Categories: Trending

Inilah Kaledonia Baru, Daerah Unik yang Berpenduduk Orang Jawa

Di antara banyak tempat di dunia, nama Kaledonia Baru pasti cukup asing di telinga. Alasannya nggak lain karena letak geografisnya yang unik, serta jarangnya pemberitaan soal daerah satu ini. Kalau dilihat dari letak geografis, daerah dengan luas 18.275 kilometer ini memang berada di posisi yang jarang orang ngeh. Kalau kamu mau tahu, daerah ini terletak di sebelah timur Australia dan di selatannya Papua Nugini.

Baca Juga :7 Alasan Kenapa Orang Jawa Selalu Bisa Diterima di Mana pun Mereka Berada

Meskipun nggak banyak dikenal, tapi Kaledonia Baru ini sangat menarik, terutama bagi orang-orang Indonesia. Ya, siapa yang menyangka jika daerah antah berantah ini sebagian penduduknya ternyata adalah orang-orang Jawa. Serius. Bahkan sehari-harinya nih, orang-orang Jawa di sana tetap memakai logat asli, yakni bahasa Jawa.

Melihat fakta ini, kamu pasti bertanya-tanya, kenapa bisa ada orang Jawa di sini? Ya, jawabannya bukan karena memang sejak awal mereka di sini, tapi ada penyebab lain. Nah, untuk tahu lebih dalam soal Kaledonia Baru dan orang-orang Jawanya, berikut ini beberapa fakta soal daerah unik satu itu.

Jumlah Orang Jawa di Kaledonia Baru Sangat Banyak

Kaledonia Baru pada dasarnya adalah wilayah multi etnis, di mana di sini kita bisa tuh menemukan banyak orang-orang yang berbeda ras. Mulai Eropa, Timur Tengah, Afrika, sampai Asia Tenggara. Berbicara soal jumlah, tentu tiap ras tidak memiliki kesamaan. Tapi, dari semua ras yang ada di Kaledonia baru, Jawa mungkin bisa dikatakan sebagai salah satu ras dengan jumlah individu terbanyak.

Banyak orang Jawa di Kaledonia Baru [Image Source]
Menurut data yang ada nih, setidaknya ada lebih dari 7.000 orang Jawa di sini. Mereka terdiri dari orang-orang tua dan juga anak-anak dengan jumlah yang merata. Uniknya, 7.000 orang-orang Jawa ini tidak tinggal dalam satu area melainkan menyebar dari ujung ke ujung Kaledonia Baru.

Bahasa Jawa Masih Jadi Alat Komunikasi

Hal yang unik soal orang Jawa di Kaledonia Baru adalah konsistensi mereka dengan Kejawaan yang dimiliki. Salah satu buktinya adalah penggunaan bahasa Jawa untuk komunikasi sehari-hari. Jadi, kalau kita ke sana nih, rasanya nggak beda jauh seperti berada di daerah pesisir-pesisir pulau Jawa.

Bahasa Jawa masih digunakan [Image Source]
Meskipun bahasa Jawa masih hits banget sebagai bahasa komunikasi, tapi nggak semua suku keturunan Jawa di Kaledonia Baru ini mengerti bahasa leluhurnya. Ya, sebagian anak-anak muda Jawa di sana diketahui sama sekali buta soal bahasa aslinya. Dalam keseharian mereka lebih banyak menggunakan bahasa Inggris dan Perancis yang merupakan bahasa nasional. Sayang sekali, ya?

Adat-Adat Jawa Masih Lestari di Tanah Kaledonia Baru

Nggak hanya masih menjunjung tinggi bahasa para leluhur, orang-orang Jawa di Kaledonia Baru juga tetap melakukan adat-adat khasnya. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana mereka melakukan adat pernikahan, khitan dan sebagainya. Kalau dibandingkan dengan adat Jawa di Indonesia, keduanya bisa dibilang sangat mirip.

Adat Jawa masih kental di sini [Image Source]
Kalau berbicara soal agama, rata-rata orang Jawa Kaledonia Baru memeluk Islam. Uniknya, mereka juga masih melakukan adat-adat Jawa yang berhubungan dengan ke-Islaman, termasuk tradisi-tradisi saat puasa Ramadan. Benar-benar nggak ada bedanya deh dengan kebiasaan orang-orang Jawa di Indonesia.

