Trending

5 Alasan Senjata Api Tidak Dilegalkan Secara Bebas dan Berbahaya untuk Sipil di Indonesia

Aturan mengenai kepemilikan senjata api dari kalangan sipil di Indonesia memang dikenal ketat dan tak sembarangan. Selain termasuk kategori berbahaya, efek penyalahgunaan juga menjadi pertimbangan tersendiri. Hal semacam ini tentu sangat berbeda jauh dengan Amerika Serikat (AS) yang mengijinkan warganya memiliki senjata api.

Mengingat efeknya yang bisa berisiko tinggi jika diterapkan secara bebas pada masyarakat di Indonesia, pemerintah pun membatasi kepemilikan senjata api dari kalangan sipil dengan kriteria tertentu. Lantas, apa saja bahaya yang dikhawatirkan bisa timbul dari keberadaan benda tersebut?

Khawatir disalahgunakan untuk tindak kejahatan

Ilustrasi tindak kejahatan dengan senjata api [sumber gambar]
Maraknya tingkat kejahatan di tengah-tengah masyarakat secara tidak langsung juga berhubungan dengan penggunaan senjata api sebagai salah satu alatnya. Selain digunakan tidak pada tempatnya, kepemilikan senjata tersebut juga rawan dimanfaatkan oleh beberapa oknum untuk berbuat kriminal. Entah bagaimana caranya mendapatkan, senjata api masih rawan disalahgunakan jika beredar di kalangan sipil.

Dikhawatirkan memicu perdagangan senjata secara ilegal

Ilustrasi perdagangan senjata api ilegal [sumber gambar]
Selain memicu tingginya tingkat kriminalitas, kepemilikan senjata api secara bebas juga rentan dijadikan sebagai ajang bisnis perdagangan secara ilegal. Jika masyarakat diberi kemudahan untuk memiliki, tentu permintaan konsumen akan senjata api tersebut akan semakin tinggi. Di sinilah akar masalah yang bakal terjadi. Di mana mereka akan mencari semua cara, termasuk membeli secara ilegal dari pedagang gelap, demi memenuhi hasrat memiliki sepucuk senjata api.

Menimbulkan arogansi pada pemilik yang berujung main hakim sendiri

Ilustrasi senjata api ilegal [sumber gambar]
Arogansi dan senjata api adalah dua hal yang tak terpisahkan. Kita semua tahu bahwa sering terjadi sebuah kasus main hakim sendiri di kalangan masyarakat sipil yang melibatkan penggunaan senjata api seperti pistol misalnya. Para pelakunya pada saat itu merasa bahwa senjata api yang dibawa tak lagi untuk sekedar menjaga diri, tapi juga simbol gagah-gagahan yang mungkin digunakan untuk menakut-nakuti atau mengintimidasi orang lain.

Banyak yang tak memenuhi syarat-syarat kepemilikan senpi bagi masyarakat sipil

Ilustrasi latihan menembak [sumber gambar]
Muara dari aksi koboy yang mungkin dilakukan oleh oknum sipil bersenpi sejatinya merupakan cerminan, bahwa kepemilikan senjata api tidak bisa diberikan secara sembarangan. Untuk itu, ada serangkaian tes dan persyaratan ketat yang diterapkan sehingga seorang individu dari kalangan sipil layak membawa senjata. Masalahnya adalah, tidak semuanya bisa lulus dengan mudah dan memenuhi kriteria yang diminta.

Kondisi keamanan masih dapat dikendalikan dan dijaga oleh pihak kepolisian

Ilustrasi anggota Polri [sumber gambar]
Menurut Anggota komisi III DPR Fraksi Gerindra Habiburokhman yang dikutip dari Kumparan (02/08/2020) mengatakan, kondisi keamanan Indonesia masih dapat dikendalikan dan dijaga oleh Polri sehingga urgensinya pada masyarakat untuk memiliki senjata api tidak diperlukan. Kepemilikan senjata api untuk beladiri sendiri diatur dalam SK Kapolri Nomor 82 Tahun 2004, yang kemudian diperbarui menjadi Peraturan Kapolri Nomor 18 Tahun 2015.

BACA JUGA: 5 Fakta Tentang Aturan Senjata Api di Indonesia yang Jarang Diketahui

Sebelumnya, Ketua MPR Bambang Soesatyo jadi sorotan setelah mengusulkan agar masyarakat sipil boleh memiliki senjata api dengan peluru kaliber 9 mm. Namun hal tersebut dibantah dan diklarifikasi oleh dirinya. Bagaimana menurutmu Sahabat Boombastis? Apakah sudah waktunya sipil boleh pegang senjata api miliknya sendiri?

Share
Published by
Dany

Recent Posts

Akun IG Cabinet Couture, Soroti Barang Mahal Pejabat

Kekuatan rakyat dunia maya memang sangat luar biasa. Seperti angin yang berhembus di celah-celah sempit,…

2 weeks ago

Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kritik pada Patwal Arogan di Jalan

Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…

2 weeks ago

Musala di Ponpes Ambruk, Timpa Santri yang Habis Salat Asar

Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…

2 weeks ago

Habis Dikritik, BPMI Kembalikan ID Pers Istana Jurnalis CNN yang Tanya Soal MBG

Sedang ramai di media sosial dan media massa tentang aksi nekat Biro Pers, Media, dan…

2 weeks ago

Ribuan Murid Keracunan, MBG Didesak Evaluasi

Sudah sembilan bulan berjalan, program Makan Bergizi Gratis (MBG)  menjadi mega proyek yang penuh tanda…

2 weeks ago

Sosok Glory Lamria, Diaspora yang Disorot Pasca Sambut Prabowo dan Berenang di Hotel Mahal

Nama Glory Lamria kini menjadi sorotan warganet. Paras cantik diaspora yang tinggal di Amerika Serikat…

2 weeks ago