Orangtua mana yang tak bangga jika anaknya jadi hafiz dan hafizah. Terlebih jika hafalan mencapai 30 juz. Demikian dengan orangtua Septia Ulfah Lestari, seorang gadis asal Aceh yang juga seorang hafizah yang tengah menempuh pendidikan di Mesir.
Jauh dari tempat lahir demi mendapat ilmu agama yang lebih dalam lagi, ternyata perjuangan Septia harus berakhir karena Allah lebih menyayanginya, hingga Septia diminta untuk berpulang di usa yang masih belia, 22 tahun. Meski harus wafat di usia muda, tapi kepribadiannya ternyata masih membuat banyak orang terkesan. Seperti apa sebenarnya sosok Septia Ulfah Lestari ini? Berikut ulasannya.
Septia Ulfah Lestari yang biasa dipanggil Tari merupakan mahasiswi Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir yang kini sudah memasuki tahun ketiga. Rekan seperjuangan Tari, Nur Akmalia yang juga teman sekamar Tari menerangkan bahwa keduanya berkuliah di tempat yang sama setelah lulus dari Dayah Insan Qurani Aceh Besar.
Selama berada di Mesir, menurut Nur, Tari selalu menggunakan waktunya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat, seperti mengulang hafalan, mengulang kitab dan diktat kuliah. Keduanya ternyata memiliki target bersama dalam hafalan. Dalam seminggu, ada sejumlah hafalan yang harus disetor. Hafalan itu disetor pada syekh atau guru.
Ada yang bilang jika menemukan teman yang baik, akan membuatmu juga lebih baik. Begitu pula dengan persahabatan Nur dan Tari. Di tahun ini bahkan keduanya memiliki resolusi bersama, yaitu memperbaiki sholat hingga selalu tepat waktu dan istiqomah mengikuti majelis Syekh Fathi Hijazi dan Syekh Ayyub Al Jazairi.
Seolah tak ingin menyia-nyiakan waktu dan juga kesempatan untuk menuntut ilmu di negara orang, Tari selama ini dikenal sangat rajin berkuliah. Menurut Nur, selama ini sebenarnya mereka tidak wajib mengikuti muhadarah tapi Tari selalu hadir. Saking rajinnya, Nur dan kawan-kawan yang satu jurusan dengan Tari, kerap meminjam catatannya. Tak hanya itu, kebiasaan rajin tersebut ternyata membuat Tari sanggup menghafal 30 juz sejak usia belasan tahun, tepatnya pada 2019.
Meski sekian lama bersahabat, tapi ternyata Nur sama sekali tidak mengetahui sakit yang diderita oleh Tari. Nur menyadari jika Tari tidak ingin merepotkan orang lain dan tak suka mengeluh. Tari sendiri tak lama mengeluhkan sakit, menurut Yurnalis Musthafa, yang mendampingi kepulangan jenazah Tari, almarhumah memang memiliki riwayat sakit maag. Terlebih belakangan ini Tari disibukkan dengan ujian kampus, hingga membuat jam makan tak teratur dan membuatnya sakit.
BACA JUGA: Kisah Kematian Bandar Narkoba Freddy Budiman, Jenazah Ringan hingga Wafat dengan Senyum
Kepergian Tari memang menyisakan duka yang mendalam bagi sahabat dan kerabat dekatnya. Meski demikian, rasa bangga tentu terselip di antara kedukaan, sebab almarhumah hanya meninggalkan kenangan yang baik. Semoga kisah Tari menginspirasi kita semua.
Beberapa waktu lalu, viral sebuah video yang memperlihatkan seorang pengemis karena aksinya yang dianggap meresahkan.…
Masyarakat Indonesia sedang berbahagia dan bangga terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang baru saja menorehkan…
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…