Masa pemerintahan Soeharto atau biasa dikenal dengan orde baru disebut-sebut sebagai puncak kemakmuran Indonesia. Bagaimana tidak, semua harga murah, keamanan terjamin, masyarakat tentram dan harga rupiah juga stabil. Apa memang seenak itu? Mungkin sebagian orang yang pernah merasakan hidup di zaman itu beranggapan demikian.
Namun, kalau mau sedikit menelisik, banyak hal yang bisa nyadarin kita kalau hidup di orde baru itu nggak lebih enak dari zaman sekarang. Kenapa? Berikut ini adalah kupasannya.
Kemakmuran negara zaman itu dibiayai utang secara besar-besaran
Indonesia di masa itu memang sangat makmur, Sob. Tentunya karena harga-harga semua pada murah. Tapi, perlu diketahui murahnya harga tersebut dikarenakan adanya subsidi dari pemerintah. Sementara dana subsidi itu sendiri dari utang ke luar negeri secara gila-gilaan.
Orde baru katanya aman, tapi aslinya mengerikan
Zaman pak Harto, negara sangat aman, tentram, tindak kriminalitas juga sangat jarang. Tapi, mungkin bisa diingat-ingat lagi kasus adanya Petrus (Penembak Misterius). Sebuah operasi dari pemerintahan Soeharto yang menanggulangi tindak kejahatan saat itu. Petrus bertugas membasmi orang-orang yang dianggap mengganggu ketentraman masyarakat.
Nggak ada yang namanya demokrasi
Indonesia pada dasarnya adalah negara yang demokrasi, di mana semua masyarakat punya hak yang sama dalam mengambil keputusan. Demokrasi mengizinkan setiap warganya menyerukan pendapat, baik secara langsung atau melalui perwakilan. Pada tahun 1971, pemilu dimenangkan mutlak oleh Golkar.
Salah ngomong sedikit, bisa disikat
Orang zaman orde baru nggak bisa ngomong sembarangan. Salah ngomong sedikit, bisa dianggap musuh negara, bahkan bisa langsung disikat. Mungkin kamu bisa googling tentang kisah Udin, seorang wartawan harian Bernas Yogyakarta yang kerap menulis artikel kritis tentang kebijakan pemerintah orde baru dan militer.
Korupsi membabi buta
Zaman dulu nggak ada korupsi? Jangan salah. Pada masa orde baru, setidaknya ada tujuh yayasan pak Harto yang diduga menggunakan uang Negara. Hasil penyelidikan kasus tujuh yayasan tersebut menghasilkan berkas setebal 2.000-an halaman.
Gimana? Masih merasa zaman orde baru itu serba enak? Sejatinya, tiap zaman itu memiliki kekurangan dan kelebihan. Sama halnya di masa pemerintahan Jokowi, jika mau menelisik, tentu banyak hal positif yang bisa ditemukan.