Categories: Trending

5 Hal ini Membuktikan Bahwa Perkelahian Anak SD Gak Kalah Mengerikan dari Orang Dewasa

Jika melihat anak kecil berkelahi, tentu kita berpikir jika itu hal yang wajar, namanya juga anak kecil. Tapi jangan salah, perkelahian yang terjadi pada anak-anak juga kadang nggak kalah mengerikan dari orang dewasa. Kelalaian dalam memberikan pengawasan kadang membuat mereka lebih liar dari apa yang kita bayangkan.

Ya, mungkin sebagai orang yang lebih dewasa kita berusaha memberikan contoh sebaik-baiknya. Tapi, bagaimana dengan lingkungan bermain dan tontonan yang mereka saksikan? Yang perlu kita tahu, anak-anak adalah peniru nomor satu. Apa yang dia lihat tiap hari adalah yang dia pelajari. Anak kecil juga bisa melakukan hal yang dilakukan orang dewasa. Bahkan, ketika berkelahi, mereka bisa lebih mengerikan dari orang dewasa. Berikut ini beberapa buktinya.

Anak kecil juga bisa melayangkan pukulan mematikan

Kasus bullying memang tak pernah bisa lepas dari dunia pendidikan. Bahkan, di sekolah tingkat SD sudah banyak terjadi kasus demikian. Entah dari mana anak-anak kecil tersebut belajar menindas teman sebayanya. Tapi yang jelas, kasus tersebut benar-benar terjadi, bahkan berakibat fatal. Seperti yang tengah viral di pelbagai media sosial saat ini, kasus bocah kelas 2 SD asal Sekolah Dasar Negeri Longkewang, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Korban tewas karena dipukul teman sekelas [image source]
Bocah tersebut tewas karena dibully teman sekelas. Awalnya, kisahnya dibagikan oleh netizen bernama Ambbu Abbi. Dari cerita yang dibagikan Ambbu Abbi, korban berinisial SR merenggang nyawa setelah dipukuli oleh teman sekelas. Awalnya, korban SR pingsan setelah dipukul. Pihak sekolah sempat memberikan pertolongan, namun karena tak kunjung sadar, akhirnya diputuskan untuk melarikan korban ke puskesmas terdekat, namun sayang nyawa korban tidak tertolong. Dari kejadian tersebut, tentu kita tak bisa menilai bahwa perkelahian anak SD itu masalah sepele.

Anak kecil juga bisa berlagak preman, main kroyok teman sekolah

Nyatanya, sistem pergaulan dengan membentuk ‘geng’ sudah ada sejak bangku SD. Di mana salah satu siswa ada yang dianggap paling pantas berperan sebagai atasan atau bos. Sementara lainnya adalah para bawahan yang siap diberi perintah apapun. Buruknya dari sistem pertemanan tersebut adalah, sang ketua pasti punya jiwa besar kepala. Karena merasa kuat dan berkuasa, ia pun gemar menindas teman lainnya. Sebagai contohnya saja, satu kasus yang terjadi pada Dayan Ahmadi, bocah asal Kasongan, Kalteng.

Bocah yang dikeroyok hingga buta [image source]
Bocah tersebut pulang ke rumah dalam kondisi bengkak-bengkak di bagian wajah. Selain itu, Dayan juga terus mengeluarkan darah dari hidung. Karena khawatir, akhirnya keluarga merujuknya ke rumah sakit. Dari situlah Dayan mengaku jika dikeroyok oleh teman-teman sekolahnya. Parahnya lagi, tak lama setelahnya, mata Dayan juga mengalami kebutaan. Itulah sebab kenapa para pendidik di sekolah harus ekstra waspada dengan adanya bibit-bibit gengster di sekolah.

Peruncing pensil bisa jadi senjata

Mungkin kita tahu, anak SD zaman sekarang nggak lagi lugu-lugu seperti yang dulu. Selain sudah kenal pacar-pacaran, sebagian juga kenal senjata tajam. Mungkin, umumnya anak sekolah membawa cutter untuk meraut pensil. Namun, kasus yang terjadi Kabupaten Pinrang sungguh di luar dugaan. Seorang pelaku berinisial FA menikam korban AS menggunakan pisau peruncing pensil sebelum pelajaran dimulai.

