Bukan rahasia umum, ada banyak ilmuwan muslim yang berjasa besar dalam memajukan peradaban yang menjadi landasan bagi manusia modern. Sumbangsih mereka meliputi berbagai hal seperti ilmu pengetahuan, teknik, sosial ekonomi dan politik. Salah satu yang paling berjasa adalah sosok Abu al Wafa’. Ia dikenal sangat jenius pada bidang matematika dan astronomi.
Selain pandai, dunia berterima kasih atas jasanya menemukan Rumus Identitas Trigonometri yang banyak digunakan di bidang arsitektur dan pendidikan modern. Ia juga sangat ahli dalam ilmu astronomi, pergerakan bintang dan benda langit. Karya-karta itulah yang kini banyak diaplikasikan oleh seluruh negara maju di dunia. Sahabat Boombastis pun bisa mengambil hikmahnya dari kisah sang Dewa Matematika berikut ini.
Abu al-Wafa’ yang mempunyai nama lengkap Muhammad bin Yahya bin Ismail bin al-‘Abbas Abu al-Wafa’ al-Buzjani, lahir pada 1 Ramadan 328 H atau 10 Juni 940 M. Sedari kecil, ia telah menunjukan tanda-tanda kejeniusan pada dirinya. Hal ini terlihat dari besarnya minat Abu al-Wafa’ kecil mempelajari ilmu pengetahuan.
Abu al Wafa’ menghabiskan masa mudanya dengan bersekolah di kota kelahirannya. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah pada 959 M, ia yang saat itu berusia 19 tahun pindah ke Baghdad. Memutuskan untuk belajar di sana dan menetap selama 40 tahun.
Selain karya Abu al-Wafa’ yang sangat banyak dibidang matematika dan astronomi, beberapa dari kitab ilmu pengetahuannya diterjemahkan ke dalam bahasa latin. Salah satunya yang berjudul Al-kamil. Dimana telah ditransliterasikan menjadi bahasa Perancis oleh Carra de Vaux pada 1892.
Salah satu kontribusi terbesar dari Abu al-Wafa’ adalah menemukan rumus Trigonometri. Di mana metode ini digunakan untuk mengembangkan fungsi tangen dan menemukan cara untuk menghitung tabel trigonometri.
Ilmu ini memiliki peran yang sangat vital di dunia matematika modern.
Abu al Wafa dikenal sebagi imuwan jenius yang banyak menelurkan karya-karya ilmiah dalam bentuk buku. Menurut Jay Boomer (2017), ia mendefiniskan buah pemikiran Abu al Wafa menajadi tiga bidang pengetahuan yang dikuasainya. Pertama, karya tulis yang menjelaskan rumus-rumus ilmuwan muslim lain seperti teori aljabar versi Deofantos, Abarchos, dan Al-Khawarizmi.
Terlepas dari kondisi umat Islam di zaman modern saat ini, jasa para ilmuwan muslim di masa lalu banyak memberikan kontribusi yang besar bagi peradaban manusia. Tak hanya sekedar merubah, tapi juga mempengaruhi perkembangan teknologi yang beriringan dengan kemajuan zaman.
Seminggu terakhir jagad dunia maya, baik media sosial maupun media online diramaikan oleh satu nama,…
Hati-hati bikin seseorang jadi guyonan. Apalagi kalau yang dibikin meme adalah sosok sekelas menteri, seperti…
Makin ramai jalanan, makin besar potensi keributan. Itu pula yang dialami oleh Faisal, karyawan dan…
Kekuatan rakyat dunia maya memang sangat luar biasa. Seperti angin yang berhembus di celah-celah sempit,…
Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…
Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…