perayaan imlek di Indonesia
Masyarakat Tionghoa tidak bisa dipisahkan dari sejarah Indonesia. Dari dulu hingga sekarang banyak masyarakat Tionghoa memberikan sumbangsih besar terhadap kemajuan negeri ini. Sayangnya, mereka kadang dianggap sebagai suku yang suka “menginvasi” hingga saat Orde Baru terus disudutkan.
Akhirnya sejak Presiden Gus Dur memimpin Indonesia. Keberadaan mereka menjadi lebih diakui. Bahkan salah satu perayaan terbesar dari masyarakat Tionghoa dibuat menjadi hari libur nasional. Mulai dari sini, budaya Tionghoa jadi lebih bisa diterima, bahkan beberapa telah berbaur dengan kebudayaan pribumi yang agung.
Anyway, inilah lima fakta unik perayaan imlek di Indonesia. Mari kita simak bersama-sama.
Saat Orde Baru berkuasa, banyak masyarakat Tionghoa yang merasakan diskriminasi rasial secara mengerikan. Mereka harus mengganti nama mereka di KTP menjadi lebih Indonesia. Bahkan agama Konghucu pun tak diizinkan ada di KTP. Mau tidak mau mereka harus memilih satu dari lima agama yang dinyatakan resmi di Indonesia.
Satu masalah yang sering dialami oleh masyarakat Tionghoa saat Orde Baru adalah adanya Inpres No.14/1967 tentang pembatasan Agama, Kepercayaan, dan adat istiadat Tionghoa. Akhirnya saat Gus Dur menjabat menjadi presiden, beliau mengeluarkan Keppres No.6/2000 untuk mencabut Inpres itu. Sejak pencabutan itu pada tahun 2001, Menteri Agama menetapkan Hari Raya Imlek sebagai hari libur nasional fakultatif.
Di Kota Solo adalah salah satu perayaan yang bisa dibilang sangat unik. Namanya adalah grebeg Sudiro. Perayaan ini dilakukan untuk menyambut hari raya Imlek yang dirayakan oleh etnis Tionghoa sejak tahun 2007. Meski demikian, acara ini justru dilakukan bersama-sama dan dicampuri budaya Jawa yang sangat kental.
Cap Go Meh adalah salah perayaan yang dilakukan 15 hari setelah Imlek. Biasanya di negara besar seperti Tiongkok dan Taiwan, Cap Go Meh merupakan even perjamuan besar. Pesta dan pawai dilakukan di jalanan dari pagi hingga malam. Di Indonesia sendiri perayaan Cap Go Meh banyak dilakukan di pecinan khususnya di daerah Singkawang, Kalimantan Barat.
Beberapa hari yang lalu terselenting kabar jika masyarakat Tionghoa dilarang memiliki hak kepemilikan tanah di Yogyakarta. Hal ini membuat suasana kerukunan ras di Yogyakarta mulai panas. Namun, hal itu semua segera sirna akibat akan diselenggarakannya Pekan Budaya Tionghoa di Yogyakarta.
Inilah lima fakta unik dari sejarah perayaan Imlek di Indonesia. Sejak ditetapkan sebagai hari libur nasional, banyak kota besar lambat laun menyelenggarakan festival Imlek. Mereka memberikan kesempatan kepada warga Tionghoa agar lebih eksis dan berbaur dengan kebudayaan lokal. Anda ikut merayakan Imlek tidak?
Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…
Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…
Sedang ramai di media sosial dan media massa tentang aksi nekat Biro Pers, Media, dan…
Sudah sembilan bulan berjalan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi mega proyek yang penuh tanda…
Nama Glory Lamria kini menjadi sorotan warganet. Paras cantik diaspora yang tinggal di Amerika Serikat…
Kasus pencopotan jabatan Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih, Sumsel terus bergulir bak bola panas. Apalagi…