Cinta sejati yang terjalin antara Ikang Fawzi dan Marissa Haque telah melewati waktu yang panjang dan penuh makna. Selama 38 tahun pernikahan, mereka hidup dalam kebersamaan yang begitu erat, membuat kepergian Marissa menjadi pukulan berat bagi Ikang. Cinta mereka tak hanya didasarkan pada kebersamaan sehari-hari, tetapi juga penuh dengan ketulusan yang terjalin dari hati. Di saat-saat terakhirnya, Ikang menunjukkan betapa mendalam cintanya pada Marissa, bahkan dalam perpisahan yang penuh duka.
Momen pemakaman menjadi salah satu bukti nyata betapa besarnya cinta dan rasa kehilangan yang dirasakan Ikang. Dalam momen tersebut, cinta yang selama ini terjalin terus hidup, meskipun maut telah memisahkan mereka. Bagaimana cinta ini bertahan dan bagaimana Ikang menerima takdir dengan penuh kesadaran spiritual, menjadi pengingat akan kekuatan cinta yang abadi.
Satu hal yang mencolok dari hubungan Ikang dan Marissa adalah panggilan sayang mereka satu sama lain, yakni “Love”. Panggilan ini tidak hanya sebuah kata sederhana, tetapi sebuah cerminan dari kasih sayang mendalam yang mereka jalin selama bertahun-tahun. Bahkan setelah kepergian Marissa, panggilan ini terus menjadi simbol cinta mereka yang tak pernah lekang oleh waktu. “Marissa, I love you forever,” kata Ikang, menegaskan bahwa cinta itu tidak akan pernah pudar meski mereka kini berada di dunia yang berbeda.
Meskipun sangat terpukul, Ikang tetap mencoba kuat dengan menerima kenyataan kepergian Marissa dengan lapang dada. Dia berkata bahwa cintanya kepada Marissa kini telah berada pada level yang lebih tinggi—cinta karena Allah. Baginya, keikhlasan ini adalah bentuk dari keyakinan bahwa Tuhan lebih mencintai Marissa dan kini telah memanggilnya kembali. Dalam ucapan yang penuh haru, Ikang mengungkapkan bahwa meskipun cinta mereka begitu besar, dia sadar bahwa Allah yang paling mencintai Marissa, dan itu yang membuatnya berusaha untuk ikhlas.
Duka yang dirasakan Ikang begitu dalam hingga membuatnya pingsan sampai empat kali. Kesedihan ini sangat terlihat ketika Ikang tidak mampu menahan rasa kehilangan atas kepergian Marissa yang begitu tiba-tiba. Keluarga dan kerabat yang hadir pun merasa sangat terharu menyaksikan betapa mendalamnya cinta Ikang pada istrinya. Meski secara fisik Marissa telah pergi, cinta itu tetap hidup dalam hati Ikang, menciptakan duka yang begitu mendalam namun tetap diselimuti cinta sejati.
Kenangan akan cinta Ikang dan Marissa tidak akan pernah hilang. Meski kini mereka terpisahkan oleh maut, hubungan yang dibangun selama 38 tahun akan terus hidup di hati Ikang dan keluarganya. Ikang telah membuktikan bahwa cinta sejati tidak hanya bertahan di saat-saat bahagia, tetapi juga tetap kuat di tengah duka. Kenangan manis yang mereka ciptakan bersama akan menjadi pengingat akan cinta mereka yang tak pernah mati.
BACA JUGA: 6 Orang Indonesia di Balik Layar Film Animasi Sukses yang Mendunia
Cinta yang Ikang dan Marissa bangun selama ini telah melewati berbagai ujian dan tantangan, termasuk saat perpisahan terakhir. Cinta yang dilandasi keikhlasan kepada Allah membuat Ikang bisa menerima kenyataan meskipun berat. Baginya, cinta kepada Marissa akan terus hidup, tak hanya dalam kenangan, tetapi juga sebagai bagian dari keyakinan spiritual yang kuat. Cinta ini telah membawa mereka melewati waktu bersama di dunia, dan kini menjadi kekuatan yang membawa ketenangan meski mereka telah berpisah.
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…