Sejak wabah Covid-19 merebak di beberapa wilayah Indonesia, sosok Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Panjaitan kerap menjadi sorotan. Hal ini terkait dengan ucapannya soal penanganan wabah, yang dinilai kurang memuaskan. Salah satunya adalah menolak untuk melakukan lockdown.
Meski kerap memantik pro dan kontra di masyarakat, tokoh kelahiran Sumatera Utara 28 September 1947 itu memiliki sederet rekam jejak yang gemilang. Mulai dari mengemban tugas sebagai tentara di bidang militer, hingga dipercaya untuk mengemban berbagai jabatan di pemerintahan. Selengkapnya, simak ulasan berikut ini.
Pada saat terjadi konflik bersenjata di Timor Timur (kini Tomir Leste), Luhut ikut diterjunkan sebagai perwira lapangan di Operasi Seroja. Saat itu, dirinya ditunjuk sebagai Kompi A Satgas Nanggala V di Kota Dili dengan pangkat Letnan. Saat itu, ia berhasil merebut Kota Dili meski harus mengorbankan banyak nyawa prajurit ABRI. Misi tersebut merupakan bentuk pengabdian Luhut yang menjalankan tugas negara.
Berdirinya pasukan antiteror Sat 81 Gultor di tubuh Kopassus juga tak lepas dari peran seorang Luhut Binsar Panjaitan. Kala itu, dirinya masih berpangkat Mayor Infanteri dan kemudian diutus untuk menempuh pendidikan di satuan antiteror Polisi Federal di Jerman Barat, Greenzschutzgruppe (GSG)-9. Dari pengalaman belajarnya itu, Luhut kemudian ditunjuk sebagai komandan dari satuan baru yang bernama Detasemen 81/Antiteror, yang kini berubah menjadi Sat 81 Gultor.
Selepas berkarir di dunia militer, Luhut terjun ke pemerintahan dan ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai menteri koordinator bidang kemaritiman dan investasi. Di tangannya, Presiden Joko Widodo mempercayakan urusan dan persoalan investasi dan urusan kemaritiman yang ada dalam negeri. Lewat posisi ini pula Luhut membawahi banyak kementerian lainnya.
Luhut juga dikenal memiliki perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, tepatnya di sektor batu bara yang bernama PT Toba Bara Sejahtera Tbk. Lewat perusahaannya, Luhut telah membuka banyak lapangan pekerjaan pada masyarakat. Tak hanya itu, mantan perwira tinggi baret merah Kopassus itu juga pernah menjadi Komisaris Utama di PT Kiani Kertas milik Prabowo Subianto pada 2004 silam.
Bukan rahasia umum jika posisi Luhut sebagai menteri koordinator bidang kemaritiman dan investasi, dikenal publik banyak membawahi kementerian lainnya. Tak heran jika figurnya senantiasa hadir di setiap peristiwa-peristiwa penting negara. Hal ini pun sempat mengundang kritik dari Ekonom dari Universitas Indonesia Faisal Basri. “Ini calo apa menteri? Semua diurus.” ucapnya yang dikutip dari Bisnis.tempo.co (20/11/2019).
BACA JUGA: Mengenal Sosok Luhut Panjaitan, Prajurit Tempur Elit yang Sukses Jadi Menteri dan Pebisnis
Terlepas dari dinamika yang terjadi saat ini, sosok Luhut Binsar Panjaitan sukses terpilih sebagai salah satu Menteri yang membantu Presiden Joko Widodo menjalankan pemerintahan. Dilansir dari Money.kompas.com (05/07/2019) dirinya dijuluki sebagai menteri segala urusan dengan wewenang seluas lautan. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?
Patah hati tampaknya tengah dialami para fans juara ketiga Indonesian Idol musim ke-8 sekaligus vokalis…
Beberapa waktu lalu, viral sebuah video yang memperlihatkan seorang pengemis karena aksinya yang dianggap meresahkan.…
Masyarakat Indonesia sedang berbahagia dan bangga terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang baru saja menorehkan…
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…