Pesta demokrasi alias politik di Indonesia memang kerap menyimpan sisi-sisi yang unik. Seperti yang sudah terjadi sebelumnya , tahun-tahun politik yang kebetulan jatuh pada 2019, bakal menjadi sarana bagi mereka yang ingin duduk di kursi anggota dewan untuk berebut simpati masyarakat. Salah satunya lewat rupa-rupa visual seperti poster, spanduk, baliho dan semacamnya.
Sayangnya, cara tersebut kadang dilakukan secara serampangan dan cenderung morat-marit gak karuan. Bisa dibilang, Alat Peraga Kampanye (APK) itu cenderung membuat lingkungan menjadi ‘kumuh’ karena penataannya yang tidak proporsional dan terkesan tumpang tindih alias pepet-pepetan satu sama lain.
Lihat saja di sekitar Anda saat ini, APK seperti stiker, poster, spanduk, baliho, hingga bendera partai politik dipasang di sembarang tempat. Entah itu dipaku pada pohon, ditempel tiang dan kabel listrik, jembatan penyeberangan, pagar taman, dan fasilitas umum lainnya. Hasilnya sudah bisa ditebak, ruang publik telah tercemari oleh hal tersebut.
Alih-alih meningkatkan kualitas brand dari masing-masing paslon yang diusung agar lebih dikenal , masyarakat agaknya sudah mulai jengah dan antipati dengan wajah-wajah caleg yang seolah “itu-itu” saja karena terlihat setiap harinya. Sama dengan penulis, rasa eneg sudah mulai membuncah di kepala saat melewati jalanan yang penuh dengan foto-foto para kontestan pileg tersebut.
Memang, sosialisasi caleg lewat APK seperti poster, baliho, stiker, spanduk dan banner, merupakan hal yang tak terpisahkan dalam ranah visual. Ibarat sayur tanpa dibubuhi garam, rasanya ambyar gak karuan. Supaya efektif, sosialisasi kampanye caleg sejatinya bisa dilakukan selain cara di atas. Seperti memanfaatkan sosial media misalnya, atau mengadakan acara yang sifatnya menyentuh sisi kemanusiaan warga. Niscaya stigma masyarakat terhadap caleg yang bersangkutan akan terbentuk dengan sendirinya.
BACA JUGA: Mengintip Uniknya Tingkah Masyarakat Indonesia Ketika Momen Pilkada Tiba
Menurut penulis pribadi, Alternatif lain dari pemasangan APK yang nir-estetika adalah melakukan terobosan lewat dunia digital. Terlebih, sudah saatnya para caleg jaman now mencicipi kampanye di media sosial sebagai strategi baru. Selain lebih efisien dan murah, hal tersebut juga bisa digunakan untuk menjangkau suara millenial agar bisa menarik perhatian mereka. Daripada tekor karena buang-buang duit ratusan juta yang berakhir jadi “sampah visual”.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…