Categories: Trending

Syeikh Ahmed Deedat, Sosok Luar Biasa yang Jadi Panutan Dr. Zakir Naik

Saat ini, ustaz kondang sekaligus kontroversial asal India, Zakir Naik, tengah berada di Indonesia dan menyampaikan cerahmahnya di berbagai kota besar. Kendati pria yang bernama lengkap Zakir Abdul Karim Naik ini dicekal di berbagai negara, seperti Malaysia, Singapura, Inggris, Kanada, Bangladesh, bahkan di negara asalnya sendiri, India, namun sosoknya memang cukup menarik perhatian. Ia cerdas dan lugas dalam berdebat. Ia dihormati, tak hanya dari kalangan Muslim saja, namun dari luar lingkaran agama ini juga pada umumnya.

Kecerdasan beliau tentu tak datang begitu saja. Sebelum dihormati seperti sekarang ini, Ustaz Zakir pasti pernah menjadi seorang murid terlebih dahulu. Dan di belakang murid yang cerdas, pasti ada guru yang telaten dan bersahaja yang mendorong muridnya untuk berhasil meraih kesuksesan. Bagi Zakir Naik, Guru tersebut adalah Syeikh Ahmed Deedat, seorang Kristolog Muslim yang disegani di dunia internasional.

Siapa itu Syeikh Ahmed Hussein Deedat

Beliau ini merupakan pakar dalam ilmu Kristologi yang lahir pada tanggal 1 Juli 1918 di Bombay, India. Di kalangan penggiat studi perbandingan agama, nama beliau ini sudah sangat dikenal baik dan disegani.

Syeikh Ahmed Hussein Deedat. [Image Source].
Sejak usia sembilan tahun, ia pindah ke Afrika Selatan bersama ayahnya yang seorang penjahit. Kepindahan tersebut karena mereka terpaksa mencari nafkah yang lebih memadai. Dan saat itulah, hari terakhir ia melihat ibunya. Dikarenakan beberapa bulan setelah bermigrasi, sang ibu meninggal dunia.

Perjalanan Ahmad Deedat

Keterbatasan biaya membuat ia harus merelakan bangku pendidikan pada usia 16 tahun. Sejak saat itu pula dirinya mulai sibuk membantu ayahnya. Namun, hal ini yang menjadi titik mula perjalanannya hingga dikenal luas seperti saat ini.

Syeikh Ahmed Hussein Deedat. [Image Source].
Saat itu ia bekerja di sebuah toko yang dekat dengan sekolah kristen. Di tempat barunya tersebut, ia kerap melihat para siswa misionaris Kristen yang datang ke wilayahnya, yang notabene ditempati oleh banyak pemeluk Muslim. Kedatangan mereka umumnya untuk berdiskusi dan tak jarang berbincang panjang dengan warga setempat mengenai Kristen dan Islam.

Takdir akhirnya mempertemukan ia dengan sebuah buku berjudul Idzhar Al-Haq yang berarti menampakkan kebenaran. Buku ini berisi kisah kesuksesan orang-orang asal India yang pintar berdebat soal perbandingan agama. Usai mempelajari buku tersebut, ia pun semakin mantap dan tertarik untuk mempelajari perbandingan agama. Berawal dari sini kemudian karir Ahmed Deedat melejit sampai menjadi pembicara level dunia.

Syeikh Ahmed Deedat adalah guru besar bagi Zakir Naik

Bukti bahwa Zakir Naik belajar dari Ahmed Deedat dapat dibuktikan dengan adanya sebuah video yang berisi pertemuan mereka. Meski tak banyak video mengenai kebersamaan mereka, namun boleh dikatakan kalau Zakir Naik belajar banyak dari Kristolog internasional tersebut.

Dalam video tersbut terlihat Ustaz Zakir muda yang mendapat ceramah langsung dari Syeikh Ahmed. Bahkan, pada tahun 1994, Syeikh Ahmed tak segan mengatakan bahwa Zakir Naik ini adalah “Deedat Plus” alias orang yang kemampuannya lebih komplet dari dirinya. Dan pada tahun 2000 silam, Zakir memperoleh piagam penghargaan dari sang Syeikh atas dedikasinya yang luar biasa terhadap dunia dakwah.

Meninggalnya sang Kristolog Muslim terpandang

Pada tanggal 8 Agustus 2005, dunia Islam berduka atas kepergian sang pendakwah cerdas tersebut yang berpulang pada usia 87 tahun. Penyakit stroke yang telah diidapnya sejak lama menjadi penyebab ia dipanggil oleh yang maha kuasa.

Syeikh Ahmed Hussein Deedat dijenguk oleh rekan-rekannya. [Image Source].
Sebelum beliau meninggal, muridnya yang paling cemerlang, tak lain tak bukan adalah Zakir Naik, menyempatkan diri untuk menjenguknya. Dalam pertemuan yang mengharukan tersebut, ustaz Zakir memperlihatkan sebuah video padanya yang berisi debat dirinya dengan Dr. William Campbell, seorang kristiani.

Syeikh Ahmed menangis bahagia dan bangga usai menonton video tersebut. Ia mengatakan bahwa apa yang telah Zakir raih dalam empat tahun setara dengan semua keberhasilan dan pencapaiannya dalam 40 tahun.

Mendengar pujian dari guru besarnya, Zakir menjawab, “Karena usaha keras anda selama 40 tahun tersebut semua ini bisa dicapai. Untuk membangun kesuksesan, diperlukan pondasi yang kuat dan brilian agar bangunan bisa berdiri kukuh dan tegak. Jika tidak demikian, mungkin saya akan perlu waktu 44 tahun hingga bisa berada di posisi seperti ini.“ Masya Allah…

Share
Published by
Faisal Bosnia Ahmad

Recent Posts

Kontroversi Tambang Nikel Raja Ampat, Presiden Akhirnya Cabut Izin Tambang

Kontroversi tambang nikel di kawasan Raja Ampat kini menemui titik terang. Usai jadi perdebatan di…

2 days ago

Perjalanan Kapal Madleen Bawa Bantuan ke Gaza Hingga Dirampas Israel

Konflik Palestina-Israel menemui babak baru. Aktivis lingkungan kondang, Greta Thunberg, memutuskan turun gunung untuk membantu…

4 days ago

Demi Salat Ied Berlatar Gunung Sumbing dan Sindoro, Jamaah Rusak Kebun Tembakau

Kebiasaan netizen Indonesia, selalu ingin mencoba sesuatu yang viral, termasuk saat menyerbu Dusun Garung untuk…

6 days ago

Tips Cegah Kolesterol Naik Saat Konsumsi Daging di Momen Idul Adha

Hari Raya Kurban atau Idul Adha tahun ini sudah di depan mata. Momen yang sangat…

1 week ago

Pernyataan Two-State Solution oleh Prabowo tentang Palestina, Masuk atau Nggak?

Presiden RI Prabowo Subianto bikin kaget rakyat Indonesia. Hal ini berhubungan dengan pernyataannya, yaitu bahwa…

2 weeks ago

Profil Ray Dalio yang Diisukan Mundur sebagai Penasehat Danantara

Belum apa-apa, Danantara sudah kena gosip miring. Salah satu orang yang diharapkan segera bergabung dengannya…

2 weeks ago