Kabar soal adanya jenazah anak buah kapal (ABK) yang dilarung ke laut menghebohkan masyarakat Indonesia. Video yang dirilis oleh media Korea Selatan MBC tersebut, sempat diulas oleh Youtuber Jang Hansol dan kemudian viral di media sosial. Dalam ulasannya, pemilik saluran Korea Reomit itu juga menyinggung soal eksploitasi kerja terhadap para ABK tersebut.
Bekerja sebagai anak buah kapal memang memiliki banyak resiko. Salah satunya adalah soal eksploitasi pada pekerja yang biasanya terjadi saat bertugas. Terlebih jika para ABK tersebut tidak mengetahui secara rinci soal hak dan perjanjian mengenai tugas-tugasnya selama bekerja. Lantas, apa saja resiko yang dihadapi oleh mereka?
Bekerja sebagai ABK yang harus melaut dalam jangka waktu yang lama, merupakan salah satu resiko yang harus siap dihadapi. Mereka yang bergelut dengan profesi ini, harus siap-siap menahan kerinduan terhadap keluarga dan kampung halaman. Terlebih, jalur komunikasi juga sulit dicapai karena berada di tengah lautan.
Eksploitasi para ABK saat mereka bertugas di kapal pencari ikan memang sudah sering terjadi. Seperti yang dialami oleh para ABK asal Indonesia di kapal Tiongkok Long Xing 629, peristiwa tersebut merupakan salah satu dari sekian kejadian soal eksploitasi yang kemudian berujung pada perbudakan.
Selama bekerja, para ABK itu tak jarang harus bertaruh nyawa dengan kondisi perairan yang terkadang tidak bisa ditebak. Di tengah gempuran ombak, mereka harus bekerja mencari ikan di bawah pengawasan kapten kapal yang tak segan memukul dan menendang mereka jika terlihat bermalas-malasan.
Baik kasus yang dialami para ABK asal Indonesia di kapal pencari ikan Rich 01 maupun Long Xing 629, hak mereka berupa gaji juga kerap tak dibayarkan sesuai perjanjian kontrak kerja yang ada. Alhasil, lengkaplah penderitaan mereka yang akhirnya bekerja seperti budak. Terutama saat dipaksa beraktivitas dengan jam-jam yang panjang.
BACA JUGA: Menengok Profesi Tukang Cuci Piring Kapal Pesiar, Gaji Bisa Buat Belanja Motor Tiap Bulan
Dalam beberapa laporan yang ada, para ABK tersebut rata-rata dipekerjakan di kapal pencari ikan asing yang tidak resmi atau illegal fishing. Terlebih, adanya pihak-pihak seperti perusahaan yang memberangkatkan awak kapal tanpa melalui prosedur resmi juga jadi problem tersendiri. Tak salah jika Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyebut profesi mereka termasuk pekerjaan yang berisiko tinggi. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?
Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…
Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…
Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…
Babak baru perjuangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dalam menghadapi putusan majelis hakim dalam…
Di media sosialnya setiap minggu selalu pamer mampu lari 5 kilometer, tapi saat di kantor…
Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar) bagaikan pelita di dalam kegelapan. Selalu yang terdepan dalam mendengarkan dan…