Jenis-Jenis Orang Jawa di Kaledonia Baru

Ya, di Kaledonia ini orang-orang Jawanya terdiri berbagai macam jenis. Bukan ras atau semacamnya, tapi dari status mereka. Ada tiga jenis orang Jawa menurut masyarakat Kaledonia Baru. Ada yang namanya Golongan Niaouli, Golongan Wong Baleh, dan juga Golongan Wong Jukuan.

Jenis orang Jawa di Kaledonia Baru [Image Source]
Golongan Niaouli ini artinya adalah orang Jawa yang lahir di Kaledonia baru sedangkan orangtua mereka asli Indonesia. Golongan Wong Baleh berarti mereka yang kembali. Jadi, mereka pernah pergi dari Kaledonia Baru, tapi pada akhirnya kembali lagi. Untuk Golongan Wong Jukuan adalah orang-orang yang lahir di Indonesia tapi dibawa ke Kaledonia Baru.

Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru

Sub ini mungkin yang kamu tunggu-tunggu sebagai jawaban atas pertanyaan kenapa ada orang Jawa di Kaledonia Baru. Jadi, ceritanya dimulai dari masa penjajahan Belanda dulu. Diketahui Belanda kala itu mengirimkan banyak orang-orang Jawa untuk bekerja di Kaledonia Baru. Rata-rata orang-orang Jawa ini dipekerjakan di tambang dan juga pertanian.

Belanda yang mengirim orang Jawa ke Kaledonia Baru [Image Source]
Ada tiga gelombang kedatangan orang Jawa ke Kaledonia baru. Pertama adalah tahun 1896, kemudian sekitar tahun 1933 menjelang Perang Dunia II, serta yang terakhir 1970. Pada gelombang terakhir ini diperkirakan ada sekitar seribuan orang yang berangkat ke Kaledonia Baru.

Baca Juga :Ngebleng, Ritual Puasa Ekstrem Ala Jawa yang Katanya Bisa Bikin Sakti

Wih, siapa sangka ya kalau daerah kecil ini punya semacam hubungan dengan Indonesia. Ya, lewat suku Jawanya yang benar-benar masih memegang teguh adat mereka. Sama seperti saat mereka ada di Indonesia. Sebenarnya hal unik tentang Kaledonia Baru bukan hanya masyarakat Jawanya tapi juga alamnya sendiri yang luar biasa, terutama deretan pantai-pantainya yang luar biasa.

Share
Published by
Rizal

Recent Posts

Kasus Pernikahan Anak di NTB, Usai Hari Bahagia Polisi Panggil Keluarga

Sedang viral di media sosial, pernikahan sepasang pengantin dari Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Pengantin…

3 weeks ago

#JusticeforArgo, Pelaku Kini Jadi Tersangka Tapi Belum Ditahan

Meninggalnya Argo Ericko Achfandi, mahasiswa Fakultas Hukum UGM yang tewas dalam tabrakan, Sabtu (24/5/2025) dini…

3 weeks ago

Pegawai Bank Indonesia Terjun dari Helipad, Diduga Bunuh Diri

Indonesia digegerkan dengan berita tentang tewasnya seorang pegawai Bank Indonesia yang diduga melompat jatuh dari…

3 weeks ago

Pencari Kerja Membludak, Job Fair di Cikarang Berlangsung Rusuh

Job Fair Expo di Cikarang diwarnai dengan kegaduhan. Bukannya dapat kemudahan cari lowongan, untuk bisa…

3 weeks ago

Pro-Kontra Pasang Lift di Borobudur demi Kedatangan Prabowo dan Macron

Yang lagi viral di media sosial dan media massa, kontroversi yang muncul belakangan ini gara-gara…

3 weeks ago

Puluhan Tahun Jadi Langganan Warga, Ternyata Ayam Goreng Widuran Non-Halal

Warga Solo digemparkan dengan kuliner ayam goreng non-halal. Pasalnya, menu makanan ini ternyata sudah menjadi…

3 weeks ago