header
Sejarah Indonesia memang tak bisa dilepaskan dari Belanda, negara yang menjajah Indonesia selama lebih dari 3 abad ini, telah banyak mempengaruhi wajah Nusantara. Dalam kurun waktu tersebut, Belanda telah menguasai berbagai wilayah Indonesia, khususnya daerah-daerah pelabuhan sebagai basis ekonomi rakyat, seperti pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta dan Surabaya.
Tak hanya menguasai penduduk pribumi, mereka juga leluasa membangun gedung-gedung pemerintahan dan bisnis untuk kepentingan mereka. Sehingga terjadi kesenjangan kesejahteraan hidup antara penduduk pribumi dan orang-orang Belanda. Setelah Indonesia merdeka hingga saat ini, banyak sekali peninggalan-peninggalan Belanda yang sudah dirobohkan, tapi ada pula yang masih terjaga akan tetapi beralih fungsi, berikut ini adalah sebagian dari gedung-gedung tersebut.
Bangunan yang pertama disoroti jika mengunjungi Surabaya adalah Gedung Balai Kota Surabaya, tempat di mana walikota dan jajaran pemerintah kota Surabaya menjalankan roda pemerintahan. Tahukah Anda bahwa gedung yang saat ini menjadi kantor dari Walikota Surabaya ibu Tri Rismaharini ini, sebenarnya adalah bangunan bersejarah yang dibangun oleh Belanda?
Inilah saksi sejarah perkembangan kota Surabaya yang sangat terkenal dengan peristiwa perobekan bendera pada 19 September 1945. Pada saat itu Mr. Pluegman memimpin beberapa orang Belanda untuk mengibarkan bendera Belanda, merah putih biru. Pejuang Indonesia tak tinggal diam dengan hal ini, mereka merobek bagian bendera yang berwarna biru sehingga yang ada di atas tiang bendera hanya merah putih saja.
Gedung berikutnya yang masih memiliki fungsi yang sama adalah markas Polwiltabes Surabaya. Bangunannya masih asli bergaya Belanda dan masih berdiri kokoh hingga saat ini. Gedung yang terletak di Jalan Taman Sikatan ini dibangun tahun 1850 yang dikhususkan sebagai markas Polisi Belanda.
Selain gedung peninggalan Belanda yang fungsinya tidak berubah ada juga gedung yang telah beralih fungsi, misalnya saja gedung pada masa Belanda dikenal dengan nama Lindeteves Stokvis, milik sebuah perusahaan dagang Belanda. Saat ini bangunan ini telah beralih fungsi menjadi Bank Mandiri, tapi walaupun begitu pihak Bank Mandiri sendiri tidak melakukan perubahan terhadap bentuk asli gedung ini.
Salah satu bangunan tua yang menjadi ikon kota Surabaya adalah gedung Grahadi, dibangun tahun 1795 atas prakarsa dari Residan Dirk Van Hogendorps, penguasa kota Surabaya saat itu. Bangunan ini mengalami beberapa perubahan sejak awal dibangun hingga kemerdekaan Indonesia.
Mulai dari terjadinya perundingan antara Presiden Sukarno dengan Jenderal Hawtorn mengenai perdamaian antara pejuang dan sekutu, hingga ditempat ini pula Gubernur Soerjo memutuskan untuk menolak ultimatum menyerah tanpa syarat.
Masih banyak gedung-gedung peninggalan Belanda lainnya yang masih berdiri kokoh dan selamat dari pembangunan Kota Surabaya. Terkadang pembangunan harus mengorbankan bangunan-bangunan tua yang memiliki nilai sejarah. Maka sebaiknya masyarakat lebih menyadari bahwa keberadaan tempat ini juga sangat penting, selain mencerminkan sejarah bangsa Indonesia, juga bisa dijadikan sebagai motivasi untuk selalu mengingat perjuangan para pahlawan.
Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…