Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, sempat mengutarakan keinginannya untuk bertemu dengan orang-orang yang kerap melontarkan kritik terkait dengan utang Indonesia. Ajakan tatap muka tersebut ternyata direspon oleh DR. Djamester Simarmata yang dikenal kritis terhadap kebijakan utang pemerintah.
Djamester Simarmata menyanggupi tantangan Luhut yang ditulis lewat akun Twitternya, @DSimarmata. “Caranya gimana? Saya termasuk yg tdk setuju. Tolong ditentukan waktunya, saya persiapkan bahan!” cuitnya pada (03/06/2020). Lantas, siapa DR. Djamester Simarmata?
DR. Djamester Simarmata merupakan tokoh sekaligus akademisi yang kini aktif mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI). Mengutip dari situs situs web staff.ui.ac.id, pengampu mata kuliah ekonomi publik itu termasuk dosen senior di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dirinya menjadi sorotan setelah diketahui menerima tantangan debat yang dilontarkan oleh Menko Maritim, Luhut Pandjaitan.
Sebelumnya, Menko Luhut mengeluarkan pernyataan agar mereka yang kerap mengkritik kebijakan utang pemerintah agar bertatap muka dengan dirinya. DR. Djamester Simarmata rupa-rupanya menyanggupi hal tersebut lewat Twitter pribadinya, @DSimarmata. “Caranya gimana? Saya termasuk yg tdk setuju. Tolong ditentukan waktunya, saya persiapkan bahan!” cuitnya pada (03/06/2020).
Sebagai seorang ahli soal ekonomi, Djamester Simarmata dikenal sangat kritis dalam menyampaikan pendapatnya pada sejumlah pihak. Terutama menyangkut implementasi teori ekonomi yang tidak tepat. Dilansir dari RMOL (04/06/2020), dirinya bahkan mengkritik wacana cetak uang secara Modern Monetary Theory (MMT) yang dilontarkan oleh Mardigu Wowiek beberapa waktu lalu.
DR. Djamester Simarmata diketahui telah banyak mengeluarkan tulisan dan jurnal ekonomi yang telah dipublikasikan. Salah satunya adalah buku Analisa Proyek Publik dan Pemerataan, yang diterbitkan oleh Lembaga Penerbit FEUI (1990). Beberapa karya tulisnya juga pernah dimuat di sejumlah media cetak seperti di majalah GATRA, No. 41 Tahun XVI, pada 19-25 Agustus 2010, dan majalah INFOBANK No.379, yang terbit pada Oktober 2010.
Menurut Djamester Simarmata, teori ekonomi yang berlandaskan utang untuk pembangunan dianggapnya keliru. Menukil teori pembangunan yang dikembangkan oleh Joseph Schumpeter, hal tersebut tak perlu dilakukan dengan berutang. Menurutnya, Cina dan Jerman adalah dua negara yang sukses mengembangkan teori tersebut dengan tak mengajukan utang meski tidak memiliki dana.
BACA JUGA: Jadi Sorotan di Tengah Wabah Corona, Inilah Jasa Luhut Binsar Panjaitan Pada Indonesia
Jika debat antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dengan DR. Djamester Simarmata bisa terealisasi, tentu akan sangat menarik karena bisa memberikan pengetahuan dan pengalaman baru kepada rakyat. Terutama mengenai kebijakan ekonomi seperti utang negara yang dilakukan pemerintah. Tapi kira-kira Luhut apakah akan menyambut hal ini juga?
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…
Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…
Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…
Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…
Misteri masih menyelimuti kematian seorang ibu muda di Gresik bernama Wardatun Toyyibah. Perempuan berusia 28…