2. Mengirimkan Surat dengan Pesan yang Tersirat
Soekarno banyak mengirimkan surat. Baik itu untuk rekan seperjuangannya, hingga wanita-wanita yang ia kagumi atau cintai. Soekarno selalu bersungguh-sungguh dalam menuliskan perasaannya lewat kata-kata yang indah. Inilah yang membuat suratnya berbeda dengan rayuan picisan.
Soekarno selalu tahu kepada siapa dia menulis surat dan bagaimana perasaan keduanya saat itu. Misalnya saat ia menulis surat pada Kartini Manoppo, wanita terpelajar yang juga sempat menjadi pramugari. “Ikutlah bersamaku, Terbang bersama aku. Tetaplah jadi kekasihku,” tulis Soekarno. Bagaimana kira-kira perasaan Kartini tidak ikut membumbung tinggi ke angkasa bersama kata-katanya?
Atau ketika Ratna Sari Dewi, wanita Jepang yang memikat hati Soekarno sedang ngambek, sepucuk surat pun ditulis dengan bunyi, “Mengapa engkau marah pada saya? Ini membuatku sedih dan putus asa. Kekasih, tenanglah. Dewi manis, tenanglah.” Tentu saja kata-kata ini mampu melelehkan kebekuan hati Dewi.