeran Tejowulan sebagai mahapatih.
Kesultanan Ternate didirikan pertama kali pada abad ke-13 masehi. Di masa lalu, kesultanan ini sangat berpengaruh di kawasan Indonesia Timur. Kerajaan ini menguasai sektor perdagangan rempah-rempah yang kala itu menjadi andalan Nusantara. Puncak kejayaan dari kesultanan ini terjadi pada abad ke-16 lalu perlahan-lahan mengalami masa paceklik hingga akhirnya ditekan oleh Belanda.
Semasa Belanda menjajah negeri ini, Kesultanan Ternate masih mampu bertahan dengan baik. Bahkan hingga sekarang pun kesultanan ini masih ada meski rajanya meninggal pada tahun 2015. Usai Mudaffar Syah II meninggal dunia belum ada kabar siapa yang akan menjadi sultan selanjutnya dari Ternate yang merupakan kerajaan Islam di kawasan Maluku.
Kesultanan Deli menyatakan diri merdeka dari Kerajaan Aceh pada abad ke-17. Pernyataan ini membuat kerajaan ini berhak mengolah lahannya sendiri termasuk menyewakan banyak lahan kepada Belanda atau perusahaan asing di masa lalu. Kebebasan ini membuat Kesultanan Deli mampu berkembang dengan besar pada sektor pertanian terutama tembakau dan juga perkebunan.
Setelah Indonesia merdeka di tahun 1945, Kesultanan Deli memilih bergabung dengan NKRI. Kerajaan ini ingin sama-sama membangun negeri ini dan lepas dari penjajah. Bergabungnya Kesultanan Deli dengan NKRI membuat hak politik dari kerajaan hilang meski sampai saat ini masih eksis dan diperintah oleh Sultan Deli XIV yang bernama Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alamsyah.
Inilah kesultanan atau kerajaan Nusantara yang ternyata masih ada hingga sekarang. Meski mereka tidak memiliki kuasa sebesar dahulu, keberadaan mereka adalah bukti bahwa negeri ini memang negara kesatuan. Dari beragam kerajaan, suku, dan ras akhirnya bermuara menjadi satu negara, NKRI.
Patah hati tampaknya tengah dialami para fans juara ketiga Indonesian Idol musim ke-8 sekaligus vokalis…
Beberapa waktu lalu, viral sebuah video yang memperlihatkan seorang pengemis karena aksinya yang dianggap meresahkan.…
Masyarakat Indonesia sedang berbahagia dan bangga terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang baru saja menorehkan…
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…