Dari semua negara paling nikmat di dunia dipandang dari berbagai aspek, nggak ada yang benar-benar bisa mengalahkan Indonesia. Okelah di sini banyak kekurangannya, tapi kalau dibandingkan dengan negara-negara di dunia, masih jauh lebih nikmat hidup di sini. Bahkan kalau dibandingkan dengan Jepang yang katanya negeri impian banyak orang, negaranya Maria Ozawa itu sama sekali nggak ada apa-apanya.
Biaya hidup, sosial kemasyarakatan, budaya yang seperti nggak ada habisnya, tempat-tempat eksotis, ini hanya sebagian kecil keunggulan Indonesia dari Jepang. Termasuk juga soal aturan-aturan. Ketika banyak aturan di Jepang begitu ketat dan susah, di Indonesia tidak demikian.
Nah, masih soal aturan, berikut adalah beberapa hal yang di Indonesia gampang banget dilakukan, tapi tidak di Jepang.
Sudah menjadi rahasia umum kalau bikin SIM di Indonesia itu gampang banget. Cukup sediakan uang lebih, calo-calo pun antri untuk dipakai jasanya. Nggak pakai proses kecuali foto, SIM pun jadi dalam sehari. Kalau seumpama lewat jalur legal pun juga gampang, prosedurnya nggak susah dan biaya sedikit. Sama, sehari kadang juga bisa jadi.
Okelah SIM mungkin ruwet, tapi kalau buang sampah tidak, kan? Seharusnya iya, namun nyatanya tidak. Buang sampah di sana tak sekedar main buang begitu saja, kita harus benar-benar memperhatikan banyak hal.
Jika bikin SIM saja seribet itu, bagaimana dengan kepemilikan mobil? Mobil mungkin memang terjangkau, tapi aturan memilikinya yang susah. Harus punya surat izin mengemudi yang harganya Rp 30 juta tadi, menaati semua peraturan jalan yang benar-benar ketat, sampai rela bayar mahal untuk segalanya, termasuk salah satunya adalah parkir.
Kalau di Indonesia, beli smartphone itu gampangnya kebangetan. Asal kita punya duit, mau sebanyak apa pun bisa beli. Nggak ada ketentuan-ketentuan khusus. Pun begitu dengan kartu perdananya. Beli seribu biji pun tak masalah asal uangnya ada. Di Jepang nggak seperti ini. Di sana peraturan soal kepemilikan smartphone dan kartu perdana sangat ketat.
Di sisi lain mungkin kita merasa bersyukur karena aturan di Indonesia mungkin tidak seketat di Jepang. Tapi, kalau dilihat dari sisi yang lain, aturan di sana sebenarnya bertujuan sangat baik. Misalnya keribetan buang sampah, hal tersebut punya tujuan agar pihak pengelola bisa cepat melakukan proses daur ulang. Mobil pun begitu, keribetan yang ada sebenarnya bertujuan baik untuk memajukan transportasi umum di sana.
Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…
Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…
Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…
Babak baru perjuangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dalam menghadapi putusan majelis hakim dalam…
Di media sosialnya setiap minggu selalu pamer mampu lari 5 kilometer, tapi saat di kantor…
Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar) bagaikan pelita di dalam kegelapan. Selalu yang terdepan dalam mendengarkan dan…