Beberapa hari ini drama pengaturan skor di jagad sepak bola Indonesia tengah memasuki babak baru. Dimana banyak aktor kelas kakap dari praktek menjengkelkan tersebut tertanggkap. Seperti Johar Lin En anggota Exco PSSI, lalu ada Mbah Putih atau Dwi Irianto dan beberapa insan bola tanah air. Namun, dari semua itu bisa ditahannya Vigit Waluyo menjadi sesuatu hal menyejukkan untuk sepak bola nasional.
Pasalnya, selama ini pria yang sempat menjadi manajer Deltas Sidoarjo disebut-sebut banyak warganet dan insan bola tanah air, sebagai dalang dari pengaturan skore di kompetisi bola tanah air. Kabarnya sudah banyak praktek model tersebut yang melibatkan dirinya, termasuk kejadian penalti gagal yang dilakukan Krisna Adi, kala laga Aceh United Vs PSMP beberapa waktu lalu. Sebelumnya juga tersiar berita dari mantan runner Bambang Suryo, jika Kalteng Putra disuruh mengalah oleh Vigit ketika berhadapan PSS Sleman.

Selain hukuman tadi, akhir kisah Vigit di percaturan sepak bola nasional juga ditutup dengan hukuman berat yang diberikan oleh Komdis PSSI kepadanya. Dilansir Boombastis dari Tempo.co, komisi disiplin sepak bola Indonesia tersebut memberikan hukuman seumur hidup untuknya. Menurut ketua badan tersebut yakni Asep Edwin, sanksi itu diberikan lantaran, ia acap kali terlibat dalam praktek pengaturan sebuah pertandingan di tanah air. Hukuman yang diterimanya menambah daftar panjang insan bola nasional yang ‘dihukum mati’ Komdis PSSI.
Bila melihat nasib Vigit Waluyo hari ini layaknya pepatah ‘sudah jatuh tertimpa tangga juga’. Hal ini lantaran selain hukuman-hukuman tadi, ia juga menjadi tersangka untuk kasus korupsi dana pinjaman PDAM Sidoarjo. Bahkan dalam kasus tersebut, dirinya sempat menjadi buron dalam jangka waktu lumayan panjang sebelum pada akhirnya menyerahkan diri pada bulan Desember tahun 2018 lalu. Setelah berhasil di tahan kini Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas IA Sidoarjo menjadi tempat bernaung dari kerasnya hidup.
BACA JUGA:Bongkar Kebusukan Sepak Bola, Manajer Klub Liga 3 Ini Mendapat Perlakuan ‘Menakutkan’
Melihat kisah tadi, tentu apa yang dirasakan sekarang layaknya hukum rimba kepada Vigit. Pasalnya, hukumannya sesuai dengan apa yang dilakukannya kepada sepak bola Indonesia. Mungkin kalau ada yang lebih berat, hukuman tersebut layak diberikan kepadanya. Kalau menurutmu bagaimana sobat?