Sejarah kembali terulang di Hagia Sophia. Setelah dipakai sebagai museum selama 86 tahun lamanya, bangunan bersejarah itu akhirnya resmi diubah menjadi masjid dan telah digunakan untuk menggelar salat Jumat. Nah, terkait penggunaan bangunan ini untuk salat, ada hal menarik soal karpet yang digunakan.
Karpet ini dikatakan dipasang khusus untuk menjadi alas salat jumat pertama setelah puluhan tahun itu. Lantaran ini adalah momen bersejarah, tentu alas salatnya pun tidak main-main. Bahan yang digunakan begitu spesial serta melibatkan semua pihak. Lalu apa istimewanya karpet salat di masjid yang pernah jadi gereja di masa lalu ini?
Karpet yang digunakan untuk beribadah sangatlah istimewa lantaran terbuat dari bahan-bahan berkualitas tinggi, yang Diproduksi dengan 100 persen wol terbaik buatan lokal dengan ketebalan mencapai 16 milimeter dan berat 5 kilogram per satu meter persegi. Perhitungan yang seksama ini menandakan karpet tersebut tak hanya nyaman digunakan, tapi juga sebagai bentuk penghormatan atas momen sakral tersebut.
Selain menggunakan wol berkualitas, bahan bakunya juga tidak menggunakan zat-zat akrilik, nilon, turunan minyak bumi, maupun produk karsinogenik yang bisa menyebabkan kanker. Saat produksi pembuatan benang, proses pewarnaan menggunakan mesin yang berteknologi khusus.
Bahan terbaik dan proses pembuatan benang hingga diproduksi menjadi karpet yang ditata sedemikian rupa, membuat alas bagi ibadah tersebut diklaim antibakteri, tidak mengandung virus, serta tidak mudah terbakar. Sebuah mahakarya yang melewati proses panjang demi sebuah momen sakral yang dicatat oleh sejarah.
Sebagai negara yang besar oleh sejarah masa lalu Kesultanan Ottoman, simbol-simbolnya sangat melekat bagi masyarakat Turki hingga saat ini. Hal ini pun dituangkan pada karpet yang akan digunakan untuk ibadah salat Jumat perdana. Di mana karpet berwarna hijau itu menggunakan corak Rumi Ottoman abad ke-17 yang dikemas dengan sistem ‘thermopress’ agar tidak pudar.
Karpet khusus yang digunakan untuk salat Jumat di Hagia Sophia menjadi bagian penting dari persiapan demi persiapan yang dilakukan pemerintah Turki. Selain itu, pihaknya juga menutup seluruh ornamen kekristenan dengan menggunakan teknologi dan kain agar umat Islam bisa beribadah tanpa terganggu dengan simbol-simbol tersebut.
BACA JUGA: Kisah Hagia Sophia yang Kini Diributkan Turki dan Yunani Setelah Resmi Dijadikan Masjid
Perubahan Hagia Sophia dari museum menjadi masjid, tak hanya menjadi kebanggaan bagi masyarakat Muslim Turki tapi juga umat Islam di seluruh dunia. Momen ini sekaligus sebagai simbol mimpi lama bangsa Turki mewujudkan kembali simbol kejayaan Ottoman yang menjadi kekhalifahan Islam terakhir yang berkuasa setelah runtuh pada 3 Maret 1924.
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…
Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…
Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…