Selain perangkat pertandingan, pemain atau pelatih klub, ternyata dewasa ini pawang hujan juga memiliki peran krusial di sebuah pertandingan bola. Meski terlihat tidak masuk akal, namun budaya itu tetap eksis di laga-laga bola tanah air. Seperti halnya Persija Jakarta yang kerap mempercayakan jalannya acara terhadap orang ‘pintar’ yaitu Tatang Riyadi sang pengendali hujan.
Bakat sebagai seorang pawang hujan sendiri diperoleh turun temurun dari sang ayah. Dilansir laman Poskota, dirinya merupakan generasi kedua dari keluarga. Penampilan pria paruh baya yang nyetrik ini kerap membuatnya dijuluki sebagai pawang kampus. Beberapa kali aksinya berhasil menjinakkan hujan untuk menetes, dan terbaru adalah saat kompetisi AFC Persija melawan Song Lam Nghe An (SLNA) juga sukses tanpa guyuran air langit.
Kendati terlihat tidak masuk akal, namun profesi Pak Tatang tetap diminati oleh klub-klub lokal tanah air. Kekhawatiran akan hujan ini, menunjukkan apabila banyak lapangan Indonesia belum banyak yang layak. Sebagai negara yang beriklim tropis sudah sewajarnya apabila kesebelasan di Indonesia juga memperhatikan hal tersebut saat membangun stadion.
Seminggu terakhir jagad dunia maya, baik media sosial maupun media online diramaikan oleh satu nama,…
Hati-hati bikin seseorang jadi guyonan. Apalagi kalau yang dibikin meme adalah sosok sekelas menteri, seperti…
Makin ramai jalanan, makin besar potensi keributan. Itu pula yang dialami oleh Faisal, karyawan dan…
Kekuatan rakyat dunia maya memang sangat luar biasa. Seperti angin yang berhembus di celah-celah sempit,…
Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…
Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…