Pengalaman berada titik terendah dalam hidup yang penuh kekurangan, terkadang menjadi cambuk bagi mereka untuk bangkit dan meraih kesuksesan di kemudian hari. Perjalanan nasib inilah yang sempat dilalui oleh seorang pemuda asal Boyolali bernama Angga Fauzan. Dikenal sukses sebagai pendiri komunitas Boyolali Bergerak, siapa sangka ia harus mengalami pahitnya jatuh bangun di masa lalu.
Dilansir dari kumparan.com, Angga merupakan sosok yang besar dengan pengalaman yang penuh perjuangan keras. Datang dari keluarga sederhana, ia bahkan sempat merasakan kerasnya merantau ke kota besar. Tentu saja, cobaan datang silih berganti menimpa dirinya yang hanyalah seorang pemuda biasa asal pedesaan. Meski demikian, asanya merajut kehidupan hingga sukses ternyata bisa menginspirasi sesama.
Hidup merantau di Ciracas, Jakarta Timur, orang tua Angga berjuang menafkahi keluarganya dengan berjualan ayam goreng. Namun apa daya, lapak usahan keluarganya terpaksa tutup akibat terkena penggusuran pada 2004. Balik ke titik nol, ia pun diboyong kembali kampung asalnya di di dukuh Tumang Krajan, Desa Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Di sana, kedua orangtua Angga beralih profesi agar tetap bisa mengganjal perut mereka. Sang ayah yang tadinya berjualan ayam goreng, saat itu memilih menekuni pekerjaan sebagai pengrajin tembaga. Sementara sang ibu berjualan gorengan keliling desa. “buku jual gorengan dari aku SD sampai aku kuliah, jual ayam goreng, jual tempe goreng, bakwan dan sebagainya. Pokoknya penjual gorengan itu, dan dia keliling desa. ” ujar Angga yang dikutip dari kumparan.com
Saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Angga harus mengalami perundungan dari teman-temannya. Apalagi kalau bukan latar belakang ekonominya yang tergolong kurang mampu. Meski demikian, Angga berhasil melewati ujian hidup tersebut dengan kesabaran yang luar biasa. Hingga menginjak SMA, ia bahkan berhasil menyabet 14 prestasi kejuaraan dari kompetisi menggambar, pidato, dan majalah dinding.
Aktifitas padatnya itu ternyata membuahkan hasil. Angga terpilih menjadi penerima beasiswa Rumah Kepemimpinan, yakni sebuah program beasiswa yang mengader calon pemimpin-pemimpin bangsa. Alhasil, ia pun sempat sempat mengajar di Panti Asuhan Ceporer, Ho Chi Minh, Vietnam selama 45 hari ketika bulan Ramadhan tahun 2014 sebagai Exchange Participant AIESEC di ITB. setelah lulus dari ITB pada 2016, Angga terpilih mendapatkan beasiswa LPDP pada 2018 dan kini melanjutkan S2 di jurusan Design and Digital Media, The University of Edinburgh di Inggris.
BACA JUGA: Kisah Pemuda Boyolali yang Sukses Menembus Persaingan di Perusahaan Teknologi Dunia
Pepatah kuno Arab mengatakan “Man Jadda WaJada” atau “Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil. Bagaimana sosok Angga yang dulunya hidup berimpitan dengan kekurangan, kini berhasil mendulang prestasi hingga ke luar negeri. Perjuangannay hingga sukses di atas, seolah menjadi pembuktian. Bahwa tidak ada yang tak mungkin selama kita mau terus bergerak dan berusaha.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…