Pavel Durov meninggalkan Rusia [image source]
Akhir-akhir ini kabar tentang versi web dari Telegram yang diblokir memang banyak diperbincangkan. Banyak netizen yang menyayangkan keputusan pemerintah tersebut. Berita tentang pemblokiran itu rupanya juga sampai pada CEO Telegram, yakni Pavel Durov. Menyikapi itu, Pavel sendiri langsung menyampaikan permintaan maaf pada pemerintah Indonesia.
Seiring dengan menghangatnya berita tentang pemblokiran Telegram, sosok Pavel Durov juga makin dikenal banyak masyarakat Indonesia. Terlepas dari parasnya yang bikin para netizen cewek di Indonesia pada mimisan, ternyata pendiri Telegram tersebut juga punya beberapa fakta unik seperti berikut ini:
Dalam salah satu wawancara di acara teknologi San Fransisco tahun 2015 silam, Pavel dengan terang-terangan mengungkapkan bahwa WhatsApp memiliki kualitas yang buruk. Hal tersebut disampaikan bukan karena WhatsApp merupakan saingan terberatnya, tapi karena banyaknya keterbatasan aplikasi tersebut.
Pada tahun 2006, Pavel bersama kakaknya Nikolai Durov bekerjasama dalam menciptakan sosial media pertama di Rusia yang dikenal dengan Vkontakte atau biasa disingkat VK. Konsep awalnya, Pavel juga mengaku jika dia terinspirasi dari Facebook. Dan ternyata, VK sendiri rupanya lebih populer di Rusia jika dibandingkan dengan Facebook. Pengguna aplikasi tersebut mencapai 350 juta orang. Kekayaan yang dimiliki saat itu melesat hingga $ 260 juta.
Tapi sayang, Pavel justru mundur dari perusahaan pada tahun 2014. Keputusan tersebut dipilih setelah dipaksa menjual 12% saham kepemilikannya pada Ivan Tavrin, pemilik perusahaan internet terbesar di Rusia. Ivan memang dikenal memiliki hubungan dekat dengan presiden Rusia, Vladmir Putin. Besar kemungkinan jika tujuan mereka agar pemerintah Rusia bisa memonitor aktivitas warganya di media sosial.
Pavel Durov memang dikenal sebagai pribadi yang blak-blakan, terlebih setelah krikitan terbuka yang telah diberikan pada WhatsApp. Namun, siapa sangka jika pendiri Telegram ini secara pribadi ngaku sebagai fans berat Negara Indonesia.
Kisruh memang pernah terjadi antara Pavel dengan pemerintah Rusia. Ketegangan tersebut berawal saat pihak pemerintah meminta agar laman kelompok oposisi pemerintah dicabut. Rupanya Pavel menolak menyerahkan data-data para pengunjukrasa di Ukraina pada agen intelijen Rusia. Para demonstran itu yang diketahui memiliki laman khusus di VKontakte.
Pemerintah Rusia memang mengasingkan Pavel Durov sejak pembangkangan yang dia lakukan. Hingga pada akhirnya, pada tahun 2014 Pavel memilih meninggalkan negara asalnya. Akhirnya, Pavel sendiri tidak menunjuk satu lokasi yang disebut tempat tinggal. Dia sendiri tidak menyesal meninggalkan Rusia.
Seperti dijelaskan sebelumnya, jika Pavel memang merupakan fans Negara Indonesia. Mungkin hal itu juga yang membuat CEO Telegram tersebut masih berusaha meyakinkan pemerintah Indonesia. Pavel mengakui telah adanya miskomunikasi yang terjadi antara Kementrian Komunikasi dan Informatika dengan pihaknya.
Itulah 6 fakta tentang Pavel Durov, sosok pendiri Telegram yang nggak bisa ditekan. Sifatnya yang pemberani dan nggak tergoyahkan itu memang patut diacungi jempol. Kira-kira, usahanya membujuk Menkominfo Indonesia berhasil nggak ya?
Kontroversi tambang nikel di kawasan Raja Ampat kini menemui titik terang. Usai jadi perdebatan di…
Konflik Palestina-Israel menemui babak baru. Aktivis lingkungan kondang, Greta Thunberg, memutuskan turun gunung untuk membantu…
Kebiasaan netizen Indonesia, selalu ingin mencoba sesuatu yang viral, termasuk saat menyerbu Dusun Garung untuk…
Hari Raya Kurban atau Idul Adha tahun ini sudah di depan mata. Momen yang sangat…
Presiden RI Prabowo Subianto bikin kaget rakyat Indonesia. Hal ini berhubungan dengan pernyataannya, yaitu bahwa…
Belum apa-apa, Danantara sudah kena gosip miring. Salah satu orang yang diharapkan segera bergabung dengannya…