Hukuman mati mungkin masih jadi hal yang kontroversial hari ini. Namun, di masa lalu eksekusi cenderung merupakan sesuatu yang wajar. Bahkan kadang hukuman ini disaksikan oleh masyarakat luas. Berbicara soal metode eksekusi, orang-orang zaman dulu punya caranya sendiri untuk melakukan hal tersebut. Dan salah satu cara yang bisa dibilang paling terkenal adalah menggunakan pisau raksasa yang bernama Guillotine.
Disebut pisau raksasa lantaran ukuran belati Guillotine sendiri memang besar. Mekanismenya adalah ia ditarik dengan tali lalu kemudian dilepaskan. Guillotine yang berat akan menghujam ke bawah di mana di situ akan ada seorang terpidana mati yang terlentang. Guillotine sangat efektif sebagai metode eksekusi, namun pada akhirnya ia dimuseumkan lantaran dianggap sangat mengerikan.
Lebih jauh tentang pisau satu ini, berikut adalah fakta-fakta Guillotine yang mungkin belum pernah kamu ketahui sebelumnya.
Perancis adalah negara pertama dan mungkin satu-satunya yang mengaplikasikan metode eksekusi dengan Guillotine. Ada alasan kenapa mereka memberlakukan ini dan hal tersebut bertujuan baik sebenarnya. Jadi, dipercaya jika eksekusi dengan Guillotine akan membuat si terpidana mati tidak perlu merasakan sakit yang terlalu lama. Diketahui, eksekusi menggunakan kapak dan pedang memang sering gagal. Entah karena tumpul atau mungkin sudut tebas yang tak pas.
Metode eksekusi menggunakan Guillotine mulai diberlakukan pada tanggal 25 April 1792 dengan korban pertama yang bernama Nicolas Jacques Pelletier. Dianggap sangat sukses, alat ini pun bertahan dalam waktu yang sangat-sangat lama. Guillotine terakhir dipakai pada tahun 1977. Jadi, kurang lebih sudah sekitar 185 tahun alat ini dipakai.
Membayangkan seseorang dipenggal saja sudah ngeri apalagi menyaksikannya secara langsung. Umumnya, mayoritas orang akan merasa seperti ini, tapi nyatanya hal tersebut tak dialami oleh warga Perancis. Ya, di masa Guillotine berjaya, mereka justru sangat menanti-nantikan prosesi pemenggalan tersebut.
Guillotine bagi masyarakat Perancis tak hanya dianggap sebagai alat eksekusi saja, tapi juga identitas yang menimbulkan rasa bangga. Buktinya adalah terciptanya ribuan prosa dan puisi soal alat mengerikan ini. Tak hanya itu, bahkan bocah-bocah Perancis dulu mainannya adalah miniatur Guillotine.
Seiring dengan populernya Guillotine, para operator pun juga terkena imbasnya. Bukan digunjing secara massal, namun malah dipuja seperti artis di zaman sekarang. Mereka disukai oleh gadis-gadis dan bahkan model bajunya pun jadi trendsetter.
BACA JUGA: 5 Fakta Ngeri Titanoboa, Ular Purba Raksasa Yang Ukurannya Bikin Merinding
Guillotine mungkin terlihat sangat mengerikan. Namun, di masa jayanya alat ini justru jadi kebanggaan. Entah apa alasannya, namun yang jelas Guillotine memang jadi lambang keadilan sejati. Tak hanya memenggal kriminal, Guillotine juga menghabisi seorang raja dan ratu. Meskipun dibanggakan, alat ini pada akhirnya disingkirkan karena dianggap sudah tidak relevan dan memunculkan aura menakutkan.
Indonesia lagi-lagi mendunia. Kali ini bukan bicara tentang rendang atau masakan, tetapi gara-gara aksi viral…
Makin seram saja berita kriminal di Indonesia yang sudah seperti serial di televisi. Salah satunya…
Indonesia disebut sebagai negara yang ramah. Tapi itu dulu. Dulu banget sampai tidak ada yang…
Seorang Sekretaris Desa ditangkap pihak Kejaksaan karena selewengkan dana desa untuk kepentingannya sendiri. Yang menarik,…
Makin banyak anak muda Indonesia ketagihan olahraga baru yang bernama padel. Sebuah teknologi yang kira-kira…
Satu lagi gebrakan dari Kepolisian Republik Indonesia dalam memberikan pelayanan terbaik bagi bangsa. Untuk menyebarluaskan…