Cegah Kegemukan, Bangku Halte Diubah Jadi Timbangan

Semakin hari, semakin tinggi kesadaran akan pentingnya memiliki tubuh sehat. Banyak negara yang langsung menyoroti kesehatan warganya, terutama masalah kegemukan dan obesitas yang sering dianggap sebagai pemicu berbagai penyakit. Tidak hanya pemerintah Jepang yang sangat peduli, pemerintah di Moskow bahkan menggunakan cara ekstim untuk mengontrol berat badan warganya.

Dengan maksud baik agar warganya sadar terhadap berat badan, pihak berwenang dari Moskow melakukan cara ekstrim dengan mengubah bangku tunggu di halte bus menjadi timbangan. Kampanye sehat yang sama sudah pernah dilakukan di Belanda. Cara yang dipakai adalah dengan melekatkan panel elektronik besar di bangku yang tersambung ke panel. Saat seseorang duduk ketika menunggu bus, angka berat badannya langsung tertera di layar, dilansir oleh odditycentral.com.

Saat seseorang duduk di bangku tunggu, secara otomatis panel akan bekerja dan langsung memamerkan berat badan orang yang sedang duduk. Tidak tanggung-tanggung, angka hasil timbangan dipamerkan sangat besar di layar dengan warna merah yang menarik perhatian. Hingga akhir tahun nanti, diperkirakan ada 20 bangku yang akan disebar di berbagai tempat umum.

Artikel Seru Lainnya: 6 Teori Konspirasi Paling Populer di Dunia

Kampanye ini mau tidak mau membuat para warga mengontrol berat badannya. Ada banyak orang yang malu jika ketahuan angka timbangannya, apalagi ini sampai dipajang di layar tempat umum dan semua orang bisa melihat. Kepala media dan periklanan Moskow, Vladimir Chernikov mendukung proyek ini agar kesadaran masyarakat lebih baik mengenai berat badannya. Bahkan kabarnya, bangku-bangku lain di tempat umum akan diganti semua menjadi bangku timbangan.

Ada warga yang mendukung gerakan ini, ada juga yang tidak suka. Memamerkan angka berat badan di depan banyak orang dianggap sebagai membongkar rahasia dan privacy seseorang. Kalau cara ini diterapkan di Indonesia, bagaimana jadinya ya?

Baca Juga Yuk: 9 Fakta Mengejutkan Tentang Adolf Hitler, Sang Diktaktor NAZI