7. Mencurahkan Perhatian
Bagaimana Soekarno bisa mencurahkan perhatiannya memang tak cukup diungkapkan dengan kata-kata. Saat ia menumbuhkan api cinta di hati seorang wanita, hal itu bisa menyalakan api cemburu di hati perempuan yang lain. Agar api tersebut tidak saling membakar, Soekarno selalu bisa mencurahkan perhatian sehingga mereka sejenak ‘lupa’ bahwa masih ada cinta yang lain di hati Sang Presiden.
Soekarno bisa mengatasi kekasihnya yang sedang ‘mutung’ atau ngambek. Ia juga bisa menuruti apapun ‘ngidam’nya Fatmawati saat mereka sedang naik mobil dalam perjalanan ke Jogja. Saat itu ia tengah mengandung Megawati, dan setiap kali Fatmawati minta turun karena ngidam membeli sesuatu, Soekarno menurut saja sambil tertawa melihat istrinya yang manja.
Sikap Putra Sang Fajar ini memang bisa menimbulkan seribu makna, namun semua itu ia lakukan karena melihat pesona seorang wanita. Perempuan-perempuan cantik yang membuatnya terkagum-kagum, selalu diperlakukan dengan baik.
Itulah mengapa, selepas masa kejayaannya, hingga selepas kepergiannya pun, kisah asmara dan pesona Sang Presiden tidak habis-habis dibahas. Ia adalah Sang Arjuna, ia juga Cassanova, pun ia disebut Don Juan. And some woman said he’s ‘A Great Lover’. Tidak berlebihan bila melihat kilas balik romansa cintanya.
Baca Juga: Kisah Hidup Sri Mulyani yang Bikin Menitikkan Air Mata
Soekarno bagaimanapun adalah seorang pria, maka sangat wajar dan lengkap bila hidupnya diwarnai kisah-kisah bersama wanita. Tapi satu hal yang tidak boleh kita lupa, dan mengutip kata Ratna Sari Dewi dalam buku Bung Karno Bapakku, Guruku, Sahabatku, Pemimpinku: Kenangan 100 Tahun Bung Karno, bahwa sesungguhnya cinta sejati Soekarno adalah bangsa dan negaranya.