Berada dalam kondisi yang serba terbatas mungkin bagi sebagian orang dirasakan sebagai beban. Namun, apa yang dilakukan oleh anak-anak SD ini sungguh luar biasa. Mereka tetap bersemangat dan berusaha agar tetap bisa bersekolah meski harus berjuang lebih keras lebih dibanding teman-temannya yang lain.
Masa sekolah yang seharusnya diisi dengan keceriaan dan penuh tawa, harus dilalui dengan penuh perjuangan karena keterbatasan yang dimiliki. Kisah anak-anak SD di bawah ini adalah potret nyata yang mengajarkan arti sebuah kerja keras yang sesungguhnya. Selengkapnya, simak ulasan berikut ini.
Fisik yang tak sempurna bukan menjadi penghalang bagi Stenly Yesi Ndun untuk tetap bersekolah. Bocah difabel asal Desa Tuapanaf, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara (NTT) itu hanya memiliki satu kaki sejak dilahirkan. Meski demikian, ia tetap semangat pergi menimba ilmu dengan menggunakan tongkat kayu sebagai penyangga. Benda itulah yang menemaninya dalam perjalanan sejauh 1 kilometer.
Demi bekal untuk bersekolah, Erwin harus berjuang dengan berjualan bakso pikul yang dipanggulnya setiap hari. Bocah berusia 7 tahun yang bersekolah di Madrasah Iftidaiyyah (MI) Al-Muttaqien, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut tersebut, hanya mendapatkan upah sebesar Rp5-6 ribu dari bakso yang diambil dari tetangganya tersebut. Ia tetap tegar berjualan bakso meski kerap ditertawakan oleh teman-temannya.
Sosok Putra sempat menjadi sorotan pada tahun 2019 lalu karena bersekolah sambil menjual cilok. Bocah yang berusia 12 tahun itu berjualan demi memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Ia merupakan yatim piatu namun memiliki seorang kakak dan dua orang adik. Putra yang tinggal di daerah Pondok Aren, Tangerang Selatan ini kerap menjajakan ciloknya hingga larut malam.
Kegigihan Abdul untuk menimba ilmu di sekolah memang sangat luar biasa. Di tengah keterbatasan fisik yang dialaminya, ia tetap semangat pergi menimba ilmu walau harus dengan cara merangkak. Bocah yang bersekolah di SDN 10 Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat itu harus menempuh jarak sejauh tiga kilometer dari rumah hingga ke sekolahnya.
Perjuangan keras lainnya juga dirasakan oleh Teguh Niccolas Saputra, siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Banyurip, Kecamatan Jenar, Sragen, Jawa Tengah. Demi membantu kedua orang tua dan mendapatkan uang saku, bocah yang akrab dipanggil Nicco itu berjualan es di sekolahnya sembari menimba ilmu. Meski saban hari menggendong termos berisi es, ia tak merasa malu berjualan di antara teman-temannya.
BACA JUGA: 5 Kisah Anak-Anak yang Harus Berjuang Mencari Rejeki untuk Keluarga
Meski harus berjuang lebih keras dari rekan-rekan seusianya, perjuangan anak-anak SD di atas dalam menimba ilmu di sekolah sangat luar biasa. Himpitan ekonomi dan keterbatasan secara fisik yang dialami, bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk terus berusaha. Salut ya Sahabat Boombastis.
Patah hati tampaknya tengah dialami para fans juara ketiga Indonesian Idol musim ke-8 sekaligus vokalis…
Beberapa waktu lalu, viral sebuah video yang memperlihatkan seorang pengemis karena aksinya yang dianggap meresahkan.…
Masyarakat Indonesia sedang berbahagia dan bangga terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang baru saja menorehkan…
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…