in

Rancang Visi 2045, Apa Saja Tantangan Bagi Indonesia di Usianya yang ke-100 Tahun?

Seperti yang dilansir dari laman nasional.kompas.com, pemuda dan pemudi dari 34 provinsi di Indonesia dan dari organisasi Diaspora Indonesia berkumpul dalam sebuah konferensi untuk merancang visi Indonesia 2045. Tahun di mana Indonesia genap berusia 100 tahun sebagai negara merdeka.

Pada saat itu, anak-anak millenial yang hidup pada saat ini akan mencapai usia keemasan mereka. Di mana produktifitas yang dilakukan pada segala bidang, akan menentukan arah dan perjalanan bangsa ini. Sinergi dan kolaborasi adalah sawah satu faktor yang bisa menjawab hal tersebut. Cukupkah? Tentu saja belum. Mengingat, ada banyak tantangan dan pekerjaan rumah yang harus segara dicari jalan keluarnya.

Perubahan berbagai aspek yang menyangkut kehidupan masyarakat

Ilustrasi hukum di Indonesia [sumber gambar]
Karena visi 2045 mencakup perubahan dari segi demokrasi, politik, hukum, sosial, budaya, dan pendidikan, tentu ada banyak hal yang harus dibenahi di tiap-tiap sendi dari aspek di atas. Salah satunya adalah masalah tentang hukum. Dikutip dari laman nasional.kompas.com, kaum millenial pada saat ini ingin agar generasi 2045 bisa menikmati supremasi hukum yang murni, konsisten, dan absolut. Di mana ha tersebut diterapkan tanpa pandang bulu dan bersih dari unsur kepentingan politik.

Tantangan sosial yang harus dihadapi Indonesia di masa depan

Ilustrasi potret kemiskinan di Indonesia [sumber gambar]
Selain dari segi hukum, tantangan sosial juga menjadi hal selanjutnya yang harus dihadapi generasi 2045 di masa depan. Jika kita melihat kondisi yang ada pada saat ini, ada banyak hal positif dan negatif yang bisa kita lihat dari perkembangan sosial yang ada di Indonesia. Masalah kesehatan, kemiskinan, hingga ketimpangan pendidikan, merupakan sekian hal dari permasalahan yang harus segera dicari solusinya. Jika tak dimulai dari saat ini, tentu impian dari visi yang diharapkan bisa terwujud di tahun 2045 akan semakin berat.

Perkembangan teknologi yang harus diimbangi dengan keahlian yang memadai

Ilustrasi kemajuan teknologi [sumber gambar]
Dalam aktivitas hidup keseharian, disrupsi bisa diartikan sebagai perubahan yang fundamental atau mendasar. Salah satunya bisa kita lihat dari pesatnya perkembangan teknologi pada saat ini. Berkaca pada peristiwa pelaku kendaraan online yang melawan transportasi konvensional, hal tersebut bisa dikatakan sebagai kasus disrupsi. Di mana masih banyak masyarakat di Indonesia yang belum siap dengan perubahan teknologi yang ada. Jika tidak dipersiapkan dengan baik, hal kecil inilah yang menjadi tantangan bagi Indonesia di masa depan.

Bonus demografi yang harus mendapat perhatian khusus

Ilustrasi bonus demografi di Indonesia [sumber gambar]
Menurut Menkeu Sri Mulyani yang dikutip dari finance.detik.com, Bonus demografi di 100 tahun Indonesia merdeka diperkirakan terjadi dengan jumlah penduduk mencapai 309 juta jiwa, dengan perkiraan pendapatan per kapita penduduknya hingga US$ 30.000 per tahun. Tentu saja, peluang tersebut harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Salah datu caranya adalah dengan memprioritaskan investasi di bidang pembangunan manusia, infrastruktur, dan institusi.

BACA JUGA: Indonesia Diramal Bubar 2030? 5 Fakta Ini Mungkin Bisa Menjadi Jawaban Mengejutkan Buatmu!

Menurut penulis pribadi, mempersiapkan rancangan masa depan bagi millenial Indonesia untuk menghadapi tahun 2045, merupakan hal yang tepat. Tak hanya sekedar visi belaka, momentum ini juga bisa diperkuat dengan mengajak para anak muda di Indonesia untuk berpikir kritis. Bagaimana membangun bangsa ini lewat keahlian dan pemikiran mereka, yang berpihak pada kepentingan jangka panjang Indonesia di masa depan.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Nestapa Bonus Asian Games, Ajangnya Lama Berakhir Tapi Hadiahnya Tak Kunjung Turun

Belajar Arti Toleransi dari Persahabatan Coki Pardede dan Tretan Muslim yang Beda Agama