Film Gundala besutan sutradara Joko Anwar kembali menjadi sorotan. Bukan soal pembukaannya hingga kini telah tayang di bioskop Tanah Air, melainkan adanya teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), terkait film bertema superhero tersebut. Dilansir dari CNN Indonesia, Sutradara Joko Anwar mengungkapkan kekesalan atas tindakan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang menegur 14 program siaran, salah satunya adalah Gundala.
Dalam cuitan yang diunggah pada akun Twitter resmi miliknya, ia menumpahkan kekesalan terkait kata ‘bangsat’ yang membuat Gundala masuk radar KPI. Memang, belakangan KPI menjadi sorotan warganet Indonesia karena kerap mengeluarkan kebijakan yang menuai kontroversi. Buka hanya Gundala, kartun seperti Spongebob Squarepants pun juga kena tegur KPI. Lantas, seperti apa kebijakan KPI yang kerap jadi sorotan warganet?
Berawal dari sebuah petisi berjudul “Hentikan Iklan Blackpink Shopee” yang dibuat oleh Maimon Herawati beberapa waktu lalu, KPI akhirnya bereaksi dengan mengeluarkan peringatan keras kepada sebelas stasiun televisi yang menyiarkan iklan tersebut. Dilansir dari Tirto, KPI menilai bahwa iklan tersebut terlalu vulgar, terutama jika ditayangkan pada jam tayang anak.
Selain iklan Blackpink yang dianggap vulgar, KPI juga merasa perlu untuk mengawasi konten-konten yang ada pada media digital seperti YouTube dan Netflik. Menurut Ketua KPI Agung Suprio menyatakan, pengawasan diperlukan sebab konten Netflix dan YouTube bisa diakses kapan saja, oleh siapa saja dan di mana saja. “Jadi umpamanya tayangan kekerasan tak boleh tayang pada jam anak. Jelas kan di media konvensional. Kalau di media baru itu tidak berlaku. Itu (bisa diakses) anytime,” tuturnya yang dikutip dari CNN Indonesia.
Gara-gara hal ini, Tagar Bubarkan KPI (#BubarkanKPI) kembali menjadi trending topic di Indonesia. Ya, kartun anak-anak seperti Spongebob Squarepants juga kena tegur KPI karena dinilai melanggar aturan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS) KPI 2012, seperti yang dikutip dari laman resmi kpi.go.id. Alhasil, keputusan tersebut menuai reaksi dari warganet. Beragam protes pun dituangkan seperti meme yang menyindir, hingga tagar yang menuntut agar KPI bubar.
Satu hal yang kini mungkin masih jadi pertanyaan warganet adalah, kebijakan sensor yang diterapkan dalam setiap tayangan televisi yang memang dianggap perlu untuk hal tersebut. Selain film kartun, KPI juga diketahui melakukan sensor pada kegiatan memerah sapi pada sebuah acara di sebuah stasiun televisi. Tampak dalam video, ada bagian tubuh yang di-blur karena dianggap tidak sesuai untuk ditampilkan.
Terakhir yang kini juga menjadi perbincangan, KPI rupanya ikut memberi teguran pada program promo film Gundala karena ada perkataan ‘bangsat’ di dalamnya. Sebagai sutradara, Joko Anwar pun langsung bereaksi dan menanggapi hal tersebut. Menurut KPI, teguran itu dilayangkan karena lembaga penyiaran wajib menghormati nilai dan norma kesopanan dan kesusilaan yang berlaku di masyarakat.
BACA JUGA: 5 Hal ini Jadi Alasan Kenapa KPI Mending Dihapus Saja
Meski kebijakan yang dilakukan oleh KPI kerap berbenturan dengan masyarakat, toh pengambilan keputusan tersebut pasti memiliki alasan tersendiri. Bisa saja KPI menilai hal tersebut tidak baik, tapi belum tentu dianggap demikian oleh masyarakat yang ada. Ya, semoga saja ada jalan tengah yang bisa dipilih sebagai solusi dari masalah yang tengah terjadi.
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…
Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…
Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…