Balita ditemukan bersama jenazah nenek selama berhari-hari. [Sumber Gambar]
Apakah kamu pernah menonton film India berjudul Pihu? Menceritakan seorang balita yang tinggal bersama jenazah ibunya yang sudah meninggal. Ia tidak tahu bahwa ibunya telah tiada. Film Pihu ini berdasarkan kisah nyata yang terjadi di India. Rupanya, kejadian serupa juga terjadi di Indonesia.
Seorang balita berusia 3 tahun di Kelapa Gading, Jakarta Utara, tinggal bersama jenazah neneknya selama sekitar 4 hari. Sampai akhirnya tetangga curiga dan pihak berwajib datang pada Kamis (30/9/2021). Bagaimana awal mula kejadian ini dan nasib sang anak tersebut sekarang? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Seorang nenek, sebut saja OJT, yang berusia sekitar 64-68 tahun biasanya melakukan aktivitas pagi hari. Ia tinggal di Jalan Gambir Anom 2, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Tetangga biasanya juga melihat OJT kerap memesan makanan via ojek online. Namun, selama sekitar 4 hari, tetangga tidak melihat ada aktivitas rutin tersebut. Bahkan, tempat sampah sang nenek pun terlihat kosong.
Tika menyampaikan bahwa ia terakhir kali melihat OJT pada Minggu (26/9/2021). Ia pun sempat mendengar ada tangisan balita yang memang cucu OJT pada Rabu (29/9/2021). Rupanya sebelum dilaporkan Tika, ada juga petugas ke rumah OJT untuk memberikan uang pensiunan. Namun, tidak ada respon sama sekali dari dalam rumah.
OJT diketahui sebelumnya tinggal bertiga di dalam rumahnya. Ia tinggal bersama anak perempuannya dan cucunya. Sang anak perempuan yang tak lain adalah ibu J, meninggal pada Agustus lalu. Sementara, ayah J seorang WNA yang kabarnya tinggal di Belanda. Setelah ibu J meninggal, balita laki-laki ini pun tinggal berdua bersama neneknya.
Mayat akan mengalami proses pembusukan yang dibantu oleh bakteri. Bakteri ini bisa menyebar keluar dan menulari orang yang menghirupnya. Hal ini adalah salah satu bahaya apabila anak sendirian bersama jenazah. Pasalnya, mereka bisa saja tidak mengerti bahwa orang tersebut telah meninggal sehingga tetap mendekatinya.
Bukan hanya masalah fisik, psikis anak pun dapat terpengaruhi. Anak bisa mengalami trauma karena kehilangan anggota keluarga. Mereka pun menyaksikan sendiri jenazah keluarganya. Dibutuhkan bantuan psikolog atau psikiater untuk memulihkan trauma anak. Pasalnya, mereka belum bisa mengekspresikan emosi secara tepat.
BACA JUGA: Viral Bayi 10 Bulan Dicat Silver Diajak Mengemis Tetangga, Ibu Hanya ‘Dibayar’ Rp20 Ribu
Anak-anak di mana saja berada membutuhkan pengawasan orang tua atau orang dewasa, bahkan di dalam rumah sendiri. Semoga saja kejadian pilu yang dialami J, tidak terjadi pada anak-anak lain.
Dengan duit sejuta bisa masuk surga? Wah, siapa yang nggak mau? Lebih baik bayar demi…
Biasanya, film bertema nasionalisme yang diputar di bioskop-bioskop Tanah Air akan mendapatkan respon positif hingga…
Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani sedang naik daun. Jadi perbincangan banyak orang gara-gara pernyataannya…
Pati bergolak! Kebijakan kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sampai 250%…
Kabar duka mengguncang dunia hiburan Indonesia. Salah satu wajah populer yang selalu mengundang gelak tawa,…
Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, Kwik Kian Gie, yang tutup usia di hari Senin…