Konflik antara AS dan Iran tampaknya sempat memanas usai ledakan roket menghantam basis militer tentara Paman SAM di pangkalan udara Irak. Tak tanggung-tanggung, ada sembilan roket yang diluncurkan oleh pihak Iran sehingga membuat pemerintah AS geram bukan main.
Uniknya, roket yang diluncurkan Iran untuk menyerang AS merupakan senjata jadul yang bernama Katyusha. Semasa PD II berkecamuk, senjata tersebut merupakan andalan utama Uni Soviet (Rusia sekarang) untuk menggempur tentara Nazi Jerman. Meski tergolong lawas, Katyusha memiliki sederet fakta yang mencengangkan. Apa saja? Simak ulasannya berikut ini.
Sepak terjang Katyusha dimulai sejak pasukan Nazi Jerman menginvasi Uni Sovyet di era Perang Dunia II berkecamuk. Uniknya, senjata tersebut diproduksi secara massal beberapa jam sebelum perang lewat persetujuan Josef Stallin. Dilansir dari Id.rbth.com (25/03/2019), produksinya dilakukan sehari sebelum pasukan Nazi Jerman menerobos perbatasan Uni Sovyet.
Saat digunakan dalam peperangan, Katyusha yang memiliki kode BM-13 sejatinya merupakan senjata yang dirahasiakan. Penyebutannya sendiri hanya dilafalkan dalam inisial ‘K’, di mana hal tersebut merujuk pada pabrik senjata Voronezh Komintern Factory, seperti yang dikutip dari buku Inside the Soviet Army (1982) karya Viktor Suvorov. Bahkan, Kepala Staf Umum Wehrmacht (AD Nazi Jerman), Franz Halder menuliskan di buku hariannya soal ‘senjata tak dikenal’ yang tak lain adalah Katyusha itu sendiri.
Sejak digunakan oleh pasukan Uni Sovyet di PD II melawan Nazi Jerman, Katyusha diterjunkan pertama kalinya di front Orsha (500 km di barat Moskow yang masuk dalam wilayah Belarus) pada 14 Juli. Padahal, kota tersebut merupakan markas bagi satuan transportasi Wehrmacht (AD Nazi Jerman), yang berhasil direbut dari tangan Uni Sovyet.
Keperkasaan Katyusha akan terus melekat dalam ingatan militer Rusia sampai kapan pun. Untuk itu, mereka berupaya untuk melahirkan kembali roket jadul tersebut dalam versi yang lebih modern. Nama ‘Tornado-G’ kemudian muncul sebagai peluncur roket modern bagi militer Rusia yang mirip dengan Katyusha.
BACA JUGA: Gempur Markas Militer AS, Inilah Rudal ‘Kiamat’ Milik Iran yang Selama Ini Disembunyikan
Kabar Iran yang masih menggunakan roket Katyusha buatan era Uni Sovyet memang cukup mengejutkan. Meski dinilai ketinggalan jaman karena teknologinya telah usang, hantaman yang dihasilkan cukup merepotkan pemerintah AS. “(AS) marah dengan laporan serangan roket lain di pangkalan udara di Irak,” kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, sebagaimana dikutip dari CNBCIndonesia.com (13/01/2020).
Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…