Pembukaan tahun selalu diawali dengan keramaian di beberapa sudut kota. Seperti menyalakan kembang api, mengadakan live music hingga konvoi di jalan raya demi memeriahkan jalanan kota. Namun apa Sahabat Boombastis memperhatikan kalau di tahun ini tidak seperti biasanya alias lebih sepi?
Ini bukan di tempat tinggal penulis saja, tapi hampir semua kota di Indonesia merasakan hal yang sama. Buktinya di beberapa berita menunjukkan bahwa pengunjung tempat wisata turun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu contohnya adalah Kepulauan Seribu yang sekarang amat sepi wisatawan.
Pertama adalah Indonesia baru saja dilanda banyak bencana. Mulai dari gempa di Lombok, Tsunami Palu, likuifaksi Petobo dan yang terakhir adalah gelombang dahsyat di Banten serta Lampung. Pada akhirnya, masyarakat lebih memilih merayakan tahun baru secara sederhana karena mengingat negaranya masih dirundung duka. Sehingga tak pantas lah kita merayakannya terlalu berlebihan. Atau bisa juga orang-orang memilih tahun baruan di rumah untuk menghindari bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Lalu yang kedua adalah aturan dari daerah masing-masing tentang pelarangan perayaan tahun baru. Dilansir dari laman tirto.id, banyak kota di Indonesia menerapkan aturan ditiadakannya penyambutan tahun baru dengan hura-hura. Kota yang paling banyak menerapkan aturan ini adalah di Sumatera dan Kalimantan. Pemerintah setempat mengadakan peraturan ini supaya wilayahnya lebih tertib dan masyarakat mengisi penyambutan tahun baru dengan kegiatan bermanfaat.
BACA JUGA : Perayaan Tahun Baru Paling Keren di Seluruh Dunia
Tahun baru memang tidak pernah lepas dari gegap gempita tiupan terompet dan juga warna warni kembang api. Namun di tahun ini kita menjadi banyak belajar jika tahun baru tidak harus dirayakan dengan cara yang berlebihan. Bisa dengan cara berkumpul bersama keluarga atau mengadakan kegiatan keagamaan. Dengan begitu tahun baru kita menjadi lebih bermakna dan tidak menghambur-hamburkan uang tentunya.