in

Salip Bill Gates, Ini Sosok Bernard Arnault yang Kekayaannya Mendekati Penerimaan Pajak RI

Kekayaan para miliarder dunia tampaknya mengalami banyak perubahan. Setelah sebelumnya menduduki peringkat kedua sebagai orang terkaya di dunia, pendiri Microsoft, William Henry “Bill” Gates III atau dikenal sebagai Bill Gates harus rela turun ke posisi tiga. Ia digantikan oleh sosok Bernard Arnault, yang kini ditahbiskan sebagai orang terkaya kedua di bawah bos raksasa Amazon, Jeff Bezos dengan jumah kekayaan sebesar USD 108 miliar atau setara Rp 1.508 triliun (asumsi Rp13.962 per USD).

Dilansir dari merdeka.com, jumlah kekayaan Arnault itu disebut mendekati penerimaan pajak Indonesia pada 2018 yang sebesar Rp1.618 triliun. Sementara Gates yang turun ke posisi tiga, memiliki harta sebesar US$ 107 miliar (Rp 1.491 triliun). Hanya terpaut US$ 1 miliar saja. Dengan harta berlimpah dari bisnisnya yang menggurita, siapa sebenarnya Bernard Arnault?

Lulusan teknik yang sukses membesarkarkan bisnis milik sang ayah

Bernard Arnault sejatinya bukanlah sosok yang memiliki latar belakang di dunia bisnis. Mengawali karir pertamanya, pria lulusan École Polytechnique dengan gelar teknik pada 1971 ini bergabung dengan perusahaan milik sang ayah. Dilansir dari bisnis.tempo.co, Ayahnya, Jean Leon Arnault, lulusan École Centrale Paris, adalah seorang produsen dan pemilik perusahaan teknik sipil, Ferret-Savinel.

Berkecimpung dan sukses membesarkan bisnis sang ayah [sumber gambar]
Pada 1976 saat dirinya berusia 27 tahun, perusahaan merubah haluan usaha dengan fokus pada bisnis real estate. Namanya pun diganti menjadi Ferinel yang mengembangkan spesialisasi dalam akomodasi liburan. Dari sini, Arnault kemudian mengembangkan jangkauan perusahaan dengan mengakuisisi banyak bisnis yang kelak menjadi penyumbang kekayaan pribadinya.

Pengusaha kakap yang mengendalikan bisnis barang-barang mewah

Setelah resmi mengambil alih sebuah perusahaan barang mewah bernama Financière Agache, Arnault juga perusahaan tekstil yang nyaris bangkrut bernama Boussac Saint-Frères. Kepemilikan pasa perusahaan terakhir inilah, yang menjadi awal mula bagi Arnault menguasai produk Christian Dior milik Boussac. Setelahnya, kedua bisnis tersebut ia merger atau gabung menjadi satu kemudian melahirkan grup LVMH.

Kuasai bisnis barang-barang mewah lewat LVMH [sumber gambar]
Dengan LVMH, Arnault langsung melesat dengan merajai bisnis barang-barang mewah. Dilansir dari bisnis.tempo.co, ia membangun bisnisnya menjadi pusat kekuatan global barang mewah, yang mengendalikan merek-merek berkelas seperti Louis Vuitton, Christian Dior, dan Givenchy. Khusus untuk Christian Dior, Arnault bahkan memiliki 97 persen saham dari perusahaan fashion mewah itu sejak 1949.

Geser Bill Gates dan menjadi orang terkaya kedua di dunia

Tingginya konsumsi barang-barang mewah di dunia, turut melambungkan pundi-pundi kekayaan Arnault pada tahun ini. Salah satunya berasal dari konsumen Cina tak ragu membelanjakan uangnya untuk membeli tas Louis Vuitton dan cognac Hennesy. Kedua produk inilah yang menjadi salah satu pendorong penjualan LVMH. Alhasil, hal ini pun berimbas pada performa perusahaan, di mana Saham LVMH pun melonjak 43 persen sepanjang tahun ini dan menunjukkan kinerja terbaik ketiga di Indeks CAC 40 Prancis.

Sukses menjadi orang terkaya nomor dua di dunia [sumber gambar]
Capaian yang diraih LVMH, berimbas pula dengan bertambahnya kekayaan Arnault. Dilansir dari laman Bloomberg Billionaire Index, ia naik ke peringkat kedua dalam sebagai orang terkaya kedua dengan harta sebesar USD 108 miliar atau setara Rp 1.508 triliun (asumsi Rp13.962 per USD). Selisih USD 1 miliar atau setara Rp13,9 triliun dari Bill Gates yang turun ke posisi tiga dengan kekayaan sebesar US$ 107 miliar (Rp 1.491 triliun).

BACA JUGA: Tak Melulu Tionghoa, 5 Pengusaha Bumiputera Ini Sukses Masuk Forbes Sebagai Miliarder RI

Wajar jika sosok Bernard Arnault kemudian menjadi orang terkaya nomor dua di dunia. Selain karena gurita bisnisnya yang memang tersebar di mana-mana, adanya peningkatan konsumsi pada produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaannya, juga menjadi salah satu sumbangsih pada nilai kekayaan yang dimiliki. Hebat ya Sahabat Boombastis.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Sekali Colok Habis Rp 20 Ribu, Begini Susahnya Isi Daya Ponsel di Daerah Terpencil Afrika

Cek Dulu 5 Syarat Mengejutkan ini Jika Kamu Ingin Kerja Jadi Mata-mata!