Categories: Inspirasi

Kisah Sabarudin, Tukang Pijat Tersabar yang Menabung 17 Tahun untuk Bisa Naik Haji

Bagi para muslim, menuntaskan kelima rukun Islam yang ada merupakan impian semua orang. Setelah lengkap dengan syahadat, shalat, zakat, puasa, yang terakhir adalah haji bila mampu. Mampu yang dimaksud tentu bukanlah sekedar harta. Sebab banyak mereka yang berlimpah hartanya tapi belum mantap berhaji. Sebaliknya, banyak di antara orang tak berada malah mati-matian berjuang untuk melaksanakan kewajiban ini.

Mulai dari tukang becak, kuli bangunan, bahkan tukang bubur pun naik haji. Meski tentu, kesempatan berhaji baru bisa mereka dapatkan setelah puluhan tahun bekerja keras dan mengetatkan ikat pinggang, menyisihkan sebagian uang. Seperti yang dilakukan Sabarudin, tukang pijat dengan uang amat pas-pasan yang akhirnya bisa menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Berikut ini kisahnya.

Bermodal Niat dan Ketulusan Hati

Ilustrasi haji [image: source]
Meski tak memiliki harta maupun pekerjaan yang memadai, Sabarudin warga yang tinggal di daerah Jalan Ukel, Kertosari, Ponorogo memiliki niat kuat untuk menunaikan rukun Islam kelima, berhaji. Jika dilihat dari kesehariannya, rasanya sangat sulit untuk mewujudkan hal itu. Tapi dengan yakin, Sabarrudin terus berusaha menggapai mimpinya dan terus membesarkan niatnya untuk menggenapi kewajiban itu.

Berprofesi Sebagai Tukang Pijat dengan Bayaran Seikhlasnya

Ilustrasi tukang pijat [image: source]
Sehari-hari, Sabarudin berprofesi sebagai tukang pijat yang dikenal memiliki pelayanan yang baik. Pelanggannya akan dimanjakan dengan pijatan di seluruh tubuh dan bagian-bagian badan yang sakit. Meski begitu, Sabarudin tidak pernah mematok besarnya biaya atas jasa yang ia berikan. Berapapun uang yang diberikan pelanggan, pria ini selalu menerima dengan ikhlas dan bahagia.

Besarnya Kebutuhan Sehari-hari Jadi Kendala Menabung untuk Berhaji

Ilustrasi kebutuhan sehari-hari [image: source]
Untuk mewujudkan niat naik haji, Sabarudin rutin menyisihkan uang untuk digunakan sebagai tabungan haji. Meski penghasilan dari memijat tak seberapa, Sabarudin dan istrinya rela hidup prihatin agar uang tabungan cepat mencapai jumlah yang cukup untuk berhaji. Beruntungnya, lelaki ini mendapat dukungan penuh dari sang istri, Umpikah. Tak seperti perempuan lain yang ingin hidupnya serba mentereng, dengan ikhlas Umpikah mengurangi kebutuhan di sana-sini untuk memperbanyak uang tabungan. Meski begitu, terkadang banyaknya kebutuhan yang mendesak membuat tabungan mereka terpaksa dipakai untuk memenuhinya.

Setelah 17 Tahun Menabung, Sabarudin Akhirnya Bisa Menunaikan Ibadah Haji

Ilustrasi tabungan haji [image: source]
Perjuangan keras menabung dan berhemat selama 17 tahun yang dilakukan Sabarudin dan Umpikah akhirnya menuai hasilnya. Uang yang mereka kumpulkan telah cukup untuk menunaikan ibadah haji. Keduanya kadang masih tak percaya jika mereka berkesempatan naik haji dengan kehidupan yang seperti itu. Karenanya pasangan suami istri ini begitu gembira dan mengakui bahwa hal tersebut bisa terjadi karena kebesaran Allah SWT. Saat ini Sabarudin dan Umikah sedang semangat-semangatnya mempersiapkan segala keperluan untuk berangkat ke Tanah Suci. Mereka tercatat di kloter 23 yang berada di rombongan keberangkatan dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur.

Anjuran untuk Menyegerakan Ibadah Haji

Ilustrasi ibadah haji [image: source]
Haji adalah salah satu ibadah yang istimewa, sebab tidak semua orang bisa melakukannya. Hal ini bukan hanya tentang harta semata, tapi juga keikhlasan dan niatan tulus. Ada orang yang melimpah hartanya, tapi tidak memiliki kesehatan tubuh dan sempit waktu. Ada juga yang memiliki banyak waktu luang, tapi amat sedikit hartanya. Ada juga yang memiliki baik waktu, harta, dan kesehatan, tapi tak memiliki niat sehingga cenderung menunda-nunda bahkan tak memiliki niat sama sekali. Padahal di dalam Alquran telah dijelaskan dalam ayat yang artinya, “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam (QS. Ali Imran: 97)

Lika-liku perjalanan Sabarudin menggapai impian untuk menunaikan haji merupakan tamparan telak bagi kita semua. Khususnya bagi mereka yang berlimpah hartanya tapi enggan menggenapi kewajiban itu. Pun juga bagi kita yang tidak memiliki materi yang banyak, patut mencontoh kerja keras dan ketulusan Sabarudin yang tak kenal lelah. Well, semoga lancar ibadah haji Sabarudin dan keluarga. Amin.

Share
Published by
Aini Boom

Recent Posts

Kronologi Kasus Kiano Alvaro, Hilang 8 Bulan Ditemukan Tak Bernyawa

Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…

5 days ago

Kasus Ira Puspadewi, Pulang dari LN untuk Negara Ternyata Dituding Korupsi

Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…

6 days ago

Profil Zohran Mamdani, Walikota Muslim Pertama di Amerika Serikat

Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…

2 weeks ago

Kasus Ledakan SMAN 72 dan Potret Ekstrim Dampak Perundungan di Kalangan Remaja

Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…

2 weeks ago

Ramai Beli Emas saat Harga Naik, Bagaimana Seharusnya?

Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…

3 weeks ago

Arab Bikin Proyek Kereta Cepat, Kenapa Biayanya Bisa Lebih Murah dari Whoosh Indonesia?

Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…

3 weeks ago