in

Menilik Fakta Mafia Migas yang Dianggap Rampok RI Rp1 Triliun dan Bikin Jokowi Marah

Sebagai negara yang notabene dipandang memiliki sumber daya alam melimpah, Indonesia ternyata masih tak lepas dari impor dengan nilai yang cukup besar. Salah satunya dari sektor migas yang baru-baru ini menjadi sorotan. Bahkan hal tersebut sampai membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah.

Menurut Presiden RI ke-7 itu, aksi mafia migas tersebut membuat biaya terus membengkak dan membuat Indonesia susah maju secara ekonomi. Hal ini terlihat saat Jokowi berpidato beberapa waktu lalu, di mana dirinya kecewa atas ulah para mafia migas yang juga dinilai menghambat pembangunan kilang minyak sendiri. Lantas, seperti apa faktanya?

Aksi para mafia migas yang dinilai menghambat pembangunan kilang minyak di Indonesia

Dalam sebuah pidatonya beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo tampak geram saat menyinggung keberadaan para mafia migas yang dinilai telah merugikan negara. Tak sekedar membuat pertumbuhan ekonomi negara terhambat, hal tersebut juga berakibat pada Indonesia yang tak kunjung mendirikan kilang minyak secara mandiri.

Untuk ukuran Indonesia yang memiliki sumber minyak sendiri, keberadaan kilang sangat penting untuk mengurangi ketergantungan impor pada pihak luar. Bahkan menurut Wakil Presiden RI 2014-2019 Jusuf Kalla yang dikutip dari CNBCIndonesia.com mengatakan, Balongan merupakan kilang minyak terakhir yang dibangun pemerintah pada 1995 silam.

Bikin marah Presiden karena mafia migas mengeruk keuntungan hingga Rp 1 Triliun per bulan

Selain dianggap membuat Indonesia tak mampu membangun kilang minyak sendiri, aksi para mafia migas tersebut juga disinyalir telah mengeruk keuntungan yang besar dari impor yang dilakukan. Terlebih, Indonesia mengimpor produk BBM dan minyak mentah sebanyak 800 ribu barel dalam sehari dengan keuntungan US$ 2 sampai US$ 3 per harinya. Hal ini diungkapkan oleh Fahmy Radhi, yang merupakan salah satu anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas bentukan Presiden Jokowi pada periode 2014-2015 silam.

Jika diakumulasikan seluruhnya, keuntungan para mafia tersebut sebesar sekitar US$ 2,4 per hari (Rp 33,6 miliar). Adapun kalkulasi selama sebulan, jumlah yang didapat mencapai sekitar Rp 1 triliun. Dalam waktu 3 tahun (2012-2014), para mafia yang menguasai kontrak jual beli ini memiliki nilai yang luar biasa besar, yakni US$ 18 miliar atau setara Rp 250 triliun.

Janji Presiden Joko Widodo untuk berantas mafia migas di Indonesia

Fakta miris inilah yang membuat Presiden Joko Widodo geram bukan main. Akibat ulah para mafia migas tersebut, negara dan masyarakat harus merasakan imbasnya. Seolah tak memiliki hati, para oknum tersebut sangat senang dengan kondisi Indonesia jika terus menerus melakukan kegiatan impor.

Untuk mengatasi hal tersebut, Presiden Joko Widodo berjanji akan memberantas para mafia yang disinyalir suka melakukan impor migas. “Ada yang senang impor tapi tidak mau diganggu impornya. Baik itu minyak maupun LPG. Ini yang akan saya ganggu,” kata Jokowi yang dikutip dari CNBCIndonesia.com.

BACA JUGA: Heboh Soal Impor Air, 10 Benda yang Diimpor ini Jadi Bukti Indonesia Tidak Kaya SDA

Tak salah bila Presiden Joko Widodo merasa geram atas aksi para mafia migas tersebut. Selain membuat Indonesia keterusan impor, kegiatan impor secara terus menerus juga dianggap menghambat pembangunan kilang minyak di RI. Terlebih, para mafia migas juga banyak mengeruk keuntungan hingga triliunan rupiah. Mereka yang untung, tapi negara buntung.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Mengenal Gejala Penyakit Kanker Ginjal Seperti yang Diidap oleh Vidi Aldiano

4 Seleb yang Sangat Totalitas Perankan Tokoh Legenda, Ada yang Rela Make Up Berjam-jam