Jika melihat anak kecil berkelahi, tentu kita berpikir jika itu hal yang wajar, namanya juga anak kecil. Tapi jangan salah, perkelahian yang terjadi pada anak-anak juga kadang nggak kalah mengerikan dari orang dewasa. Kelalaian dalam memberikan pengawasan kadang membuat mereka lebih liar dari apa yang kita bayangkan.
Ya, mungkin sebagai orang yang lebih dewasa kita berusaha memberikan contoh sebaik-baiknya. Tapi, bagaimana dengan lingkungan bermain dan tontonan yang mereka saksikan? Yang perlu kita tahu, anak-anak adalah peniru nomor satu. Apa yang dia lihat tiap hari adalah yang dia pelajari. Anak kecil juga bisa melakukan hal yang dilakukan orang dewasa. Bahkan, ketika berkelahi, mereka bisa lebih mengerikan dari orang dewasa. Berikut ini beberapa buktinya.
Kasus bullying memang tak pernah bisa lepas dari dunia pendidikan. Bahkan, di sekolah tingkat SD sudah banyak terjadi kasus demikian. Entah dari mana anak-anak kecil tersebut belajar menindas teman sebayanya. Tapi yang jelas, kasus tersebut benar-benar terjadi, bahkan berakibat fatal. Seperti yang tengah viral di pelbagai media sosial saat ini, kasus bocah kelas 2 SD asal Sekolah Dasar Negeri Longkewang, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Nyatanya, sistem pergaulan dengan membentuk ‘geng’ sudah ada sejak bangku SD. Di mana salah satu siswa ada yang dianggap paling pantas berperan sebagai atasan atau bos. Sementara lainnya adalah para bawahan yang siap diberi perintah apapun. Buruknya dari sistem pertemanan tersebut adalah, sang ketua pasti punya jiwa besar kepala. Karena merasa kuat dan berkuasa, ia pun gemar menindas teman lainnya. Sebagai contohnya saja, satu kasus yang terjadi pada Dayan Ahmadi, bocah asal Kasongan, Kalteng.
Mungkin kita tahu, anak SD zaman sekarang nggak lagi lugu-lugu seperti yang dulu. Selain sudah kenal pacar-pacaran, sebagian juga kenal senjata tajam. Mungkin, umumnya anak sekolah membawa cutter untuk meraut pensil. Namun, kasus yang terjadi Kabupaten Pinrang sungguh di luar dugaan. Seorang pelaku berinisial FA menikam korban AS menggunakan pisau peruncing pensil sebelum pelajaran dimulai.
Bullying memang kerap terjadi tanpa alasan yang jelas. Ada kalanya, seorang korban ditindas hanya karena dia penakut. Sifat tidak melawan tersebut yang justru menjadikannya langganan untuk ditindas oleh si pembully. Hal itu pula yang terjadi pada Muhamad Syahrul, siswa kelas VI di SDN Kramat Watu 3 ini kerap dipukul di bagian kepalanya tanpa alasan yang jelas. Hingga suatu hari, ia mengatakan tidak mau lagi bersekolah. Karena tidak mengatakan alasan yang jelas, orangtua korban tentu tidak mengabulkan permintaannya.
Sudah dibahas sebelumnya jika anak kecil memang peniru nomor satu, mereka juga sudah mengenal geng-gengan. Mungkin satu kasus yang terjadi antara SD Gunung Brintik dan SD Al Khotimah yang menyerang SD Pekunden pada akhir 2016 lalu bisa jadi tamparan keras bagi kita semua. Pasalnya, anak-anak kecil tersebut juga membawa senjata tajam dan juga ikat pinggang yang dilengkapi besi, seperti tindakan ala-ala tawuran SMA dan mahasiswa.
Itulah sedikit contoh bahwa anak kecil juga bisa berbahaya seperti halnya orang dewasa. Oleh sebab itu, ada baiknya kita selalu memberikan perhatian dan pengawasan khusus bagi mereka, anak-anak yang lagi masa-masanya meniru.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…