Ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu, begitu kata Rasul dalam salah satu hadist sahihnya yang menggambarkan betapa keutamaan ibu lebih besar. Ibu, tanpanya mungkin tidak akan pernah ada dunia ini. Tidaklah Allah menciptakan dunia hanya bagi Nabi Adam saja, kecuali juga Ibu Hawa, yang kemudian darinya lahirlah manusia-manusia yang memenuhi permukaan Bumi.
Ibu adalah segalanya, atas jasanya kita bisa merasakan hidup yang seperti sekarang. Semua orang yang berjasa besar bagi dunia, pastilah lahir dari rahim ibu-ibu mereka. Begitu besar jasanya bagi setiap orang, maka ungkapan yang mengatakan surga di telapak kaki ibu, selamanya takkan pernah diusut atau permasalahkan. Pasalnya, begitu kita membuatnya sakit, maka takkan ada balasan yang lebih pantas selain neraka dan siksa. Begitu sebaliknya, menghormati dan menyayangnya akan berbuah surga.
Betapa besarnya jasa ibu, sampai-sampai ada ungkapan kalau kita takkan pernah bisa membalas kontan semuanya. Apa yang kita berikan hanya seujung kuku dari segunung hal yang telah diberikannya pada kita.
Alasan kenapa sampai surga yang begitu indah dan tak ada bandingannya di dunia itu ada di kaki ibu, adalah karena mereka kita ada. Bukan bim salabim, mereka harus bersusah payah membawa beban berat dalam waktu yang sangat lama. Mengandung tidaklah semudah yang kita kira.
Para suami mungkin hanya mulas-mulas saja ketika istrinya melahirkan. Namun bagi ibu, proses ini sama menyakitkannya seperti kematian. Rasa sakitnya jauh melebihi apa pun yang mungkin dirasa manusia.
Selesai hamil dan melahirkan, apakah beban ibu telah selesai? Tentu saja tidak, karena ia masih harus merawat kita sampai setidaknya bisa mandiri dalam hal apa pun. Bangun tengah malam, gantikan popok kita yang baunya minta ampun, menyusui tengah malam saat semua orang sudah pulas.
Lagu Kasih Ibu mungkin kekanak-kanakan bagi kita, namun hal tersebut sama sekali benar. “Kasih ibu tak terhingga sepanjang masa…” cinta ibu kepada kita memang luar biasa. Bagai matahari yang menyinari Bumi, konstan tak pernah berubah dan tak pernah ingin berbalas apa pun.
Tidak pernah ada dalam sejarah seorang ibu meminta balasan atas semua yang dilakukannya kepada anak. Karena memang takkan pernah bisa diukur dengan apa pun. Bahkan satu tarikan nafasnya saat melahirkan, tak sebanding dengan rumah atau pun semua harta yang kita miliki.
Demikianlah alasan kenapa surga ada di telapak kaki ibu. Apa yang telah mereka lakukan benar-benar besar dan tak mungkin bisa kita membalasnya. Makanya, takkan ada rasa kehilangan yang lebih sakit dari pada saat kehilangan ibu. Selagi masih hidup, sayangilah, cintailah, patuhi kata-katanya, dan jangan berkata yang menyakitkan hatinya. Bahkan berkata ‘ah’ sekalipun.
Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…