Bencana banjir yang melanda DKI Jakarta beberapa waktu lalu, membuat pemerintah setempat mencari cara untuk mengatasi hal tersebut. Salah satunya adalah dengan memasang memasang enam disaster warning sistem (DWS) sebagai peringatan dini saat banjir tiba.
Dilansir dari News.detik.com (17/01/2020), peringatan dini berbentuk menara dengan pengeras suara tersebut, menelan biaya sebesar Rp 4.073.901.441. Meski diklaim sebagai ‘Bukan Toa Biasa’ karena telah dilengkapi dengan teknologi yang canggih, masyarakat justru menganggapnya suaranya berisik? Selengkapnya, simak ulasan berikut ini.
Meski dianggap sebagai ‘bukan toa biasa’ karena kecanggihan teknologinya, Warga di Cipinang Melayu, Jakarta Timur (Jaktim), malah mengeluhkan bawah alat tersebut tak berfungsi dengan maksimal di daerahnya. Alhasil, warga pun mengandalkan pengalaman serta insting mereka karena telah berpengalaman menghadapi banjir sejak lama.
BACA JUGA: Melihat Prestasi Anies Baswedan Untuk Warga Jakarta Selama Menjabat Sebagai Gubernur
Pendeteksian secara dini ketika banjir terjadi memang bukanlah perkara yang mudah. Penggunaan DWS berupa toa alias pengeras suara di atas, menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal tersebut. Meski pada akhirnya, menuai kritik dari warga yang merasa terganggu dengan suaranya hingga alat yang tak berfungsi secara maksimal.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…