Pelaku penikaman teman sendiri [image source]
Latar belakangnya sendiri karena dendam, pelaku sebelumnya kerap ditendang oleh korban. Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka tusukan di punggung sebelah kanan. Korban pun segera dilarikan ke puskesmas setempat. Beruntung luka tusukan tersebut tidak terlalu dalam.

Apa saja bisa dimanfaatkan sebagai pemukul

Bullying memang kerap terjadi tanpa alasan yang jelas. Ada kalanya, seorang korban ditindas hanya karena dia penakut. Sifat tidak melawan tersebut yang justru menjadikannya langganan untuk ditindas oleh si pembully. Hal itu pula yang terjadi pada Muhamad Syahrul, siswa kelas VI di SDN Kramat Watu 3 ini kerap dipukul di bagian kepalanya tanpa alasan yang jelas. Hingga suatu hari, ia mengatakan tidak mau lagi bersekolah. Karena tidak mengatakan alasan yang jelas, orangtua korban tentu tidak mengabulkan permintaannya.

Ilustrasi korban bully [image source]
Namun, suatu kali korban mengeluhkan sakit kepala, korban sampai dilarikan ke rumah sakit karena mengalami pembengkakan di kepala dan kejang-kejang. Menurut keterangan dokter, kepala korban tersebut terjadi karena pukulan benda tumpul. Saat itu, barulah korban bersedia cerita pada dokter bahwa teman sekelasnya selalu memukul bagian kepalanya.

Anak SD juga sudah kenal tawuran

Sudah dibahas sebelumnya jika anak kecil memang peniru nomor satu, mereka juga sudah mengenal geng-gengan. Mungkin satu kasus yang terjadi antara SD Gunung Brintik dan SD Al Khotimah yang menyerang SD Pekunden pada akhir 2016 lalu bisa jadi tamparan keras bagi kita semua. Pasalnya, anak-anak kecil tersebut juga membawa senjata tajam dan juga ikat pinggang yang dilengkapi besi, seperti tindakan ala-ala tawuran SMA dan mahasiswa.

Anak anak kecil yang berniat tawuran akan diberi bimbingan khusus [image source]
Pemerintah Kota Semarang dan Dinas Pendidikan merasa begitu prihatin dengan fenomena ini. Beruntung aksi tawuran tersebut tak sampai terjadi karena lebih dulu ketahuan. Lebih beruntung lagi, pemkot memutuskan tidak memberikan hukuman pada anak-anak tersebut, namun siap memberikan bimbingan khusus agar kejadian serupa tak sampai terjadi.

Itulah sedikit contoh bahwa anak kecil juga bisa berbahaya seperti halnya orang dewasa. Oleh sebab itu, ada baiknya kita selalu memberikan perhatian dan pengawasan khusus bagi mereka, anak-anak yang lagi masa-masanya meniru.

Share
Published by
Nikmatus Solikha

Recent Posts

Dubai Dihantam Hujan Badai Sebabkan Banjir, Puluhan Nyawa Melayang

Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…

1 day ago

Seorang Ibu Harus Kehilangan Bayinya karena Dipijat Nenek Buyut Sejak Baru Lahir

Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…

2 days ago

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Usai Pesta Ganja Pakai Modus Baru Rokok Elektrik

Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…

4 days ago

Wah Ratusan KK Warga Desa Wunut Klaten Mendapat THR 400 Ribu dari Pendapatan Desa!

Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…

6 days ago

Idap Anemia Aplastik Sejak Tahun Lalu, Babe Cabita Hembuskan Napas Terakhirnya

Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…

2 weeks ago

Kecelakaan Maut KM 58 Tol Cikampek Sebabkan 12 Orang Meninggal Dunia Seketika

Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…

3 weeks ago