Laut Cina Selatan (LCS) belakangan menjadi perhatian setelah pandemi Covid-19 yang banyak menghantam negara-negara di dunia. Kawasan yang sempat diberitakan menuai konflik antara Cina dengan negara-negara di Asia Tenggara itu, seolah membuka kembali masalah batas wilayah yang sejatinya masih disengketakan.
Negeri Tirai bambu itu sendiri diketahui telah memiliki sebuah stasiun cuaca di beberapa titik kepulauan Laut Cina Selatan. Salah satunya berada di Fiery Cross Reef atau Yongshu Reef (pulau karang Yonshu). Meski demikian, stasiun cuaca tersebut dilaporkan telah diperkuat dengan sejumlah alutsista dan perlengkapan militer.
Setelah berjalan sekian lama, mulailah niat asli pemerintah Cina di Fiery Cross Reef yang disebut oleh Time – sebagai terumbu karang yang terletak di Kepulauan Spratly tersebut, terlihat dengan adanya reklamasi besar-besaran untuk membuat pulau buatan di sekitarnya.
Pembangunan besar-besaran yang dimulai sejak 2014 silam di Fiery Croos Reef, membuat kawasan tersebut kini telah menjadi pangkalan militer permanen, lengkap dengan landasan udara sepanjang 3.300 meter, pelabuhan laut, serta beberapa unit garnisun tentara. Tangkapan satelit menunjukkan beberapa alutsista juga dikerahkan di sana.
Tak hanya sekedar pesawat pengintai dan patroli maritim, alutsista lainnya yang bakal ditempatkan adalah pesawat pembom jarak jauh AU China, Xian H-6N yang mampu membawa Rudal Balistik Dongfeng -21D atau rudal supersonic CJ-100. Sebagai uji coba, pesawat komersil dari Hainan Airlines didaratkan untuk mencoba landasan pacu yang ada.
Sementara untuk pertahanan diri, Cina memiliki sistem rudal anti kapal YJ-12B yang mampu membabat sasaran dalam jarak 295 mil laut jika ada kapal musuh yang berani mendekati pangkalan militer mereka. Sedangkan pertahanan udara HQ-9B menjadi tameng dari pesawat tempur, drone militer, dan rudal jelajah sejauh 160 mil laut.
BACA JUGA: Panas Soal Klaim Wilayah Natuna, Begini Perbandingan Militer Indonesia dan China Saat Ini
Menyusul persetujuan Dewan Negara, kota Sansha di Provinsi Hainan, Cina Selatan, pada bulan April, pihaknya mengumumkan pembentukan dua distrik baru untuk mengelola pulau-pulau Xisha dan Zhongsha dan sekitarnya perairan di Laut Cina Selatan. Ini artinya, Cina mula serius membangun kekuatan militer yang sudah seharusnya disikapi serius oleh negara-negara yang memiliki kedaulatan di Laut Cina Selatan, terutama Indonesia.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…