Apa yang ditanam itulah yang dipetik, agaknya menjadi pepatah yang tepat untuk menggambarkan kondisi kelompok suporter Arema yakni Aremania. Mereka yang beberapa waktu lalu melakukan aksi negatif di laga Arema vs Persebaya 6 Oktober 2018 harus merasakan imbasnya berupa hukuman dari komisi disiplin PSSI. Tapi dari sekian sanksi yang dijatuhkan untuk pemain ke 12 Tim Singo Edan, vonis yang diterima oleh dirigen mereka Yuni Sumpil adalah yang terberat.
Pasalnya, Pria berusia 42 tahun ini harus rela menepi dari hiruk pikuk jagad sepak bola nasional selama waktu yang lama. Bahkan bila dibandingkan dengan panjangnya rel kereta api di Indonesia, pengasingan Yuli dari olahraga memiliki kesamaan satu sama lain. Nah, seperti apakah sepak bola tanah air ‘menghukum mati’ dirigen Aremania itu? Temukan jawabannya di ulasan berikut ini.
Seperti telah diungkap di awal tadi, akhirnya selang beberapa waktu pasca laga Arema Vs Persebaya akhirnya dakwaan untuk dirigen Aremania dikeluarkan oleh pihak PSSI. Pria berperawakan kurus yang kerap berkacamata itu dijatuhi hukuman yang amatlah berat. Dilansir laman CNN, Komisi Disiplin PSSI memvonis Yuli dengan larangan datang ke seluruh stadion di tanah air selama seumur hidup. Melihat kondisi tersebut agaknya pria asal Pasuruan itu harus mencari hobi lain kini. Pasalnya, hukuman seumur hidup sama halnya dengan mengakhiri kiprahnya di jagad sepak bola.
Jika, melihat vonis yang diterima oleh Yuli tersebut tak salah jika pikiran kita langsung tertuju kepada pembunuh Haringga Sirila. Hal ini lantaran sanksi yang dijatuhkan PSSI kepada dirigen Aremania itu sama dengan apa yang didapatkan oleh para oknum suporter biadab tersebut. Melansir laman Detik.com, mereka yang menghabisi nyawa almarhum juga harus rela divonis untuk tidak datang ke pertandingan-pertandingan sepak bola Indonesia seumur hidup. Berkaca dari persamaan itu, mungkin kini para suporter Indonesia perlu berpikir-pikir lagi dalam melakukan sebuah aksi negatif di dalam stadion.
Seperti halnya ada gula ada semut, apa yang diterima oleh dirigen Arema ini juga memunculkan efek domino berupa reaksi keras dari sejumlah pihak. Salah satu yang paling vokal menolak vonis seumur hidup untuk Yuli Sumpil adalah Juan Manuel Rubio. Lewat akun twitternya yakni @JuanRubio_24, ia menuturkan, “kalau memang Sam salah, tapi itu bukan berarti dia dihukum mati sebagai suporter. PSSI lupa peran Yuli dalam kemajuan suasana sepakbola Indonesia #arema”. Nah, kalau menurut pandanganmu sendiri bagaimana sobatku olahraga apakah kalian setuju dengan keputusan PSSI tersebut?
Melihat perilaku Yuli Sumpil yang melakukan intimidasi kepada pemain Persebaya yang sedang pemanasan, memang hukuman sudah sewajarnya ia diterima. Namun apakah sanksi berupa larangan ke stadion seumur hidup patut diberikan padanya? Hmm, mungkin saja sudah tepat. Pasalnya, ia seperti semakin menumbuh suburkan sebuah perseteruan antar suporter sepak bola di tanah air. Tapi, sebagai olahraga yang menjunjung kemanusiaan dan rasa persatuan larangan datang ke stadion seumur hidup tetap harus dipikirkan lagi. Jangan sampai berkat dendam lantaran tidak terima dihukum malah menjadi pemetik api kerusuhan semakin banyak lagi.
Melihat apa yang diterima Yuli agaknya hobi baru patut untuk dicarinya ke depan. Dengan hukuman seumur hidup praktis sepak bola Indonesia kini sudah mengusirnya dari hiruk pikuknya. Apakah hal ini akan menghasilkan kompetisi bola tanah air lebih baik lagi? Tentu hanya waktu bisa menjawabnya.
Patah hati tampaknya tengah dialami para fans juara ketiga Indonesian Idol musim ke-8 sekaligus vokalis…
Beberapa waktu lalu, viral sebuah video yang memperlihatkan seorang pengemis karena aksinya yang dianggap meresahkan.…
Masyarakat Indonesia sedang berbahagia dan bangga terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang baru saja menorehkan…
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…